VIRUS CORONA DI KARIMUN
Sempat Diperbolehkan Pulang, 2 Warga di Karimun Masuk PDP Covid-19, Rapid Test Reaktif Virus Corona
Sebanyak 3 PDP diketahui meninggal dunia. Ketiganya dinyatakan negatif Covid-19 setelah hasil pemeriksaan laboratoriumnya keluar.
TRIBUNBATAM.id, KARIMUN - Dua warga Karimun yang sebelumnya diperbolehkan pulang setelah dirawat masuk dalam Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19.
Ini setelah hasil rapid test menunjukkan mereka reaktif virus Corona. Padahal seluruh PDP yang dirawat, diperbolehkan pulang pada 9 Mei 2020, karena hasil pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) menyatakan negatif Covid-19.
Dua orang PDP baru ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Rachmadi dalam rilis terbaru perkembangan Covid-19 pertanggal 17 Mei 2020.
Saat ini mereka dirawat di ruang isolasi RSUD Muhammad Sani Kabupaten Karimun.
"Jumlah PDP 24 orang, selesai Pengawasan 22 orang, proses pengawasan di Rumah Sakit 2 Orang dan proses pengawasan rumah tidak ada," kata Rachmadi dalam rilisnya.
Sebanyak 3 PDP diketahui meninggal dunia. Ketiganya dinyatakan negatif Covid-19 setelah hasil pemeriksaan laboratoriumnya keluar.
Untuk pasien positif Covid-19 berjumlah 5 orang. Sebanyak 4 oramg diantaranya sembuh dan 1 dalam proses rawat.
Kemudian untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) hanya tinggal satu orang, yang berada di Kecamatan Moro. Dari 280 ODP, sebanyak 279 orang telah selesai menjalani pemantauan.
Proses pemeriksaan lab PCR dilakukan terhadap 34 orang.
Rinciannya PDP diperiksa 24 orang (2 positif, 20 negatif dan 2 on proses), ODP diperiksa 5 orang (semuanya negatif) serta OTG diperiksa 5 orang (3 positif dan 2 negatif).
• Dapat Tambahan 474 Penerima Bantuan dari Kemensos, Kadinsos Jelaskan Soal PKH Terkejut di Bintan
• Alex Juara MotoGP Virtual GP Italia, Marc Marquez: Saya Terima Kekalahan Ini Karena Hanya Video Game
Selanjutnya 696 orang diperiksa rapid antibody. Hasilnya 12 reaktif (6 PDP, 5 OTG dan 1 ODP) serta 684 non reaktif.
Nihil Kematian Akibat Corona
Penanganan kasus pandemi corona atau covid-19 di Kepri mulai membuahkan hasil.
Di Karimun, total sudah 4 pasien corona dinyatakan sembuh.
Diketahui, total kasus pasien positif covid-19 di Karimun mencapai 5 kasus.
Artinya masih tersisa satu pasien positif covid-19 yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muhammad Sani, Karimun.
Namun dari keempat pasien yang sembuh, ada satu pasien yang berusia lanjut, yakni 90 tahun.
Saat pertama kali dirawat di RSUD Muhammad Sani, keadaan Pasien 02 cukup buruk dan mengkhawatirkan.
Hasil penanganan pasien positif Covid-19 di Kabupaten Karimun saat ini cukup baik.
Penanganan terhadap para pasien dilakukan secara intensif oleh tim medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muhammad Sani Kabupaten Karimun.
Tribunbatam.id sempat melakukan wawancara dengan dokter sepesialis paru RSUD Muhammad Sani Kabupaten Karimun, dr Dyah Nurwidiasih.
Dokter jebolan Fakultas Kedokteran UNS Provinsi Jawa Tengah mengatakan pihaknya melakukan penanganan sebagaimana protokol penanganan Covid-19.
Namun terhadap para pasien, dr Dyah juga menekankan pendekatan secara psikologis, selain menjalankan metode pengobatan dan terapi.
Bersama tim dokter dan perawat yang menangani pasien Covid-19, Dyah mengajak para pasien agar terbuka tentang apa yang mereka keluhkan.
• Resmi Pensiun, Inilah Prestasi yang Diraih Tontowi Ahmad: 3 Kali Juara All England, Emas Olimpiade
Sebaliknya tim medis juga meminta agar para pasien dapat tenang dan bersabar selama menjalani perawatan.
"Lebih pendekatan ke pasien. Ajak bincang-bincang pasien. Menjelaskan keadaan pasien sakitnya apa, dari tanda-tanda klinisnya mengarah ke suspect virus Corona. Yang saat ini sedang diwaspadai agar jangan menular kemana-kemana. Karena risiko tersebut maka harus sabar dirawat, perasaan harus tenang dan tidak bosan. Apa yang dikeluhkan harus disampaikan kepada perawat dan dokternya," kata Dyah, Minggu (17/5/2020).
Diakui Dyah, dari kelima pasien, penanganan yang cukup ekstra dilakukan terhadap Pasien 01 dan 02.
Dimana Pasien 01 memiliki riwayat kesehatan batuk berdarah. Sedangkan pasien 02 berusia lanjut, yakni 90 tahun.
Saat pertama kali dirawat di RSUD Muhammad Sani, keadaan Pasien 02 cukup buruk dan mengkhawatirkan.
Ia menderita sesak napas, batuk serta kondisi kesehatannya secara umum lemah.
Setelah empat hari dirawat secara intensif, akhirnya kondisi kesehatan Pasien 02 mulai membaik.
"Untuk Atuk (Pasien 02) itu benar-benar dipegang dulu. Hari ke empat setelah masuk baru beliau bisa duduk dan minum sendiri. Bahkan hasil positif (Covid-19) keluar setelah kondisinya mulai membaik," terang Dyah.
Banyak hal yang membekas dan tak terlupakan bagi Dyah saat menangani pasien Covid-19.
• Tontowi Ahmad Putuskan Pensiun dari Bulutangkis: Tidak Semua yang Kita Inginkan Bisa Tercapai
• Abaikan Ajakan untuk Bertemu, Dokter Tirta Tegaskan 6 Hal Ini ke Gustaf Ode, Semoga Lu Paham
Di antaranya saat kondisinya mulai membaik, Pasien 02 sempat merajuk (ngambek).
Pasien berjenis kelamin laki-laki itu sempat mogok makan karena merasa sudah sembuh, tapi masih dirawat.
Namun setelah dibujuk dan diberi pengertian, akhirnya Pasien 02 mau kembali menjalani perawatan.
"Alhamdulillah membaik sampai lepas oksigen. Tapi atuk itu sempat ngambek, susah disuruh makan dan minum. Dibujuk-bujuk akhirnya mau. Setelah hasil dua kali negatif dan dipindah ke ruang biasa. Dia bahagia dan nanya, saya sudah sembuh dok? Atuk sama pasien batuk darah itu sangat membekas," ungkap Dyah.
Disebutkan Dyah, penanganan yang baik terhadap para pasien tak lepas dari kinerja para dokter dan perawat.
Menurut Dyah, tim penanganan pasien Covid-19 di bawah kewenangannya sangat komunikatif dan mau diarahkan dengan baik.
Bahkan dokter berhijab itu mengancungi jempol kepada para dokter dan perawat yang menangani langsung pasien Covid-19 di Kabupaten Karimun.
"Perawat-perawat dan dokter bangsal sangat baik. Yang jaga kan mereka, saya paling hanya pagi hari saja. Mereka sangat bagus, komunikatif sekali dengan saya dalam penanganan ini. Mereka sangat percaya dengan apa yang saya jelaskan. Perawat-perawat kita juga telaten dan mengikuti seluruh arahan dari dokter. Pasein diajak ngobrol sama mereka sambil disuapin. Saya acungi jempol karena mau diedukasi dengan baik," papar Dyah.(TribunBatam.id/Elhadif Putra)