VIRUS CORONA DI BATAM

Warga Diminta Bersabar, Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah Ditutup Sementara Akibat Covid-19

Terletak di Kelurahan Tanjunguncang, Kecamatan Batuaji, Kota Batam diketahui mesjid ini merupakan yang terbesar di Wilayah Sumatra.

TRIBUNBATAM/PERTANIAN
Masjid Agung II Batam atau Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah ditutup sementara menyusul wabah virus Corona 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Warga Kota Batam, Provinsi Kepri harus bersabar untuk melaksanakan salat Idul Fitri 1441 H di Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah atau Masjid Agung II.

Masjid yang berlokasi di Batuaji serta diresmikan sejak 20 September 2019 itu belum bisa digunakan untuk salat Id akibat pandemi Covid-19.

Terletak di Kelurahan Tanjunguncang, Kecamatan Batuaji, Kota Batam diketahui mesjid ini merupakan yang terbesar di Wilayah Sumatra.

Sejak pandemi virus Corona, aktivitas keagamaan di masjid ini ditiadakan untuk sementara waktu.

Bahkan pintu utama masih tetap ditutup dan spanduk imbauan penutupan masjid sampai waktu yang tidak ditentukan masih di buat di pintu utama mesjid.

Pintu masuk ke dalam masjid juga ditutup dan diberikan tali agar warga tidak masuk ke dalam masjid.

Sementara di luar masjid terlihat beberapa warga Kota Batam, yang mengabadikan moment kunjungan mereka di depan nama masjid.

Di lokasi masjid terlihat beberapa petugas kebersihan, membersihakan area masjid.

Batam Zona Merah Covid-19

Warga Mandalay, RW 017 Kelurahan Sagulung Kota, Kecamatan Sagulung, laksanakan salat Idul Fitri 1441 Hijriyah di depan Masjid Darussalam Mandalay, Minggu (24/5/2020).

Salat dilaksanakan ditempat terbuka.

Charlize Theron Beraksi di Film Terbarunya The Old Guard, Catat Tanggal Tayangnya di Netflix

Hengkang dari Chelsea, Bomber Asal Brasil, Willian Bakal Bergabung dengan Juventus

Hal itu lantaran wabah virus Corona yang terjadi saat ini.

Jemaah mesjid Darusalam melaksanakan salat dengan khusyuk meski tidak di dalam ruangan.

Pengurus Mesjid Darussalam Supriady, mengatakan mereka tetap melaksanakan salat Id, tetapi diluar ruangan.

Warga yang ikut salat Id di depan mesjid Darussalam jauh lebih sedikit dibanding tahun tahun sebelumnya.

"Kebetulan saat ini Kota Batam, sedang menghadapi wabah virus Corona, jadi banyak jemaah yang tidak hadir, begitu juga dengan warga,"kata Supriady.

Dia mengatakan biasanya setiap tahun, yang ikut Salat Id di Mandalay bisa sampai ratusan.

"Tahun ini sangat sedikit hanya puluhan,"kata Supriady.

Dia mengatakan mereka melaksanakan salat id, sebagai ucapan syukur dihari kemenangan setelah selesai menjalankan ibadah puasa sebulan lamanya.

"Kurang pas rasanya kalau tidak melaksanakan salat id. Tetapi karena wabah saat ini, kita gelar salat id, di tempat terbuka, dan kita jaga jarak, dan menggunakan masker,"kata Supriady.

Sementara itu sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Kepri, Isdianto meminta agar masyarakat di seluruh Kepri, tidak turun ke jalan saat malam takbiran.

Malam takbiran cukup dilakukan di masjid-masjid.

Demikian pula dengan pelaksanaan salat Idul Fitri. Kecuali untuk Batam, yang melakukan di kediaman masing-masing.

"Kita imbau semua masyarakat Kepri, pada malam takbiran, untuk tidak berkeliling seperti dulu saat malam takbiran. Tidak bisa di jalan. Ini sementara, karena ada Covid-19," ujar Isdianto, usai menyerahkan sembako bersama PMI, di Pondok Pesantren, Sirrul Hahiyyah, Tembesi Kota Batam, Jumat (22/5/2020).

President Joko Widodo Asked the Public to Prepare for the New Normal Era

Diakuinya apabila ada yang melakukan malam takbiran di Masjid Kepri, dipersilahkan. Namun dengan mempertimbangkan protap, seperti jarak dan menggunakan masker.

Namun untuk Batam, diminta mengikuti ketentuan Pemerintah Kota, yang melarang kegiatan sementara di masjid.

Hal ini lantaran Batam tergolong sebagai Zona Merah.

"Kalau ada mau takbiran di masjid silahkan. Tapi dengan menjaga protap. Untuk Batam sudah ada keputusan pak Wali, meniadakan solat Id dan takbiran," tegas Isdianto.

Isdianto melanjutkan semua elemen pengamanan dan pemerintah Provinsi Kepri, akan memantau jalanan pada malam takbiran. Kebijakan itu meneruskan kebijakan Menteri Agama.

"Kita harus berhati-hati dan masyarakat harus memahami. Batam zona merah jadi perlu diperhatikan. Kita harapkan segera menjadi hijau," tuturnya.

Sementara itu ia juga menyinggung kegiatan open house yang biasa selalu digelar setiap tahun bersama dengan masyarakat.

Sayangnya, kali ini juga ditiadakan karena pandemi Covid-19 masih melanda di Kota Batam.

"Open house tidak ada, termasuk (kegiatan) pengganti. Kita semua masyarakat taat agar tidak ada penambahan (kasus Covid-19). Tapi jika keluarga inti mau datang tak mungkin kita usir. Tapi harus sesuai dengan protokol kesehatan," katanya.

Pada kesempatan itu, Isdianto menyampaikan harapan, walau ada ancaman virus Corona, tidak menghambat silaturahmi. Hal itu juga yang mendorong pihaknya dari PMI bersama BUMN di Kepri, untuk bersama berbagi dengan panti asuhan dan Pompes.

"Harapan kita, dengan memberikan sembako untuk anak-anak kita, merasakan kebersamaan dan perhatian dari sesama," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, jumlah sembako yang dibagikan, ada sekitar 2,5 ribu paket. Paket sembako itu disalurkan untuk panti asuhan dan Ponpes di Batam, Bintan dan Tanjungpinang.

"Ini rasa empati untuk anak-anak kita. Isinya ada beras, sirup, minyak dan gula. Harapannya, dengan bantuan ini, menambah semangat anak-anak kita menyambut lebaran," imbuh dia.

Pantauan Tribun, Isidanto bersama jajarannya tampak menyerahkan bantuan untuk 30 panti asuhan dan Pondok Pesantren di Kota Batam.(TribunBatam.id/Ian Sitanggang)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved