TERORIS DI BATAM

Tim Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Batam, Warga Kaget Rumah Sering Didatangi Petugas

Seorang remaja di perumahan Kecamatan Sagulung, Kota Batam dikabarkan ditangkap polisi Rabu, (20/5/2020) malam.

kompas.com
Illustration of Detachment 88 

TRIBUNBATAM.id,BATAM - Seorang remaja berusia 16 tahun dikabarkan ditangkap polisi dari perumahan Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Provinsi Kepri Rabu (20/5/2020) malam. 

Remaja berinisial F (16) itu diduga terlibat jaringan terorisme jaringan Tasikmalaya, Jawa Barat.

Dari informasi yang dihimpun TribunBatam.id, ia dijemput oleh tim Densus 88 Mabes Polri lalu dibawa ke Mapolda Kepri untuk dilakukan pemeriksaan.

Namun atas kejadian itu, petugas kepolisian belum memberikan keterangan resmi.

Kanit Reskrim Polsek Sagulung, Iptu Rifi saat dikonfirmasi menyebutkan kasus tersebut ditangani sedang ditangani Polda Kepri.

"Ditangani Polda Kepri," ujarnya saat dikonfirmasi TribunBatam.id.

Penangkapan seorang remaja terduga teroris itu dibenarkan oleh Ketua RT setempat, Adet.

Ia mengatakan, dua hari kemarin, rumah yang dihuni warganya itu sering didatangi oleh petugas. Namun ia enggan berkomentar banyak.

Senada hal yang sama dikatakan tetangga yang namanya enggan disebutkan bahwa rumah warga yang didatangi petugas sempat membuatnya kaget.

"Saya pun kaget juga, dari kemarin malam rumahnya sering didatangi petugas, bahkan sampai tengah malam. Waktu itu sampai pukul 2 dini hari," ujar warga itu.

Ia mengatakan, tetangganya itu diketahui baru sekitar 2 bulan tinggal di situ. Warga pun belum begitu mengenali yang bersangkutan.

UPDATE Corona: Bertambah 526, Kasus Covid-19 di Indonesia Tembus 22.271

BJB Syariah Tawarkan Layanan Gadai Emas, Begini Persyaratannya

"Pagi mereka sudah berangkat kerja, pulang sore. Jadi manalah sempat kenal," ujarnya.

Tidak hanya dia, bahkan tetangga dua rumah dari lokasi penggrebekan juga mengaku hal yang sama.

Perilaku berubah drastis

Perilaku remaja 16 tahun berinisial F yang dikabarkan ditangkap Tim Densus 88 Mabes Polri pada Rabu (20/5/2020) malam kemarin, sontak membuat kaget orang tuanya.

Ibu dari remaja laki-laki tersebut mengakui, sikap anaknya memang berubah sejak beberapa tahun terakhir. 

Kepada TribunBatam.id, sikapnya itu bahkan tidak dapat dipahami oleh kedua orang tuanya.

"Tak tahulah saya lihat kelakuan anak itu, tak bisa dibilangi, tak bisa diarahkan. Hanya maunya saja. Bahkan kami pula yang diarahkannya," ujar sang ibu.

Ia mengatakan, sebelum mendapat kabar kalau anaknya diringkus polisi, ia diketahui sudah hampir sepekan tidak pulang ke rumah.

Bersama suami, ia pun melapor kepada polisi untuk mencari keberadaan anaknya. Alangkah terkejutnya ia ketika mengetahui kabar kalau anaknya sudah ditahan di Mapolda Kepri.

"Tidak tahu apa permasalahannya. Tahu-tahu dapat kabar sudah ditahan di Mapolda Kepri. Saya pun heran, darimana anak saya bisa terlibat dengan jaringan terorisme jika benar seperti itu," ucapnya.

Menurutnya, anaknya hanya berada di Kota Batam dan tidak ada bepergian keluar kota. Ia pun mengungkapkan perubahan perilaku anaknya itu.

Tidak hanya dirinya, ayahnya pun menurutnya kerap dilawan.

"Saya tidak tahu lagi mau bilang apa. Saya pun dilawan, bapaknya pun dilawan. Jadi kami berdua dianggap seperti musuh. Apalagi kalau diatur. Dia ingin maunya saja," katanya.

Ia mengungkapkan, anaknya sudah meninggalkan bangku pendidikan sejak kelas 4 Sekolah Dasar di Batam Centre.

Sudah 4 sekolah yang ia jalani, namun tidak ada yang selesai hingga Sekolah Dasar.

"Sudah kami paksa sekolah, sudah capek marahinnya namun memang tak bisa lagi diarahkan," sebutnya.

Akibat ulahnya, ia pun sampai dikeluarkan dari sekolah akibat bandel dan kerap bolos sekolah.

Sang ayah bahkan pernah masuk penjara atas kelakuan anaknya itu.

Berharap sikapnya akan berubah, ia pun mencoba membawa anaknya itu pergi ke tempat neneknya di Lampung. 

Sayangnya, ia kembali berulah hingga orang tuanya membawanya kembali pulang ke Kota Batam.

Kepada ibunya, remaja yang diduga terlibat jaringan teroris itu berkeinginan menjadi tentara.

"Saya sempat bilang, bagaimana mau jadi tentara kalau sekolah saja tidak tamat. Ia menjawab, tidak perlu punya ijazah untuk jadi militer. Jadi tentara relawan pun bisa," ucapnya menirukan ucapan anaknya itu.

Melihat sifatnya yang seperti itu, Ica pun tak habis pikir dan bingung. Ia juga mengatakan, anak laki-lakinya itu tidak memiliki rasa takut.

Saat ia menjenguk anaknya di Mapolda Kepri, anaknya sempat menentang petugas.

"Petugas sampai menghubungi saya, bahwa anak Fery tidak memiliki rasa takut apapun. Makanya bingung saya," katanya.(TribunBatam.id/Bereslumbantobing)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved