Remaja 21 Tahun Dibunh Ayahnya Karena Mencoba Kawin Lari Dengan Pria 35 Tahun
Si remaja awalnya sudah kabur bersama lelaki yang lebih tua 21 tahun darinya, setelah sang ayah marah mendengar rencana pernikahan mereka.
Karena itu, pelaku " pembunuhan terhormat" dilaporkan tidak akan mendapat hukuman berat karena keluarga tidak akan menuntut kerabat mereka.
Fariba Sahraei, editor senior di Iran International TV menyatakan, setiap tahun, perempuan di Iran dibunuh oleh kerabat pria dengan alasan mempertahankan kehormatan mereka.
"Namun motif pembunuhan Romina jelas sangat mengejutkan tidak hanya publik di negara ini, melainkan juga seluruh dunia," jelasnya. Berapa banyak pembunuhan terhormat di negara rival Arab Saudi itu tak diketahui. Namun, seorang polisi Teheran pernah menyebut angkanya 20 persen dari total kasus pembunuhan.
Pada hari Rabu (27/05/2020), sejumlah surat kabar nasional mengangkat kisah Romina di halaman depan mereka.
"Rumah 'patriarki' yang tidak aman", adalah tajuk utama surat kabar Ebtekar yang pro-reformasi, menyesalkan kegagalan undang-undang yang ada untuk melindungi perempuan dan anak perempuan.
Sementara itu, tagar #Romina_Ashrafi telah digunakan lebih dari 50.000 kali di Twitter, dengan sebagian besar pengguna mengutuk pembunuhan itu dan sifat patriarkal masyarakat Iran secara umum.
Apa itu honour kiling atau 'pembunuhan demi kehormatan'?
'Honour Killing' diartikan sebagai pembunuhan yang dilakukan terhadap seorang anggota keluarga yang dianggap telah memalukan keluarga.
Human Rights Watch mengatakan alasan paling umum terjadinya 'honour killing' adalah:
seseorang menolak perkawinan yang terjadi karena perjodohan
seseorang menjadi korban kekerasan seksual atau pemerkosaan
seseorang melakukan hubungan seksual di luar nikah, meskipun jika hal itu baru dugaan
Tetapi pembunuhan dapat dilakukan untuk alasan yang lebih sepele, seperti seseorang yang berpakaian dengan cara yang dianggap tidak pantas atau menunjukkan perilaku yang dianggap tidak taat.
Shahindokht Molaverdi, mantan wakil presiden untuk urusan perempuan dan keluarga dan sekretaris organisasi Iran Society for Protecting Women's Rights menulis: "Romina bukanlah yang pertama dan juga tidak akan menjadi korban terakhir pembunuhan demi kehormatan."
Dia menambahkan bahwa pembunuhan seperti itu akan berlanjut "selama hukum dan budaya dominan di komunitas lokal dan global tidak membuat efek jera".
Hukum pidana Islam Iran mengurangi hukuman bagi ayah dan anggota keluarga lainnya yang dipidana karena pembunuhan atau secara fisik melukai anak-anak dalam kekerasan rumah tangga atau "pembunuhan demi kehormatan".
Jika seorang pria dinyatakan bersalah membunuh putrinya di Iran, hukumannya antara tiga hingga 10 tahun penjara, lebih rendah dibandingkan hukuman untuk kasus pembunuhan lain yakni hukuman mati atau pembayaran diyeh (uang darah).
Tidak ada statistik tentang seberapa sering "pembunuhan demi kehormatan" telah dilakukan di Iran, tetapi aktivis hak asasi manusia melaporkan tahun 2019 bahwa hal itu terus terjadi, terutama di daerah pedesaan, menurut departemen negara AS.