VIRUS CORONA DI INDONESIA
UPDATE Data Corona Indonesia Jumat (19/6) Sore Tambah 1.041 Total 43.803, Tertinggi di Asia Tenggara
"Kami dapatkan konfirmasi positif sebanyak 1.041 orang, sehingga akumulasinya 43.803 orang," ujar Achmad Yurianto Jumat sore
"Sehingga totalnya ada 2.373 orang," ujar Yurianto.
Tertinggi di Asia Tenggara
Anggota Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati mengingatkan pemerintah dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk serius dalam penanganan dan pencegahan penularan Covid-19.
Hal ini disampaikan Mufidah, menanggapi kasus Covid-19 di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara pada Rabu (17/6/2020).
Mufida meminta angka kasus positif dan kematian akibat Covid-19 harus menjadi perhatian bagi pemerintah dalam menyediakan layanan kesehatan.
"Angka positif Covid-19 dan kematian akibat Covid-19 tertinggi di Asia Tenggara harus jadi alarm bagi pemerintah dalam menyediakan layanan kesehatan yang lebih baik," kata Mufida dalam keterangan tertulis, Jumat (19/6/2020).
Mufida mengatakan, selain penanganan Covid-19, banyak parameter kesehatan yang menempatkan Indonesia di peringkat kurang baik.
Ia mencontohkan, pada Hari Tuberkulosis Sedunia 2020 pada 24 Maret yang lalu,
Indonesia berada di peringkat ke-3 di dunia dengan penderita TBC terbanyak.
"Jumlah penderita TBC di Indonesia mencapai 845.000 jiwa. Sementara TBC adalah satu dari 10 penyebab utama kematian di seluruh dunia," ujarnya.
Mufidah juga menyoroti, indeks perkembangan anak yang dirilis WHO-UNICEF menunjukkan Indonesia berada di peringkat 117 dari 180 negara yang diteliti.
Indeks tersebut, lanjut dia, mengukur kesehatan dan kesejahteraan anak berdasarkan beberapa faktor meliputi, pertumbuhan anak, tingkat kelangsungan hidup anak, tahun sekolah, tingkat kelahiran remaja, kematian ibu, prevalensi kekerasan, serta pertumbuhan dan gizi.
"Kita juga kalah jauh dari negara tetangga dengan Singapura peringkat 12, Malaysia 44, Vietnam 58, Thailad 64, Filipina 110 dan Kamboja 114 dunia," tuturnya.
Berdasarkan data tersebut, Mufida mengatakan, pemerintah harus melakukan evaluasi pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
"Bukan hanya soal Covid-19, tapi posisi kita yang kurang baik dalam data-data kualitas kesehatan tersebut harus menjadi cermin. Kita tidak sendiri mengalami semua masalah kesehatan tersebut, tetapi banyak negara yang berhasil melalui dengan baik," kata dia.