TIMNAS INDONESIA
Selain Shin Tae-yong, Dua Mantan Pelatih Timnas Indonesia Ini Juga Pernah Kritik PSSI
Dua pelatih Timnas Indonesia sebelumnya, Luis Milla dan Simon McMenemy juga mengungkap kekecewaan pada PSSI
Penulis: Mairi Nandarson | Editor: Mairi Nandarson
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong secara terang-terangan mengungkap kekecewaannya pada federasi sepakbola Indonesia, PSSI.
Sejumlah kekecewaan pada PSSI diungkapkan Shin tae-yong kepada media olahraga Korea Selatan, Naver Sport.
Shin Tae-yong menyampaikan sejumlah kritikan terhadap PSSI, mulai dari soal mulai tidak sejalannya dukungan PSSI terutama terkait rencana program kerjanya bersama Timnas.
• Witan Sulaiman Jadi Starter, FK Radnik Surdulica Raih Hasil Seri Lawan FK Voždovac
• Reaksi PSSI Setelah Dikritik Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong karena Dinilai Tidak Konsisten
• Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong Kecewa dan Sebut PSSI Tak Konsisten: Saya Minta Kerjasamanya
Namun, kritik pada PSSI oleh pelatih Timnas Indonesia bukan sekali.
Dua pelatih Timnas Indonesia sebelumnya, Luis Milla dan Simon McMenemy juga mengungkap kekecewaan pada PSSI.
Berikut petikannya sebagaimana dikutip dari berbagai sumber:
1. Luis Milla (2017-2018)

Ekspresi pelatih timnas U-23 Indonesia, Luis Milla, seusai timnya tersingkir dari Asian Games 2018, Timnas U-23 Indonesia kalah adu penalti dari Uni Emirat Arab dalam pertandingan babak 16 besar sepak bola Asian Games 2018 di Stadion Wibawa Mukti, Jumat (24/8/2018). (HERKA YANIS/TABLOID BOLA)
Mantan pelatih timnas Indonesia, Luis Milla menyampaikan kritik terhadap PSSI terkait kemajuan sepak bola Indonesia.
Kritik itu disampaikan setelah ia tidak lagi menjabat sebagai pelatih Timnas.
Luis Milla menyampaikan kritik itu saat berbagi pengalamannya dengan KickOff!Indonesia melalui Youtube pada Sabtu (2/5/2020).
Ia bercerita soal pengalaman melatih di Indonesia sekaligus apa saja yang sudah dilakukan untuk membangun sepak bola di tanah air.
Coach Luis mengawali penjelasannya soal impresi awal dirinya saat melakukan riset tentang kondisi sepakbola Indonesia.
Mantan pelatih timnas U-21 Spanyol itu menyatakan kesan awal yang baik soal kondisi sepakbola Indonesia.
"Impresi awal yang kami temukan adalah banyak peluang yang bisa kita bangun dengan pemain," ujar Luis di akun Youtube KickOff!Indonesia.
"Secara umum pemain sangat dewasa, juga dalam hal skill, tidak berbeda jauh dengan pemain Eropa. Meskipun ada banyak hal yang mereka perlu bekerja keras," tambahnya.
Di akhir penjelasan yang sangat detail dari Luis Milla, dirinya berharap sepakbola Indonesia bisa maju dan berkembang.
Tak hanya itu, Milla juga menyiratkan kritik untuk federasi sepakbola Indonesia (PSSI) dan juga klub agar lebih mementingkan kepentingan kemajuan sepakbola ketimbang kepentingan pribadi.
"Saya juga berharap pada orang-orang yang memiliki power di federasi dan klub, bersedia menyisihkan kepentingan pribadi," kata Luis Milla.
"Bersatu dan bergandeng tangan untuk kepentingan kemajuan sepak bola Indonesia."
"Satu kritik saya adalah untuk orang yang bekerja di manajemen. Saya paham ini biasa terjadi dimana-mana, termasuk di Spanyol sekalipun."
"Kami beruntung di Spanyol, kami sudah lebih dulu berubah menjadi lebih baik. Ini masih terjadi di Indonesia."
"Saya lihat masih banyak yang bekerja di manajemen lebih memikirkan kepentingan segelintir saja."
"Indonesia butuh orang di manajemen yang total bekerja untuk kepentingan sepak bola. Bukan yang lain!," tambahnya.
Luis Milla berkarier di Tanah Air dengan melatih timnas Indonesia pada 2017-2018.
Pelatih asal Spnyol itu telah memimpin timnas Indonesia pada enam pertandingan ujicoba.
Dalam 6 laga tersebut Luis Milla mencatakan dua kali menang, dua seri, dan dua kalah.
Selain itu Luis Milla memimpin timnas U-23 Indonesia di Asian Games 2018 yang dihelat di tanah air.
Sayangnya, pasukan Garuda muda harus terhenti di babak 16 besar kala itu.
2. Simon McMenemy (2018- 2019)

Simon McMenemy Pelatih Timnas Indonesia (FOTO JUARA.net/SUCI RAHAYU/twitter/PSSI)
Mantan pelatih timnas Indonesia, Simon McMenemy, mengkritik cara PSSI dalam membina sepak bola Indonesia dan menyarankan untuk mengikuti strategi Vietnam.
Timnas Vietnam menjadi satu-satunya negara di ASEAN yang mengalami peningkatan pesat dalam perolehan ranking FIFA.
Hanya dalam periode 10 tahun, The Golden Star bisa naik 43 peringkat dari posisi ke-137 menjadi posisi ke-94 dalam ranking FIFA.
Vietnam bahkan menjadi satu-satunya negara ASEAN yang berhasil menembus 100 besar dalam peringkat FIFA.
Kehebatan timnas Vietnam membuat mantan pelatih timnas Indonesia, Simon McMenemy, merasa heran.
Sebab, menurut Simon, Liga Vietnam memiliki kualitas yang lebih rendah dibandingkan Liga Indonesia.
Keheranan itu pun diungkapkan Simon kepada mantan Direktur Teknik Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF), Jurgen Gede, dalam pertemuan beberapa waktu lalu.
Pelatih asal Skotlandia itu bertanya bagaimana cara VFF mengembangkan kekuatan timnasnya di tengah kondisi liga yang tidak terlalu bagus.
"Saya bertanya padanya cara mengembangkan kekuatan timnas dalam kondisi kualitas Liga Vietnam yang lebih rendah dibanding Indonesia," ucapnya dilansir Bolasport.com dari Dantri.
"Mereka punya timnas yang kuat padahal perkembangan liganya tidak terlalu mengesankan. Bagaimana sepak bola Vietnam bisa memiliki hal itu?" tanya Simon.
Berkaca dari kemajuan pesat timnas Vietnam, Simon lantas memberikan kritiknya kepada PSSI.
Mantan pelatih Bhyangkara FC itu berpendapat bahwa PSSI seharusnya bisa belajar dari sepakbola Vietnam, terutama dalam hal pembinaan para pemain muda.
Simon merasa, ketika dirinya didapuk sebagai pelatih timnas Indonesia, PSSI tidak memberikan dukungan penuh terhadap dirinya.
"Saya suka cara Vietnam memandang sepakbola di negara mereka. Mereka tidak melebih-lebihkan dengan mengatakan bahwa sepak bola mereka hebat atau liga mereka liga yang besar," tutur Simon.
"Mereka lebih realistis. Mereka paham bahwa mengirim pemain berkarier di luar negeri dapat menambah kualitas pemain itu sendiri," tambahnya.
Simon menilai sepakbola Indonesia akan sulit maju jika tidak segera meniru strategi yang dilakukan Vietnam.
PSSI selaku induk organisasi sepakbola nasional seharusnya lebih banyak mengirimkan pemain berkarier di luar negeri sehingga mendapat lebih banyak pengalaman.
"Jika Indonesia mencoba mengirim pemain ke luar negeri, tentu timnas Indonesia akan jadi kuat. Sayangnya PSSI tidak melakukan itu," kata Simon.
3. Shin tae-yong ( 2020 - sekarang )

Shin Tae-yong ditunjuk sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia dari Timnas Senior, U23 hingga Timnas U19 oleh PSSI.
Fokus Shin Tae-yong sebenarnya pada Timnas U19 karena akan disiapkan untuk Piala Dunia U20 yang akan berlangsung di Indonesia.
Setelah meneken kontrak dengan PSSI selama 4 tahun, Shin Tae-yong mulai bekerja dan memanggil sejumlah pemain.
Beranjak dari sana, Shin Tae-yong mulai melontar sejumlah kritik terkait timnas hingga PSSI.
Apalagi target yang dibebani kepada Shin Tae-yong cukup berat. PSSI meminta Shin Tae-yong bisa memberikan gelar Piala AFF 2020 dan tembus 4 besar Piala Dunia U20 tahun 2021 di Indonesia.
Sebelumnya Shin Tae-yong juga secara terbuka mengkritik kondisi lapangan yang menjadi tempat latihan timnas yang buruk.
Saat itu, ia menjalani latihan perdananya bersama Timnas U19 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang. awal Januari 2020.
"Lapangannya kurang bagus karena itu bisa membuat pemain cedera. Saya melihat lapangan dari luar dan terlihat bagus, namun setelah memasukinya agak sedikit kurang bagus. Jadi, pemain harus berhati-hati selama latihan di sini," ujar pelatih berusia 51 tahun itu.
Shin Tae-yong juga mengkritik kondisi fisik pemain Timnas Indonesia U-19 saat menggelar training centre di Thailand.
Dia menyebut pemain Indonesia terlalu mudah lelah.
"Secara fisik, pemain Indonesia kelelahan setelah hanya 20 menit bermain. Karena itu, selama TC di Thailand kami berkonsentrasi terhadap peningkatan fisik para pemain," ucap Shin Tae-yong.
Shin Tae-yong juga mengkritik kualitas fisik pemain senior yang dinilainya justru dibawah kondisi fisik Timnas U19.
"Dibanding engan Timnas Indonesia U-19, kondisi fisik para pemain senior Indonesia jauh di bawah," tegas Shin Tae-yong.
Belakangan Shin Tae-yong mempertanyakan profesionalitas PSSI sebagai federasi sepakbola.
Dalam wawancara dengan media olahraga Korea Selatan itu, Shin Tae-yong mengungkap banyak hal.
Dalam wawancara diungkapnya bahwa pelatih asal Korea Selatan melihat beberapa kejanggalan di PSSI saat ini.
Contohnya adalah ketika Ratu Tisha Destria yang merupakan Sekretaris Jenderal dibiarkan mundur pada April 2020.
Menurut Shin Tae-yong, Ratu Tisha adalah orang yang berkompeten terhadap bidangnya dan punya rekam kerja yang baik selama di PSSI.
Shin Tae-yong juga mempertanyakan keseriusan dan komitmen PSSI terhadap Timnas Indonesia.
Shin Tae-yong merasa tidak didukung secara penuh oleh PSSI.
Contohnya adalah terkait keinginan Shin Tae-yong memboyong pemain Timnas Indonesia U-19 menjalani pemusatan latihan di Korea Selatan.
Pertimbangan itu diambil karena kondisi Indonesia yang belum kondusif dari pandemi virus corona.
Namun, PSSI sulit merealisasikan keinginan Shin Tae-yong.
Padahal, sebelumnya di hadapan media, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, berjanji akan mendukung program Shin Tae-yong dalam membentuk Timnas Indonesia yang tangguh.
"Ketua Umum PSSI ketika diwawancarai media lokal menyatakan dukungan secara penuh untuk semua program. Saya ditantang untuk membuat visi. Saya ditantang mengenai gagasan dan segala kemungkinan dari PSSI," ucap Shin Tae-yong.
"Untuk melakukannya, kami harus bergerak bersama selangkah demi selangkah. Awalnya, saya mencoba melakukan segalanya, namun akhirnya saya harus mengubah sikap," tegas Shin Tae-yong. (*)