TRIBUN PODCAST
Tribun Podcast, Haripinto Mengurai New Normal di Batam dan Survive saat Pandemi
Tribun Podcast kali ini bersama Anggota DPD RI Haripinto Tanuwidjaja. Haripinto Tanuwidjaja mengurai mengenai kondisi ekonomi saat pandemi Corona.
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Tribun Podcast kali ini bersama Anggota DPD RI Haripinto Tanuwidjaja.
Haripinto Tanuwidjaja mengurai mengenai kondisi ekonomi saat pandemi Corona.
Dimasa-masa sulit akibat pandemi yang telah memukul perekonomian, seluruh lapisan dituntut untuk survive.
Banyak karyawan yang dirumahkan, yang menerima setengah gaji hingga PHK.
Lantas, Bagaimana cara tepat untuk bisa survive disaat masa kritis seperti saat ini?
Berikut kutipan wawancara ekslusif Tribun Batam (TB) dengan Anggota DPD RI Haripinto Tanuwidjaja (HT) :
TB : Selamat Malam Pak Hari, Gimana Kabarnya ?
HT : Selamat malam, Mbak. Kabar Baik, Sehat.
TB : Tanggapan bapak mengenai situsi saat ini yang sangat memprihatinkan khususnya dalam masalah ekonomi?
HT : Saat ini banyak karyawan yang banyak dirumahkan, menerima separuh gaji hingga di PHK. Walaupun sebagaian industri masih buka.
Saat ini perekonomi sedang diuji. Kalau membahas kapan baliknya ekonomi tergantung dengan pandemi itu sendiri. Saya yakin pelan-pelan pasti bisa dibenahi.
TB : Lalu apa yang seharusnya mereka lakukan untuk tetap survive khsusunya anak muda?
HT : Kita harus bangkit meskipun sedang pandemi. Tidak boleh diam aja. Khususnya anak muda yang masih punya banyak dan waktu.
Bisa memulai hal baru seperti bisnis online. Gagal itu biasa jangan takut dan Jangan pernah nyerah. Realitanya memang susah, tapi yang paling siap berkreasi adalah anak muda. Carilah, peluang baru contohnya menjual aneka kuliner di platform-platfrom daring.
Justru jaman sekarang sudah dipermudah dengan media sosial. Dulu kalau mau berjualan makanan harus kenal banyak orang biar laku. Sekarang kan tidak seperti itu juga.
TB : Jadi Apa tanggapan bapak mengenai sosial media itu sendiri?
HT : Sosial media banyak positifnya tapi ada negatifnya juga. Seluruh informasi dari sosial media sebaiknya jangan telan mentah-mentah semua informasinya. Cari sumbernya, dan searching lagi bahkan pastikan ke sumber primer nya langsung terkait informasi yang kita terima. Harus pake common sense. Apalagi anak muda, jangan pasif.
Dengan adanya sosial media, dapat menjadi wadah baru untuk peluang survive dimasa saat ini. Karena pandemi ini menggeser perilaku orang. Yang tadinya belanja ke toko langsung, sekarang melalui online.
TB : Mengenai New Normal, Menurut Bapak seperti apa? Sementara kasus covid-19 belum juga usai?
HT : Mengenai new normal selalu ada pro dan kontra. Tapi kan kita tidak bisa tutup terus. Covid bakal ada terus, sampe ditemukan vaksin nya.
Jadi kita harus siap hidup "berdamai" dengan hal itu. Caranya dengan melakukan pola hidup baru "new normal". Contoh sederhananya adalah pakai masker. Mumpu ada waktu kita sama sama mencegah penyebaran.
Tapi disisi lain, kita juga harus "melawan" Covid ini. Dengan cara tertib dan disiplin supaya kasusnya tidak meledak.
Pandemi ini membuat kita membatasi kegiatan diluar rumah. Tapi kan tidak semua orang bisa dirumah terus.
TB : Nah untuk pak Har, pernah gak sih mengalami masa sulit? Terjadi saat kapan? Dan bagaimana cara bapak agar bisa melewati kesulitan tersebut?
HT : Tentu pernah. Tepatnya saat tahun 1998, dimana saat itu adalah krisis ekonomi, krisis mata uang.
Ekonomi jadi kacau saat itu. Terjadi masalah sosial, politik secara bersamaan dalam satu waktu. Bahkan pemimpin juga diturunkan pada saat itu.
Karena fenomena tahun 1998 itu, saya jadi mempunyai ide untuk survive. Caranya dengan memulai bisnis sendiri.
Saat memulai bisnis, saya juga tidak pernah menyangka akan terjun ke partai sebelumnya. Bahkan orang tua saya juga tidak tahu sampai saya dilantik.
Nah, dari kesulitan tersebut juga menumbuhkan kreatifitas serta pemikiran-pemikiran dan hasrat untuk survive. Carilah peluang yang sekiranya membawa harapan. Memang beresiko namun disitulah seni kehidupan.
Intinya, jangan pasif. Kita adalah mesin diri kita sendiri. Mulailah dari diri sendiri dan jangan pernah takut. (TRIBUNBATAM.id/Rebekha Ashari Diana Putri)