Kisah Lain dari Penyiksaan ABK Indonesia, Dikerjai Agen & Mayat Disimpan di Pendingin Ikan Sebulan
Kisah lain perbudakan ABK Indonesia oleh kapal China satu per satu mulai terkuak di permukaan.
TRIBUNBATAM.id, CHINA- Kasus pembuangan mayat ABK Meninggal ke laut ternyata ikut mengungkap kisah lain dari para ABK Indonesia yang bekerja di kapal China.
Kisah lain perbudakan ABK Indonesia oleh kapal China satu per satu mulai terkuak di permukaan.
Bahkan kisah lainnya ini tak kalah menyedihkannya dari yang dialami ABK meninggal dunia tersebut.
Setelah sebelumnya, viral video pembuangan jenazah ABK Indonesia oleh kapal China Long Xing 629, kini cerita lain dikisahkan oleh mantan ABK kapal purse seine atau pukat cincin Fu Yuan Yu 1218.
Ialah Mashuri, seorang mantan ABK yang mengaku mengalami perbudakan di atas kapal tersebut.

Bahkan, karena siksaan itu, seorang ABK meninggal dunia.
Mashuri menyaksikan sendiri bagaimana mayat sang teman disimpan di pendingin ikan selama satu bulan sebelum akhirnya dibuang ke laut.
Setidaknya 6 bulan lamanya, ia dan teman-temannya hidup dalam belenggu perbudakan.
Hingga tiba pada hari di mana mereka memutuskan lompat ke laut lantaran tak lagi kuat menerima siksaan.
Bagaimana kisah Mashuri selengkapnya?
1. Dikerjai Agen Gadungan
Bareskrim Polri rilis tiga tersangka dugaan TPPO pada 14 Anak Buah Kapal (ABK) Long Xing 629.
Dikutip TribunMataram.com dari Kompas,com, Mashuri dan teman-temannya disalurkan oleh agen PT Mandiri Tunggal Bahari (MTB) yang berlokasi di Tegal, Jawa Tengah.
MTB adalah perusahaan sama yang menyalurkan Herdianto, ABK Indonesia yang meninggal dan dilarung di laut Somalia oleh kapal berbendera China bernama Luqing Yuan Yu 623.