SELEB TERKINI
Song Il Gook Ceritakan Anaknya Alami Rasisme, Dilempari Sebotol Air Kencing Saat di Prancis
Keluarga Song Il Gook sempat tinggal di Perancis selama setahun. Daehan, Minguk, dan Manse ternyata pernah mengalami kejadian rasisme yang menyedihkan
TRIBUNBATAM.id, SEOUL - Isu rasisme menjadi perbincangan hangat di media sosial akhir-akhir ini,
Rupanya, keluarga selebriti asal Korea Selatan yakni Song Il Gook bersama ketiga anak kembarnya pernah mengalami hal ini.
Ya ketiga anak Song Il Gook yang begitu populer yakni Daehan, Minguk, dan Manse diperlakukan tidak baik saat berada di luar negeri.
Buat kamu yang sering menonton serial Superman Returns, kamu tentu tidak asing dengan ayah dari triplets ini.
Keluarga Song Il Gook sempat tinggal di Prancis selama setahun.
Dilansir dari Koreaboo, dalam sebuah wawancara terbaru, Song Il Gook membicarakan bagaimana dia menghadapi rasisme selama berada di luar negeri.
• Terkait Aksi Protes Rasisme George Floyd di Inggris, Boris Johnson Bentuk Lembaga Khusus
Dia ingat saat si kembar tiga sedang bermain di taman bermain ketika seseorang melempar sebotol penuh air kencing ke mereka.
Song Il Gook juga menceritakan bahwa ia pernah mengalami diskriminasi rasial lain sebelumnya.
Tetapi tindakan kali ini tidak dapat ditoleransi karena membuatnya sangat marah.
"Kami bertemu orang-orang jahat dari mereka yang mengutuk kami hanya karena menjadi orang Asia bagi mereka yang melemparkan sebotol air seni ke arah anak-anak saat mereka bermain di taman bermain," ungkap Song Il Gook.
Meski mengalami rasisme, Song Il Gook percaya bahwa waktu mereka di Prancis tidak sepenuhnya buruk.
Dia percaya, "mendidik bagi anak-anak untuk tinggal di tempat yang berbeda di mana tidak ada yang mengenali mereka dari Superman Returns."
Buat kamu yang mengikuti Superman Returns, kamu pasti merasa Song Triplets tumbuh cepat.
Ya, saat ini mereka sudah memulai tahun pertama mereka di sekolah dasar.
Song Il Gook meyakinkan para penggemar bahwa anak-anak itu tumbuh baik dan sehat.
"Mereka menyesuaikan diri dengan baik," pungkasnya.
Dikutip dari berbagai sumber, Song Il Gook adalah aktor asal Korea Selatan yang semakin terkenal karena memiliki anak laki-laki kembar tiga atau yang tenar disebut “Triplets”. Mereka diberi nama Song Daehan, Song Minguk dan Song Mansae.
Dalam mendidik anaknya, Song Il Gook adalah ayah yang sangat disiplin. Seperti saat anak-anaknya membuat kesalahan ia membiarkan anak-anaknya duduk 5 menit menghadap tembok untuk merenungkan kesalahan mereka.
Dia pun akan memberi tahu mereka secara pribadi apa kesalahan mereka dan memberikan nasihat agar mereka tidak melakukan hal itu lagi.
Memiliki tiga anak kembar bukan hal yang mudah, terlebih dalam hal berbagi.
Namun Il Gook selalu berusaha untuk bersikap adil kepada ke tiga anak kembarnya.
Ia pun selalu mengajarkan kepada anak-anaknya untuk bersikap adil kepada sesama saudara, seperti berbagi makanan, dan bermain mainan secara bergantian. Il Gook juga selalu mengajarkan untuk menjadi anak yang sopan kepada orang yang lebih tua.
Ikut Demo George Floyd, Tim Medis Covid-19 di Amerika Serikat: Berjuang Lawan Virus Rasisme
Sederet tenaga medis diketahui ikut dalam aksi protes soal rasisme di Amerika Serikat.
Aksi yang dipicu oleh kematian George Floyd ini, menuai berbagai dukungan termasuk 'pahlawan' di tengah wabah virus Corona atau Covid-19.
Para petugas medis seperti dokter dan perawat di Amerika Serikat mengecam praktik pemisahan berdasarkan rasial dalam sistem kesehatan publik.
Dengan memakai masker wajah dan alat pelindung diri (APD) lainnya, sekitar seratus pekerja medis berjalan keluar Rumah Sakit Bellevue di Manhattan pada Kamis (4/6/2020).
Mereka melakukan demonstrasi untuk menentang praktis rasialisme struktural yang terjadi di Amerika Serikat dengan memegang papan bertuliskan, 'perawatan kesehatan untuk semua' dan 'rasialisme membunuh pasien saya'.
Selain itu, mereka juga berlutut dalam diam selama 8 menit 46 detik, durasi waktu di mana petugas polisi Minneapolis Derek Chauvin menindih leher George Floyd dan menyebabkan kematian pria kulit hitam itu.
"Kami telah diambil sumpah untuk melayani seluruh komunitas, kami telah disumpah untuk melindungi hak dan kesehatan publik, kini praktik kekuatan dan kebrutalan polisi menjadi darurat kesehatan publik," ujar Kamini Doobay, seorang dokter divisi gawat darurat di Bellevue.
Doobay juga juga seorang panitia dalam demo protes yang diselenggarakan pada Kamis kemarin dan diikuti oleh 6 rumah sakit di New York.
"Sebagai tenaga profesional kesehatan yang saat ini tengah melawan Covid-19, saya juga berjuang melawan virus rasisme," ujar Billy Jean, seorang perawat kulit hitam yang berbicara kepada kerumunan.
Wabah virus Corona telah membunuh sekitar 21.000 warga kota New York dan mempengaruhi secara tidak proporsional pada komunitas-komunitas minoritas termasuk Afrika-Amerika.
Hampir 23 persen dari mereka yang tewas di seluruh penjuru AS adalah orang kulit hitam, berdasarkan keterangan seorang pejabat anonim, meski orang kulit hitam hanya 13,4 persen dari populasi warga AS.
Di New York, anggota komunitas kulit hitam meninggal dua kali lebih banyak dibandingkan komunitas kulit putih.
Menurut tenaga profesional, kurangnya perawatan kesehatan universal membuat kelompok kurang mampu tidak bisa menerima perawatan sebagaimana yang diterima kelompok kaya.
"Kami melihat pasien-pasien dengan kulit berwarna menderita dengan sangat tidak pantas akan penyakit kronis, tidak mendapat pelayanan yang pantas dan juga kami melihat kekerasan yang mematikan yang menjadi wabah bagi komunitas ini," ungkap seorang dokter yang berusia 28 tahun, Damilola Idowu.
"Pria kulit hitam datang dengan luka tembak, akibat kebrutalan polisi, kami menyaksikan semua itu," ujar Idowu kepada media Prancis AFP.
Pada Selasa (2/6/2020) puluhan dokter dan perawat dari Rumah Sakit Gunung Sinai turun ke jalan untuk memberi apresiasi kepada ribuan pemrotes yang berbaris di Fifth Avenue.
Aksi serupa dilakukkan di luar gedung rumah sakit lainnya di New York dan di tempat lain di AS termasuk Pusat Medis Texas di Houston dan Rumah Sakit Universitas Howard di Washington DC.
Apresiasi itu berwujud tepuk tangan yang mengingatkan pada aksi tepuk tangan pada tiap pukul 7 sore waktu setempat untuk petugas medis yang berjuang melawan virus Corona dan menjadi ritual harian di New York selama krisis wabah.
"Terima kasih! Kami mencintai kalian!" teriak seorang pengunjuk rasa yang berhenti dan berfoto selfie dengan para dokter juga perawat.
"Kini para pemrotes yang mengusung isu (rasial), yang membiarkan tubuh mereka di luar sana dengan risiko ditangkap, ditindak aparat, mereka adalah pahlawan saat ini," ujar Idowu.
"Jadi, rasanya pantas bagi kami untuk mendukung dan menghibur mereka dengan cara yang sama dengan ketika mereka mendukung kami saat berjuang melawan Covid-19," tandasnya.
(*)
• Cerita Irfan Bachdim Alami Rasis di Belanda Karena Berdarah Indonesia: Tua Nanti Saya Tetap di Sini
• Protes Anti Rasisme Juga Terjadi di Inggris, PM Boris Johnson Peringatkan Soal Ekstremis
• Pemain Juventus Paulo Dybala Soal Rasisme, Otoritas Italia Harus Tegas, Jangan Tunggu Reaksi Pemain
Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Anak-anaknya Dilempari Sebotol Air Kencing, Artis Ternama Korea Song Il Gook Alami Rasisme.