VIRUS CORONA DI INGGRIS
Diterapkan Sejak Awal Juni 2020, Begini Kondisi di Inggris Saat Jalani Protokol New Normal
Berikut pengelaman jurnalis BBC London tentang kondisi New Normal di Inggris. Protokol New Normal mulai diterapkan di kota London, Inggris sejak Juni.
TRIBUNBATAM.id, LONDON - Sejumlah negara di dunia sudah mulai menerapkan kebijakan New Normal usai dilanda badai virus Corona atau Covid-19.
Sebut saja Inggris, yang sebelumnya pernah masuk ke dalam daftar negara dengan kasus tertinggu Covid-19 di dunia.
Lantas bagaimana kondisi protokol New Normal di Inggris?
Endang Nurdin, jurnalis senior BBC London dan anak laki-lakinya, Ardhito Widjono, yang menjadi dokter dan bertugas di Rumah Sakit Barnet, London, membeberkan saat ini masyarakat di sana juga memasuki fase New Normal.
Membagikan pengalamannya di acara Webinar #newsnormalseries Universitas Budi Luhur bertema “New Normal Story From London”, Ardhito Widjono menuturkan sejak awal juni protokol New Normal mulai diterapkan di kota London, Inggris.
New Normal diberlakukan di sana setelah 2 bulan menjalani lockdown sejak 23 Maret 2020.
• Diubah Memakai Masker, 5 Potret Lukisan di Museum Fitzwilliam Inggris Tuai Sorotan
Tempat wisata seperti pantai juga mulai penuh sesak dengan warga yang ingin menikmati matahari.
Pemerintah Inggris sendiri menetapkan key worker status untuk seluruh wartawan sehingga harus memberikan informasi tanpa henti terkait pandemi Covid-19.
Jurnalis senior BBC London Endang Nurdin menceritakan, selama fase lock down dirinya harus bekerja dari rumah (work from home atau wfh).
Sebagai jurnalis dia menghadapi beragam tantangan bekerja dengan metode wfh, terutama dalam mencari narasumber dan memproduksi sebuah berita.
Anak laki-lakinya, Ardhito Widjono yang menjadi dokter gugus tugas Covid-19 bahkan sempat menjadi sumber beritanya.
Saat terjadi puncak pandemi Covid-19 di bulan April, Ardhito Widjono dokter muda berusia 25 menceritakan betapa berat tugas tenaga medis yang harus menangani pasien Covid-19 tanpa Alat Perlindungan Diri yang layak.
“Seperti terjun ke medan perang, setiap berjalan di bangsal covid, ada rasa bahaya infeksi yang akan menyerang diri kita. Awal april begitu banyak yang meninggal setiap hari. Rasanya capek luar biasa, capek fisik, mental dan emosional,” curhat Dokter Dito.
Inggris tercatat menjadi negara dengan angka kematian tertinggi ke dua di dunia.
Sebagai seorang ibu Endang Nurdin sempat khawatir dengan kondisi putranya.
Bahkan sang ibu sempat menangis saat dokter dito sempat menangani pasien covid tanpa APD yang layak.
“Jadi Dito pakai face shield yang gak layak hanya dilem pakai selotip dan sedotan. Saat di depan pasiennya lagi diperiksa, pasiennya batuk, face shieldnya terbang, saya ketawa sambil abis itu nangis. Intinya ya beratlah ya,” tutur Endang Nurdin.
Sebagai seorang jurnalis Endang Nurdin situasi New Normal tidak menyurutkan BBC untuk menyajikan liputan investigasi di bidang kesehatan.
“Kami tengah menyiapkan liputan investigasi tentang orang-orang yang meninggal karena excess death yaitu mereka yang bisa mengatakan kalau tidak ada pandemi penyakit yang dihadapi oleh keluarga saya tidak terabaikan. Tunggu saja nanti liputannya,” sebut Endang Nurdin.
Sementara bagi dokter dito New Normal merupakan tantangan yang luar biasa.
“Ini semacam life in hold, semua di hold, tetapi saya tetap berharap untuk masa depan akan ada banyak opportunity baru dari Covid-19. Pandemi ini dapat meningkatkan riset kesehatan di seluruh dunia,” ujar dokter Dito.
Rektor Universitas Budi Luhur Wendi Usino yang turut hadir dalam webinar #newnormalseries ini juga menyampaikan bahwa kampus Budi Luhur telah siap menjalankan normal baru.
“Untuk semester baru akan dilakukan re-arrange kelas dengan menerapkan protokol kesehatan jaga jarak,” ungkap Wendi.
Singgung Asal Muasal virus Corona, Mantan Ketua MI6 Inggris Sebut Covid-19 Buatan Manusia
Sederet negara mempertanyakan asal muasal virus Corona atau Covid-19 yang untuk pertama kali dilaporkan di China.
Hal ini juga menuai perhatian khusus dari mantan pimpinan Secret Intelligence Service (SIS) atau Dinas Intelijen Rahasia Inggris, Sir Richard Dearlove.
Ia mengklaim jika Covid-19 bukan penyakit alami, tetapi diciptakan oleh para ilmuwan China di laboratorium.
Beberapa pihak memang meyakini virus Corona bocor dari laboratorium di Wuhan, namun China mengelak hal tersebut.
Pria yang juga kepala M16 antara 1999 dan 2004 itu mengaku telah melihat laporan ilmiah bahwa Covid-19 merupakan buatan manusia.
"Saya pikir ini dimulai sebagai kecelakaan (tidak disengaja)," ungkap Sir Richard kepada The Telegraph.
Membahas penelitian penilaian sejawat baru yang dibuat oleh Profesor Angus Dalgleish, dari Rumah Sakit St George di University of London, dan ahli virologi Norwegia Birger Sorensen, ia menambahkan:
"Ini menimbulkan masalah jika China pernah mengakui tanggung jawab, apakah ia membayar ganti rugi?"
"Saya pikir itu akan membuat setiap negara di dunia memikirkan kembali bagaimana ia memperlakukan hubungannya dengan China dan bagaimana masyarakat internasional berperilaku terhadap kepemimpinan Tiongkok."
Dikutip Daily Mail, menurutnya penelitian ini mengklaim bahwa upaya saat ini untuk menemukan vaksin akan terbukti tidak berhasil, karena para ilmuwan sejauh ini salah memahami sifat sebenarnya dari Covid-19.
Sir Richard menyarankan bahwa para ilmuwan di sebuah laboratorium di Wuhan bisa diam-diam melakukan percobaan pada virus kelelawar ketika Covid-19 entah bagaimana secara tidak sengaja lolos melalui selang dalam biosekuriti.
Menurutnya, makalah itu telah ditulis ulang beberapa kali, dan versi sebelumnya tampaknya mengklaim coronavirus secara akurat dapat disebut 'virus Wuhan'.
Versi awal dari laporan tersebut, yang dilihat oleh Telegraph, dilaporkan mengklaim tanpa keraguan bahwa virus Covid-19 direkayasa.
Diketahui sebelumnya, tak sedikit puhak yang menuding China yang telah menciptakan virus Corona baru ini.
Dilansir dari AFP Kamis (7/5/2020), laboratorium di Institut Virologi Wuhan diketahui merupakan bank virus terbesar di Asia yang memelihara lebih dari 1.500 jenis virus.
Kompleksnya berisi laboratorium dengan keamanan tingkat pertama d Asia, untuk menangani patogen Kelas 4 (P4) alias paling mematikan seperti Ebola.
Sementara itu terkait dengan Covid-19, disimpulkan bahwa virus itu berbagi identitas urutan 79,6 % dengan virus Corona SARS, dan 96 % identik dengan tingkat genom keseluruhan dengan virus Corona yang ditemukan di kelelawar.
Namun pakar virus Corona kelelawar di China, Shi Zheng L membantah hal itu dan mengatakan urutan genom SARS-CoV-2 tidak cocok dengan virus Corona kelelawar mana pun, yang sebelumnya dikumpulkan dan dipelajari oleh lab-nya.
Para peneliti telah mencatat, sementara ini tidak ada bukti asal virus Corona dari kecelakaan laboratorium, tapi juga tidak ada bukti yang jelas bahwa virus tersebut muncul dari pasar Wuhan.
Sayang saat WHO berharap China akan mengundangnya untuk ikut serta dalam penyelidikan terkait hewan-hewan dan asal-usul virus Corona.
Duta Besar China untuk PBB di Jenewa pada Rabu mengatakan, Beijing tidak akan mengundang para ahli internasional untuk menyelidiki sumber Covid-19 sebelum pandemi mereda, sembari menambahkan diperlukan "atmosfer yang tepat".
Kondisi inilah yang nampaknya menjadi dasar tudingan AS terhadap Laboratorium Virologi Wuhan yang terjadi beberapa minggu terakhir.
(*)
• Jadwal Liga Inggris, Man City vs Arsenal, Everton vs Liverpool, Lampard Tak Remehkan Aston Villa
• Meski Pemerintah Berencana Buka Rumah Ibadah, Masjid di Inggris Ini Memilih Tak Beroperasi
• Ketakutan Dikejar Anjing, Turis Inggris Terjebak di Bak Penampungan Air Selama 6 Hari, Kaki Patah
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ngobrol di Webinar UBL, Jurnalis BBC Ini Beberkan Pengalaman Hadapi Kondisi New Normal di Inggris.