Gus Miftah Melihat Pemerintah Gamang, Harusnya Waspada Bukan Berdamai dengan Corona

Di Mata Najwa, Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Gus Miftah tidak sependapat ungkapan berdamai dengan Corona yang disampaikan Presiden Jokowi

YouTube Najwa Shihab
Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Gus Miftah dalam tayangan Mata Najwa, Rabu (3/6/2020). Gus Miftah mengaku tak sependapat saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat berdamai dengan Virus Corona. 

TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Di Mata Najwa, Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Gus Miftah tidak sependapat ungkapan berdamai dengan Corona yang disampaikan Presiden Jokowi.

Bahkan Gus Miftah melihat adanya kegamangan pemerintah dalam menangani Covid-19.

Dilansir TribunWow.com, Gus Miftah menyatakan ajakan berdamai dengan Virus Corona itu justru menunjukkan kegamangan pemerintah.

Ia juga menduga sejumlah penyebab hingga presiden mengajak masyarakat berdamai dengan virus yang telah menewaskan ribuan orang di Indonesia itu.

 Hal itu disampaikan Gus Miftah dalam tayangan Mata Najwa, Rabu (3/6/2020).
Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas yang diunggah oleh akun Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (27/5/2020).
Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas yang diunggah oleh akun Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (27/5/2020). (YouTube Sekretariat Presiden)

 

Pada kesempatan itu, mulanya Gus Miftah menyebut Virus Corona tak akan hilang dari muka bumi.

"Saya pikir begini, virus ini harus dipahami bahwa virus ini tidak akan hilang sama sekali, akan tetap ada," ucap Gus Miftah.

"Artinya keberadaannya tidak akan hilang sama sekali."

Gus Miftah menyebut, keberadaan Virus Corona justru memaksa wearga untuk peduli dengan kebersihan.

Ia pun secara gamblang menyatakan tak setuju dengan istilah berdamai dengan Virus Corona.

"Islam kenapa kemudian mengajarkan kita untuk kebersihan? Maka kita sering mendengar kebersihan itu sebagian dari iman," kata Gus Miftah.

"Saya pribadi kurang sepakat dengan istilah berdamai dengan virus."

Menurut dia, istilah berdamai bisa digunakan jika kedua pihak memiliki kemauan yang sama.

Hal itulah yang disebutnya masih menjadi tanya hingga kini.

Pasalnya, tak ada yang mengetahui kapan Virus Corona mau berdamai dengan seluruh warga di Indonesia.

"Kalau saya berdamai dengan Mbak Nana (Najwa Shihab -red), itu ada kemauan dari saya, ada kemauan dari Mbak Nana," ucapnya.

"Kalau kita berdamai dengan virus, pertanyaannya kita mau berdamai, apakah virusnya mau berdamai? Ini jadi ambigu bahasa ini."

Sumber: TribunWow.com
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved