HUMAN INTEREST
Cerita 3 Dokter di Batam Operasi Pasien Covid-19, Dari Pakai APD Level 3 hingga Gunakan Popok 6 Jam
Selama kurang lebih 6 jam, tim dokter dibantu perawat mengenakan APD level 3 saat melakukan operasi khusus pasien Covid-19 yang mengalami lakalantas.
Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Ada sederet cerita dari pertarungan bak aksi heroik tim medis Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam dalam melakukan operasi khusus terhadap pasien Covid-19.
Syukurnya, nyawa pasien Covid-19, Mr E (28) yang dioperasi itu, akhirnya berhasil diselamatkan setelah melewati masa kritis.
Pertama dan perdana di Kepri, ada pasien Covid-19 yang menjalani operasi di RSBP Batam cukup menyita perhatian dunia medis.
Bukan sembarang medis yang dapat melakukan serangkaian operasi pasien Covid-19. Ditambah lagi layanan fasilitas operasi yang belum memadai.
Ada nyawa yang harus diselamatkan dalam menjalankan tugas operasi ini.
• Setelah Ikut Berperan di Sinetron Amanah Wali 4, Tiara Andini Kini juga Menjadi Bintang Iklan
• Perdana di Kepri, RSBP Batam Operasi Pasien Covid-19, Alami Kecelakaan Lalu Lintas
Tidak hanya melawan rasa cemas, namun petugaspun harus mampu optimis menuntaskan tanggung jawab operasi.
Dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, selama 6 jam lamanya 3 dokter spesialis di RSBP Batam melangsungkan operasi pasien Covid-19.
Sederet cerita perjuangan bak aksi heroik dilalui mereka hingga 6 jam menggunakan APD level 3 di dalam ruang operasi khusus.

Mereka, dr. Marshel SpAn (anastesi), dan dr. Victor Nababan Sp. BTKV (bedah torak, dada, paru-paru, jantung dan pembuluh darah) serta dr. Hendra Gunawan S.pOT (Ortopedi) bedah tulang.
"Alhamdulillah, Puji Tuhan kita mampu, kita berhasil. Operasi berjalan lancar dan normal, ini baru kelar," ujar tiga dokter itu kepada Tribun, Kamis (21/5/2020) seusai melakukan operasi di ruang operasi khusus Penyakit Infeksi Emerging (PIE), RSBP Batam.
Menurut tim medis itu, operasi pasien Covid-19 kali ini cukup menyita stamina dan kerja keras petugas.
Bukan tanpa alasan, mereka harus bertahan menggunakan APD level 3 serta butuh proteksi diri yang cukup waspada.
"Operasi pasien Covid-19 bukan seperti umumnya, ini operasi khusus. Jarang dilakukan, sehingga butuh ketelitian yang tinggi," ujar dokter Marshel SpAn.
Dikatakannya, tim medis telah merumuskan pelaksanaan operasi dari pukul 02:00 WIB dini hari, Kamis (21/5/2020), sehingga operasi pasien Covid-19 dapat dilangsungkan pukul 05:00 WIB.
Tidak hanya dr. Marshel, hal yang sama diungkapkan dr.Victor Nababan bahwa perjuangan mereka untuk melakukan operasi pasien Covid-19 menjadi pertarungan bagi tenaga medis.
Victor bersama tim perawat harus bertahan selama 6 jam menggunakan APD level 3 di dalam ruang operasi tanpa makan, tanpa minum dan tanpa kamar mandi.
"Itu memang protokolnya, namun mengenakan APD level 3 itu sesuatu hal yang sudah sangat urgensitas dengan safety tingkat tinggi," ujarnya.
Menurutnya, kemampuan mereka menggunakan APD level 3 merupakan sesuatu hal yang berkat dari Tuhan dan mampu menyelamatkan nyawa pasien.
"Makanya sebelum saya masuk ruang isolasi, saya hanya berdoa kepada Tuhan. Tuhan kuatkan saya, dan dengan optimisme serta kerjasama tim, saya bersama 2 rekan dokter spesialis dibantu 5 perawat berhasil menuntaskan operasi," ujarnya.
Dikatakannya, jenis APD level 3 merupakan safety pengamanan tingkat tinggi, menggunakan baju full safety, masker respirator jenis moncong monyet, sarung tangan panjang lapis 3 dan kaus kaki panjang lapis 3 serta harus mengatur kondisi pernapasan agar pandangan tidak berembun.
Bahkan untuk harga satu unit APD level 3 yang digunakan, harganya mencapai Rp 4 juta.
Tidak hanya itu, demi keberlangsungan proses operasi, tim medis bahkan menggunakan pemper layaknya seorang bayi.
"Ya seperti itulah, butuh kerja keras dan kerja sama yang solid. Apalagi kawan saya ini tidak sempat sahur, namun mampu menjalankan ibadah puasanya," ujar Victor dengan nada tersenyum penuh optimis.
Perdana di Kepri
Diberitakan, Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam melakukan operasi darurat khusus untuk menyelamatkan nyawa seorang pasien Covid-19..
Untuk pertama kalinya adanya pasien Covid-19 di Kepri harus menjalani operasi ini, sempat menyita perhatian sejumlah rumah sakit.
Bukan tanpa alasan, kesiapan layanan fasilitas operasi khusus pasien Covid-19 di berbagai rumah sakit di Kepri masih perlu ada peningkatan.
Kendati demikian, operasi pasien Mr E tetap dilangsungkan di ruang operasi RSBP Batam gedung PIE.
Wakil Direktur RSBP Batam, dr. Askar bersama 3 tim medis usai melakukan operasi pasien Covid-19 mengatakan, operasi pasien Mr.E telah berhasil dan berjalan normal.
"Ini keberhasilan tim medis, terkhusus 3 dokter hebat di samping saya ini," ujar Askar sembari menunjuk tiga dokter rekannya, Kamis (21/5/2020) siang.
Menurutnya, perjuangan untuk menyelamatkan pasien Covid-19 itu cukup luar biasa.
"Ini untuk kali yang pertama di Kepri, kita lakukan operasi terhadap pasien Covid-19.
Tentunya ini bukan kehebatan kita, melainkan kerjasama tim medis yang solid," kata Askar.
"Bukan waktu yang singkat 6 jam bertarung melakukan operasi terhadap pasien, kita start mulai operasi pasien dari pukul 05:00 WIB pagi hingga selesai pukul 11:00 WIB," kata Askar.
Namun, syukurnya kerja keras tim medis berbuah hasil. Operasi dapat berjalan lancar.
Untuk melakukan operasi pasien Covid-19 ini, ada 8 orang tim petugas medis yang dilibatkan, 5 orang diantaranya perawat dan 3 dokter spesialis.
Pengakuan seorang dokter spesialis yang ikut dalam operasi itu, dr. Marshel SpAn (anastesi), operasi pasien Covid-19 berbeda dengan operasi pasien pada umumnya.
"Pertarungan bak aksi heroik bang, ini kali yang kedua selama bertugas pernah melakukan operasi terhadap pasien khusus," ucapnya.
Dikatakannya, hidup dan mati dipertaruhkan untuk menyelamatkan nyawa pasien Covid-19.
"Operasi pasien khusus dan umum beda ya, alur protokol kesehatannya pun sangat berbeda. 6 jam gunakan APD level 3," ungkapnya.
Sebelumnya, dr. Askar mengungkapkan awal mula pasien Covid-19 itu harus dioperasi.
Awalnya pasien itu mengalami kecelakaan tunggal di Batam Center, pada Rabu (20/5/2020) malam lalu, kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Elisabeth.
Kondisi tulang kaki pasien retak dan patah, sehingga pembuluh darahnya terganggu. Akibatnya diwajibkan harus dioperasi.
Namun sebelum dioperasi, karena karena pasien dicurigai Covid-19 (dalam tracing) makanya langsung dilakukan rapid test. Hasil pemeriksaannya reaktif Covid-19.
Maka sesaat hasilnya keluar, langsung membuat sejumlah tim medis panik.
"Beberapa kesiapan rumah sakit untuk melakukan operasi Covid-19 masih dalam tahap pembenahan, maka langsung dirujuk ke RSBP", kata Askar menerangkan.
Makanya sejak Kamis (21/5/2020) dini hari, pukul 02:00 WIB tim manajemen RSBP melakukan persiapan untuk melakukan operasi.
Kemudian operasi dimulai dari pukul 05:00 wib hingga pukul 11:00 wib.
(Tribunbatam.id/bereslumbantobing)