Moncong Artileri Korea Utara Terbuka dan Mengarah Ke Korea Selatan, Pertanda Siap Berperang?
Diketahui Korea Selatan tengah menyiapkan pasukan militer untuk antisipasi rencana serangan propaganda Korea Utara.
TRIBUNBATAM.id, PYONGYANG- Hubungan dua negara Korea sedang memanas.
Korea Selatan dan Korea Utara sama-sama menyiapkan pasukan militernya.
Diketahui Korea Selatan tengah menyiapkan pasukan militer untuk antisipasi rencana serangan Propaganda Korea Utara.
Namun, diam-diam Korea Utara juga bergerak.
Hal itu memunculkan kekhawatiran akan terjadinya perang, meski tak ada rincian artileri jenis apa yang dimaksud.
• Korea Utara Berencana Kirim 12 Juta Selebaran Propaganda, Korea Selatan Minta Untuk Berhenti
• Angkat Cerita Zombie, Film #ALIVE Akan Tayang di Korea Selatan, Dibintangi Park Shin Hye & Yoo Ah In
Akan tetapi, pihak Korea Selatan tak telalu ambil pusing.
Menurut sumber Yonhap di Pemerintahan Korea Selatan, moncong artileri Korut terbiasa dibuka dan ditutup.

Alih-alih bersiap perang, hal itu bisa saja dilakukan untuk merawat artileri.
Menrutnya, buka tutup moncong artileri bisa dilakukan untuk menghilangkan kelembaban.
"Tapi, (moncong artileri) itu adalah kegiatan yang sering dibuka dan ditutup oleh militer Korea Utara. Ada kemungkinan moncong terbuka untuk menghilangkan kelembaban atau untuk pekerjaan ventilasi," ujar sumber yang tak disebutkan namanya itu.
Pergerakan militer Korea Utara tak berhenti di situ.
• John Kei Bantah Perintah Bunuh Pamannya Nus Kei, Pengacara: Gak Ada Bukti Sama Sekali
• Manfaat Mengonsumsi Telur Sebutir Setiap Hari Untuk Anak-anak, Kurangi Risiko Stunting
Kim Jong Un mengirim tentara dalam kelompok kecil ke pos-pos penjagaan yang ada di Zona Demiliterisasi.
Mereka melakukan pembersihan semaksemak dan pemeliharaan jalan di perbatasan.
"Pos penjagaan dan kotak pengintaian jelas merupakan fasilitas untuk keperluan militer," kata sumber itu, Minggu (21/6/2020).
Meski demikian, Korea Selatan tetap melakukan pengawasan.
"Jadi, wajar kalau ada gerakan militer di balik itu (pengiriman tentara untuk pembersihan semak-semak). Tapi, kami terus mengawasi mereka".
Analis: Korut Hanya Cari Perhatian Amerika Serikat

Banyak pihak menilai, aksi militer Korut tampaknya bertujuan untuk merebut kembali perhatian pemerintah AS yang belakangan terganggu oleh masalah dalam negeri.
Melansir Reuters, Korea Utara meledakkan kantor penghubung bersama di sisi perbatasan pekan lalu, dan menyatakan diakhirinya dialog dengan Korea Selatan dan mengancam aksi militer.
• Ramalan Zodiak Hari Ini Rabu 24 Juni 2020, Gemini Dpenuhi Tuntutan Keluarga, Leo Dipuji
• Ramalan Zodiak Kamis 25 Juni 2020, Taurus Diuji, Capricorn Menuai Apa yang Ditabur, Virgo Optimis
Setelah tiga pertemuan bersejarah dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un gagal menghasilkan kesepakatan denuklirisasi, perhatian Presiden AS Donald Trump beralih ke tempat lain, termasuk epidemi virus corona, protes anti-rasisme dan pemilihan presiden November.
Kim, bagaimanapun, menghadapi konsekuensi nyata dunia atas perundingan yang gagal itu, di mana ekonomi Korea Utara yang terkena sanksi semakin terpukul oleh penguncian perbatasan yang diberlakukan untuk mencegah wabah virus corona. Kondisi ini berpotensi mengancam basis dukungannya di antara para elit dan militer.
Analis mengatakan, salah satu tujuan Kim dalam menyerang sekutu AS, Korea Selatan, adalah untuk mengingatkan Washington tentang masalah yang belum terselesaikan dengan Korea Utara.
"Trump dapat merasakan kebutuhan untuk berbicara dengan Korea Utara untuk mengelola situasi untuk saat ini, dan secara terbuka mengklaim bahwa ia telah menangkal kemungkinan provokasi militer yang mengancam Kim," kata Chang Ho-jin, mantan sekretaris kebijakan luar negeri presiden Korea Selatan.
"Dengan meningkatkan ketegangan antar-Korea, Korea Utara juga bisa berharap Korea Selatan akan mendorong lebih keras untuk mendapatkan pembebasan sanksi untuk proyek-proyek ekonomi bersama yang sejauh ini sulit dipahami."

Sumber diplomatik di Seoul mengatakan, para pejabat AS, termasuk Wakil Menteri Luar Negeri Stephen Biegun yang telah memimpin negosiasi dengan Korea Utara, bersedia melakukan "upaya terakhir" sebelum pemilihan AS.
"Ada kegelisahan di antara mereka bahwa mereka tidak bisa hanya diam saja di paruh pertama tahun ini," kata sumber itu, mencatat Washington akan segera beralih ke mode pemilihan penuh.
• Korea Utara Berencana Kirim 12 Juta Selebaran Propaganda, Korea Selatan Minta Untuk Berhenti
• Angka Kemiskinan di Amerika Serikat Diklaim Turun Saat Wabah Covid-19, Apa Penyebabnya?
Tetapi sumber AS yang akrab dengan masalah itu mengatakan kepada Reuters bahwa sementara Washington bersedia untuk berbicara dengan Pyongyang kapan saja, tidak akan ada negosiasi yang mengarah pada terobosan signifikan dalam waktu dekat, terutama jika Korea Utara hanya menawarkan untuk membongkar fasilitas nuklir utamanya Yongbyon.
Sumber itu mengatakan bahwa pelonggaran sanksi kemungkinan tidak akan terjadi, karena Korea Utara tidak mau membahas program nuklirnya. Sehingga mustahil bagi Amerika Serikat untuk mempertimbangkan membatalkan sanksi.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Nur)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Memanas, moncong artileri Korea Utara dalam posisi terbuka ke arah Korea Selatan