ANAMBAS TERKINI

Menanti Lama Sejak Jadi Kabupaten, Desa Mengkait Anambas Akhirnya Bisa Nikmati Layanan 4G

Sudah cukup lama warga yang mayoritasnya dikenal dengan suku laut ini, menanti kualitas layanan internet layaknya di ibu kota kabupaten, Tarempa.

tribunbatam.id/Dokumentasi Humas Pemkab Anambas
Wakil Bupati Anambas, Wan Zuhendra menghadiri pelantikan Kepala Desa Mengkait Amos Apui sekaligus pemberian kartu elektronik kepada perwakilan warga Desa Mengkait, Kecamatan Siantan Selatan, Kamis (23/1/2020). Layanan telekomunikasi di desa ini diketahui sudah 4G. 

TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Warga Desa Mengkait, Kecamatan Siantan Selatan, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri akhirnya bisa menikmati layanan internet dengan kualitas 4G.

Sudah cukup lama warga yang mayoritasnya dikenal dengan suku laut ini, menanti kualitas layanan internet layaknya di ibu kota kabupaten , Tarempa.

Mereka hanya biasa pasrah menerima kualitas internet paket data dengan kualitas 2G. Untuk bisa menikmati layanan internet, warga biasa menumpang menggunakan jaringan internet dari sekolah bantuan Kemkominfo.

Sayangnya, layanan ini terbatas dengan operasional sekolah. Ketika listrik di sekolah padam, layanan internet gratis di sekolah pun sukar didapat.

Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Kepulauan Anambas, Jeprizal mengatakan, sudah ada dua desa yang telah diaktifkan layanan internet 4G.

"Kemarin sudah ada dua desa yang kita aktifkan layanan 4G nya," ujar Jeprizal kepada wartawan, Kamis (14/5/2020).

Pemerintah Daerah Kepulauan Anambas, menurutnya telah mengusulkan 14 site Base Tranceiver Station (BTS), dan secara bertahap Kemenkominfo akan melakukan peningkatan layanan kualitas jaringan.

Secara perlahan dan bertahap, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) sudah mengupgrade terhadap akses jaringan internet bagi wilayah perbatasan NKRI.

Jeprizal mengatakan, Kepala Desa Mengkait menyampaikan ucapan terima kasihnya terutama dari masyarakat yang kini sudah bisa menikmati layanan internet 4G.

Tentunya hadirnya layanan jaringan 4G di beberapa desa dapat membawa keuntungan bagi masyarakat, terlebih lagi dengan sudah bisa diaksesnya layanan 4G juga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.

HARI Ini, Bantuan Kemensos Senilai Rp 600.000 Disalurkan, Warga Batam Datangi Kantor Pos 

Minum Rebusan Jahe Merah dan Rasakan Manfaatnya untuk Kesehatan hingga Kesuburan Pria

Hal ini tak akan terlaksana apabila tidak adanya sinergitas Pemda dengan pihak Kementrian Kominfo BAKTI dan operator Telkom Group.

"Tentunya kami sangat berterimakasih sekali kepada pihak terkait yang telah mengakomodir permintaan dari Pemerintah Daerah dalam memenuhi kebutuhan akses telekomunikasi masyarakat," terangnya.

Kendala Jaringan di Pulau Matak

Kualitas jaringan telekomunikasi di Desa Putik, Pulau Matak, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri terkendala akibat virus Corona.

Itu setelah teknisi provider yang rencananya berangkat ke Anambas harus mengurungkan niatnya karena pembatasan akses transportasi.

Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Kepulauan Anambas, Japrizal mengatakan, pihak provider ingin layanan 4G di sana terealisasi sebelum hari raya Idul Fitri. Bahkan peralatan pelayanan, menurutnya sudah dalam pengiriman.

"Pihak provider sudah menyurati Pemda supaya membantu teknisi ini untuk bisa ke Anambas," ujarnya kepada sejumlah awak media, Senin (11/5/2020).

Pihak provider kabarnya sudah berkoordinasi dengan Diskominfotik dalam mencarikan transportasi berdasarkan surat tugas.

Rencananya, akan ada empat teknisi yang nantinya memperbaiki layanan 4G di site Putik.

Melihat bahwa keinginan masyarakat Putik yang sanga antusias sekali dan memang sudah jadi kebutuhan daerah, maka pihak Diskominfotik akan melakukan koordinasi dengan Syahbandar dan kapal kargo agar bisa membawa empat teknisi ini ke Anambas.

Sementara itu masyarakat yang berada di Payalaman, Kecamatan Kute Siantan dan sekitarnya juga mengeluhkan layanan internet yang sudah diakses, bahkan untuk menelpon saja sangat sulit sekali.

Setelah dilakukan pengecekan pemakaiannya maksimal (Pull), karena daerah tersebut masih menggunakan VSat akibatnya terjadi gangguan.

"Kami optimis dapat memenuhi keinginan masyarakat yang ada di Payalaman dan sekitarnya untuk layanan 4G sama dengan di ibu kota kabupaten, Tarempa. Sebab galian juga sudah sampai di site Putik dan Payalaman," jelasnya.

Kisah Sukses Anak Desa Mengkait

Anak-anak di Desa Mengkait Kecamatan Siantan Selatan sudah terbiasa bermain pasir dan air asin di laut.

Ketiadaan fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Anak-Anak, menjadikan laut menjadi taman bermain mereka.

Lokasi pulau yang hanya mencapai empat hektare, menjadi kendala yang harus dihadapi masyarakat desa untuk merealisasikan hadirnya pendidikan PAUD dan TK di desa mereka.

Ramai Kabar Naysila Mirdad Akan Menikah Tahun Ini dan Jadi Mualaf, Ini Penjelasan Lydia Kandou

"Mayoritas anak-anak menjadikan laut sebagai taman bermain mereka. Di sana, belum ada fasilitas PAUD atau TK. Dan ini yang mereka sampaikan kepada kami," ujar anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Anambas Mulyadi Minggu (1/10/2017).

Politisi Partai Hanura yang melakukan reses ke desa itu belum lama ini juga mendapat keluhan masyarakat akan air bersih. Sekitar empat ratus Kepala Keluarga di pulau itu masih harus menyebrang ke Pulau Temiang yang dapat ditempuh menggunakan kapal pompong selama 20 menit.

"Mereka masih menampung air. Dan ini mereka lakukan semenjak Anambas belum menjadi kabupaten. Terkadang, mereka menampung air ketika hujan turun," ungkapnya. Keluhan yang disampaikan kepadanya itu pun, akan ia coba untuk direalisasikan melalui APBD tahun anggaran 2018 mendatang.

Adapun untuk pemenuhan air bersih masyarakat, ‎pemerintah telah mempersiapkan Detail Engineering Design untuk penyambungan pipa untuk menghubungkan antar pulau khususnya dari Pulau Temiang ke Desa Mengkait.

"Sementara, untuk pembangunan PAUD, masyarakat siap menghibahkan lahannya, meskipun lahan yang ada di sana terbatas," bebernya.

‎Pria yang akrab disapa Kan Kan ini mengatakan, meski di desa telah terdapat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), pelajar di desa itu terpaksa harus mengenyam pendidikan

di luar desa seperti ke Tarempa bahkan Tanjungpinang. Perjuangan mereka untuk mengenyam pendidikan pun, tidak mudah terlebih ketika cuaca laut mulai ekstrem.

Ramai Kabar Naysila Mirdad Akan Menikah Tahun Ini dan Jadi Mualaf, Ini Penjelasan Lydia Kandou

UPDATE Data 10 Negara dengan Kasus Corona Tertinggi di Dunia, Kamis (14/5) Pagi, Total 4.422.147

Untuk sampai ke Tarempa, masyarakat desa harus menempuh perjalanan selama tiga jam menggunakan kapal kayu. Lama waktu tempuh ini, bisa dipangkas bila menggunakan kapal speed hingga satu jam, tentunya dengan konsekuensi biaya yang ‎jauh dari kata terjangkau.

"Seperti berangkat kami reses itu, sudah dua kali kami coba namun cuaca kurang mengizinkan karena ombak di laut mencapai dua meter. ‎Namun demikian, tidak sedikit anak Desa Mengkait yang kini sudah menjadi PNS, bahkan anggota Polri," ucapnya.(TribunBatam.id/Rahma Tika)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved