VIRUS CORONA DI AS

Semangat Tak Luntur, Simak Cara WNI di Washington Rayakan Idul Fitri Saat Wabah Covid-19

Semangat untuk merayakan lebaran di Amerika Serikat tidak luntur meski situasi sedang sulit dan serba terbatas akibat Covid-19. Ini aktivitas WNI.

KBRI
Ilustrasi Idul Fitri di Amerika Serikat. 

TRIBUNBATAM.id, WASHINGTON - Munculnya wabah virus Corona atau Covid-19 membuat suasana perayaan Idul Fitri di berbagai belahan dunia tampak berbeda.

Hal yang sama juga terjadi di Amerika Serikat.

Terutama bagi pada warga negara Indonesia (WNI) di Washington DC.

Mereka melakukan kegiatan silaturahim secara virtual.

Kegiatan tersebut diselenggarakan KBRI Washington DC, dengan dukungan organisasi masyarakat serta diaspora Indonesia di Ibu Kota Amerika Serikat dan sekitarnya.

Semangat untuk merayakan lebaran tidak luntur meski situasi sedang sulit dan serba terbatas.

Pengangguran di Amerika Serikat Akibat Covid-19 Terus Meningkat, Tembus Angka 14,7 Persen

“Kita semua, baik yang berada di AS maupun di Tanah Air, sedang menghadapi pandemi Covid-19,” ujar Wakil Duta Besar RI untuk AS Iwan Freddy Hari Susanto melalui keterangan tertulis, Senin (25/5/2020).

“Namun, situasi yang sulit ini tidak akan pernah bisa melunturkan semangat dan antusiasme kita semua untuk merayakan hari lebaran dengan penuh suka cita, kebahagiaan, dan semarak,” tutur dia.

Iwan mengajak masyarakat untuk menjadikan lebaran sebagai momentum untuk menumbuhkan optimisme dalam melawan wabah Covid-19.

Acara tersebut disiarkan langsung di laman Facebok KBRI Washington DC pada Sabtu (23/5/2020) malam waktu setempat.

Puluhan video ucapan selamat Idul Fitri dari berbagai organisasi WNI di Washington DC juga ditayangkan saat acara tersebut.

Video perayaan Idul Fitri di tahun-tahun sebelumnya turut diputar.

Pesan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di hari raya Idul Fitri yang terekam dalam video mengisi puncak acara.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan kegiatan E-Takbiran yang diselenggarakan oleh Indonesian Muslim Association in America (IMAAM Center).

Ratusan jemaah mengikuti bacaan takbir, tahmid, dan tahlil dengan khusyuk dari rumahnya masing-masing.

Pada hari berikutnya atau hari pertama lebaran, Minggu (24/5/2020), IMAAM Center memfasilitasi para jemaah untuk melakukan halal-bihalal yang telah disesuaikan dengan protokol kesehatan Covid-19.

Baca juga: Karena Pandemi Covid-19, Ini 4 Tradisi lebaran yang Bakal Dirindukan

Mereka menamakan kegiatan tersebut lebaran Drive-Through.

Para pengendara dapat mengucapkan selamat lebaran tanpa harus turun dari kendaraannya.

Tak hanya mengucapkan selamat lebaran, mereka juga dapat mengambil makanan yang telah dipesan secara online melalui jalur drive-through.

Harapannya, makanan tersebut dapat mengobati rasa rindu para WNI di Amerika Serikat terhadap suasana lebaran di Indonesia.

Presiden IMAAM Center Arif Musthofa berharapkegiatan lebaran Drive-Through dapat membahagiakan umat Muslim saat Idul Fitri.

“Pemerintah setempat belum membolehkan rumah-rumah ibadah beroperasi secara penuh. Namun dengan keterbatasan ini, kami mencoba untuk tetap menghadirkan suasana perayaan hari raya Idul Fitri,” ucap Arif.

“Kami ingin masyarakat Muslim tetap happy di akhir bulan Ramadhan dan di awal bulan Syawal,” imbuhnya.

Amerika Serikat Ancam Hentikan Pendanaan Permanen ke WHO, Trump Bongkar Kesalahannya

Terjadi ketegangan antara Amerika Serikat dan China di tengah wabah virus Corona atau Covid-19.

Amerika Serikat menuding jika organisasi kesehatan dunia atau WHO berpihak kepada China.

Atas hal ini, Presiden Donald Trump mengancam akan menghentikan pendanaan ke WHO secara pemanen.

Ultimatum tersebut diucapkan Trump yang mendesak WHO melakukan "perbaikan secara substantif" dalam 30 hari ke depan.

Washington telah menangguhkan pendanaan ke WHO pada pertengahan April, karena menuding badan kesehatan dunia itu terlalu condong ke Beijing, menutup-nutupi, dan salah menangani virus Corona.

Pada Senin (18/5/2020), Trump mengunggah tweet berupa foto surat yang ia kirim ke Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan bahwa surat itu "menjelaskan semuanya."

Dalam surat itu, Trump mencantumkan apa yang dikatakannya sebagai contoh kelemahan WHO dalam menangani pandemi Covid-19, termasuk mengabaikan laporan awal tentang kemunculan virus, dan terlalu dekat dengan China.

"Sangat jelas langkah salah yang berulang dari Anda dan organisasi Anda, telah membuat dunia membayar mahal."

"Satu-satunya kemajuan bagi Badan Kesehatan Dunia adalah jika mereka benar-benar dapat menunjukkan kebebasan dari China," tulis Trump di surat itu.

"Jika Badan Kesehatan Dunia tidak berkomitmen untuk perbaikan substantif dalam 30 hari ke depan, saya akan membuat penghentian pendanaan AS dari sementara menjadi permanen, dan mempertimbangkan kembali keanggotaan kami dalam badan tersebut."

Sebelumnya pada Senin (18/5/2020), WHO mengatakan akan melakukan tinjauan independen terhadap penanganan pandemi virus Corona.

Selama pertemuan virtual itu, Tedros mengakui ada kekurangan dan mengatakan kepada Majelis Kesehatan Dunia bahwa dia menyambut baik panggilan untuk peninjauan.

Donald Trump resmi menangguhkan pendanaan AS ke WHO pada Selasa (14/4/2020).

Dia menuduh induk kesehatan dunia itu telah salah menangani krisis pandemi Covid-19 ketika pemerintah seluruh negara tengah bergulat menggerakkan lagi perekonomian mereka.

"Kami memiliki keprihatinan mendalam apakah kedermawanan Amerika telah dimanfaatkan sebaik mungkin," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih ketika dia mengumumkan penghentian pendanaan kepada WHO.

Presiden Trump tidak hanya menuduh badan yang bermarkas di Jenewa itu menyebarkan "informasi palsu tentang penularan dan kematian."

Namun, dia juga menuduh ketergantungannya pada data dari China yang menurutnya "Memungkinkan sebab peningkatan 20 kali lipat dalam kasus infeksi virus Corona di seluruh dunia."

Obama Ikut Berikan Kritik Soal Penanganan Covid-19 di Amerika Serikat: Banyak yang Berpura-pura

 Penanganan virus Corona atau Covid-19 di Amerika Serikat (AS) menuai beragam kritik dan komentar tak sedap dari berbagai pihak.

Ya, hingga kini Amerika Serikat masih menjadi negara dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi di dunia.

Menanggapi hal ini, mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ikut angkat bicara pada Sabtu (16/5/2020).

Ia mengecam keras tindakan negaranya dalam menangani wabah virus Corona.

Menurut Obama, banyak pejabat yang berpura-pura penanganan ini bukan tugasnya padahal sudah jelas bahwa itu adalah tanggung jawab mereka.

Pernyataan itu ia ungkapkan dalam sesi acara virtual bersama siswa SMA dan universitas yang terkena lockdown, ketika seharusnya sekarang sedang merayakan kelulusan.

"Melebihi segalanya, pandemi ini telah sepenuhnya, menunjukkan orang-orang yang bertanggung jawab tahu apa yang harus mereka lakukan," ucapnya dikutip dari AFP Sabtu (17/5/2020).

"(Tapi) banyak dari mereka yang berpura-pura itu bukan tugasnya," kata Obama saat membahas implikasi pandemi secara online, tanpa menyebut secara spesifik nama pejabat tertentu.

Obama melanjutkan, jika para pemimpin lalai melaksanakan tugasnya maka kawula muda harus berinisiatif menggantikan perannya.

"Jika dunia ini membaik, itu adalah berkat Anda," kata Obama.

"Lakukan apa yang enak, yang nyaman, yang mudah - itulah cara berpikir anak kecil. Sayangnya, banyak orang dewasa termasuk beberapa pejabat tinggi, masih berpikir seperti itu - itulah sebabnya hal-hal sangat kacau."

"Saya berharap sebagai gantinya, Anda mendasarkan diri pada nilai-nilai yang luhur, seperti kejujuran, kerja keras, tanggung jawab, keadilan, kemurahan hati, hormat kepada orang lain."

Masa depan tidak pasti

Jumlah kasus Covid-19 di AS adalah yang tertinggi di dunia dengan lebih dari 1,4 juta kasus, dan jumlah kematian di atas 90.000.

Akibatnya, lulusan sekolah dan universitas tahun ini dihadapkan dengan kenyataan pahit, karena tingkat pengangguran di AS melonjak hampir 15 persen.

Lebih dari 36 juta orang telah mengajukan tunjangan pengangguran, dampak dari penutupan tempat usaha selama berbulan-bulan.

Bagi Obama sendiri, ini adalah kali kedua dalam seminggu ia mengkritik penanganan virus Corona di AS, setelah enggan mengkritik Trump secara terbuka dalam 3 tahun sejak lengser dari Gedung Putih.

Obama tetap rendah diri, meski dia sering dikritik oleh Trump.

Namun pada 9 Mei, dalam pidatonya yang bocor saat pertemuan virtual dengan para stafnya, Obama menyebut penanganan Trump dalam pandemi ini "semrawut".

"Itu tetap akan jadi buruk meski yang terbaik dilakukan pemerintah. Ini menjadi 'semrawut' ketika pola pikir itu - tentang 'apa untungnya buatku' dan 'menyepelekan orang lain' dilakukan di pemerintahan kami," ucap Obama.

(*)

Viral Lagi, Oreo Supreme di Amerika Kini Dijual Hanya Rp 45.000, di Indonesia Rp 500.000

Jika Nantinya Vaksin Corona Ditemukan, Amerika Serikat Berjanji akan Distribusikan ke Seluruh Dunia

Amerika Serikat di Kecam Rusia soal Ancaman Trump terhadap WHO dan Pandemi virus Corona

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Begini Cara WNI di Washington DC Rayakan Idul Fitri Saat Pandemi".

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved