Atmosfer Politik Singapura kian Memanas, Adik PM Singapura Lee Hsien Yang Gabung Partai Oposisi
Perang dingin antara abang-adik Lee yang menggemparkan Singapura telah mewarnai kancah politik Singapura selama 3 tahun terakhir.
TRIBUNBATAM.id, SINGAPURA - Atmosfer politik di Singapura kian memanas, sehari setelah pengumuman pemilihan umum (pemilu) akan digelar pada Jumat 10 Juli mendatang.
Lee Hsien Yang, yang notabene merupakan adik kandung Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengumumkan Rabu pagi (24/06/2020) dia telah bergabung dengan partai oposisi baru bernama Partai Singapura Maju (PSP).
Keputusan politik Hsien Yang tentunya tidak dapat dipandang sebelah mata oleh partai berkuasa pimpinan abangnya, Partai Aksi Rakyat (PAP).
“Dia bukan orang sembarangan. Ayahnya, Lee Kuan Yew adalah pendiri Singapura. Keputusannya bergabung dengan kita adalah indikasi jelas pemerintahan PAP tidak mengikuti apa yang Lee senior inginkan,” ucap Dr Tan Cheng Bock, sekretaris jenderal PSP yang mendampingi Hsien Yang menemui warga di Pasar Tiong Bahru sebagaimana dilansir Straits Times.
Konflik rumah warisan
Perang dingin antara abang-adik Lee yang menggemparkan Singapura telah mewarnai kancah politik Singapura selama 3 tahun terakhir.
Benih konflik dimulai dari sengketa keluarga mengenai rumah warisan Lee senior yang berlokasi di 38 Oxley Road.
Hsien Yang dan kakak perempuannya Lee Wei Ling mengatakan, Lee Kuan Yew telah berpesan agar rumah itu dihancurkan setelah dia wafat agar tak dijadikan sarana pengkultusan terhadap dirinya.
Keduanya mengaku PM Lee menentang pesan itu dengan berbohong di parlemen bahwa ayah mereka telah terbuka untuk mempertimbangkan kembali rencana merobohkan rumah itu.
Mereka menyatakan telah kehilangan kepercayaan serta menuding sang kakak telah menyalahgunakan kekuasaan dan pengaruhnya di pemerintahan demi agenda pribadinya.
Misalnya ingin mempertahankan rumah tersebut demi kepentingan politiknya, termasuk mengorbitkan putranya untuk menjadi calon pemimpin masa depan Singapura. PM Lee menolak keras tudingan penyalahgunaan kekuasaan dan nepotisme tersebut.
Belum diketahui apakah Hsien Yang akan berlaga menjadi calon parlementarian atau akan mendukung PSP melalui pendanaan dan dukungan moral kampanye.
Pebisnis berusia 62 tahun itu menyatakan dia akan memberikan jawaban ketika waktunya tepat.
Selama ini sosok Hsien Yang lebih dikenal sebagai eksekutif senior korporat Singapura. Dia menjabat selama 12 tahun dari 1995 hingga 2007 sebagai Chief Executive Officer (CEO) Singtel, perusahaan telekomunikasi terbesar di negeri “Singa”.
Jabatan publik terakhirnya pada 2018 adalah sebagai pimpinan Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS).