TRIBUN PODCAST
Ngobrol Bareng Mahasiswa Batam di Tribun Podcast, Bahas Tridharma sampai Pentingnya Berorganisasi
Mahasiswa memiliki 3 hal yang perlu dikedepankan yang disebut tridharma perguruan tinggi. Sebagai intelektual, mahasiswa harus menjadi agen perubahan.
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat. Sebagai kaum intelektual, mahasiswa punya peran sebagai agen perubahan (agent of change).
Dalam bincang-bincang yang dikemas santai namun apik dalam Tribun Podcast, Ketua Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menyebut, mahasiswa memiliki 3 hal yang perlu dikedepankan yang disebut tridharma perguruan tinggi.
"Kalau udah menyandang status mahasiswa, tapi tidak tahu tridharma itu bahaya. Objek dan subjek mahasiswa itu masyarakat. Jangan pragmatis, hedonis, apalagi apatis yang hanya memikirkan dirinya sendiri. Karena di dalam mahasiswa, ada harapan yang besar dari masyarakat," ujar Ketua Cabang PMII Batam, Wiradi Putra, Rabu (10/6/2020).
Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya peran mahasiswa dalam kehidupan masyarakat dalam membangun sebuah negara, termasuk pada saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
"Sebagai penyambung lidah masyarakat, status mahasiswa seharusnya dapat mengkritisi sekeliling kita. Terlebih saat pandemi tidak mungkin untuk turun kejalan. Tapi sumbangan pemikiran masih tetap dijalankan setiap saat. Seperti mencari tahu apakah seluruh masyarakat yang terdampak wabah benar-benar terbantu atau justru tidak tepat sasaran? Selain belajar, Kita punya tanggung jawab sosial itu di masyarakat dengan memberi masukan ke pejabat setempat," ujar Ketua Cabang Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Batam, Sandy Sinaga.
Tak hanya di kelas, mahasiswa kerap berbaur dalam berbagai bentuk organisasi yang akan menambah intelektual dan skill mahasiswa.
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) yang merupakan organisasi eksternal kampus.
Dimana menjadi pilihan dan sarana mahasiswa untuk berinteraksi dengan mahasiswa lainnya serta mengkaji lingkungan sekitar di luar kampus.
"PMII sendiri merupakan organisasi ekstra kampus yang sifatnya idependen, berbeda dengan netral. Yang kader-kadernya tidak harus beragama muslim. Ada beberapa yang non-muslim disebut kader luar biasa. Jadi tidak hanya membahas tentang perkuliahan yang telah didapatkan dikampus saja," ujar Wira.
Serupa dengan yang diungkapkan Wira. Ketua Cabang GMKI mengayangkan jika aada anggapan dari mahasiswa bila berorganisasi dianggap tidak penting dan membuang waktu.
• Sembuh dari Virus Corona, Ibu dan Anak akan Dipulangkan dari RSBP Batam Hari Ini Kamis (11/6)
• Welcoming New Normal, Tourism Stakeholders in Bintan are Urged to Prepare Health SOPs
"Di sekretariat, kami berdiskusi apa saja. Jadi sangat disayangkan kalau banyak mahasiswa menganggap organisasi itu tidak penting dan tidak bergabung. Status kemahasiswaannya sangat disayangkan," ujarnya.
Mahasiswa dengan politik tidak bisa dijauhkan. Idealisme mahasiswa yang tinggi sehingga memiliki hakikat untuk mengkritisi hal apapun termasuk pemerintah.
"Sebelum mengkritisi tentunya harus dikaji terlebih dahulu sehingga benar-benar paham dan menguasai. Contohnya kelemahan Pemerintah Kota Batam. Tidak adanya Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan mahasiswa terkait regulasi kepemudaan," ucapnya.
Contoh lain menurutnya pada kasus wabah virus Corona ini. Dari awal, mahasiswa ingin benar-benar memastikan kalau keuangan daerah dikelola tepat agar sama orang yang terdampak dapat tertolong.
"Jangan sampai yang paling membutuhkan justru yang tidak mendapatkan," kata Sandy. (TribunBatam.id/Rebekha Ashari Diana Putri)