Senilai Rp 16 Triliun, Polisi di Italia Sukses Menyita 14 Ton Narkoba Buatan ISIS
Dikabarkan polisi di Italia menyitar sebanyak 14 ton narkoba buatan ISIS atau senilai Rp 16 triliun. Disebut sebagai penangkapan terbesar di dunia.
Begitu pabrik didirikan, otoritas menyebut sangat mudah bagi teroris untuk memproduksi jumlah besar narkoba untuk mendapatkan dana.
Kepolisian menuturkan, jumlah barang haram yang berhasil mereka sita dikatakan bisa "memuaskan seluruh Eropa", tanpa menjabarkannya.
"Konsorsium" geng kriminal diduga terlibat dalam distribusi obat, termasuk keyakinan mafia kuat asal Naples, Camorra, turut di dalamnya.
Penegak hukum menjelaskan, kemungkinan praktik produksi dan distribusi narkoba sintetis di Eropa terhenti sejak virus corona melanda.
"Banyak penyelundup, termasuk konsorsium, beralih ke Suriah yang. nampaknya, sama sekali tidak mengendurkan produksinya," jelas kepolisian.
Dua pekan lalu, juga di pelabuhan Salermo, polisi juga menyita kontainer yang dikirim dari Suriah berisi 2.800 kilogram ganja.
Selain itu juga terdapat lebih dari satu juta pil amphetamines dengan simbol yang sama seperti yang disita pada Rabu waktu setempat.
Harian La Repubblica melaporkan, polisi curiga karena kontainer tersebut, yang nampaknya berisi meja dan baju olahraga, tujuannya adalah Libya melalui perusahaan Swiss.
Penerbangan Kembali Beroperasi, Italia Larang Penggunaan Bagasi Kabin di Pesawat
Sejumlah negara Eropa tampak sudah membuka kembali negaranya untuk kunjungan wisatawan.
Hal ini terkait dengan penurunan kasus virus Corona atau Covid-19 di beberapa negara Eropa.
Namun protokol kesehatan tetap diberlakukan demi mencegah datangnya kembali gelombang pandemi tersebut.
Setelah menerapkan pembatasan wilayah secara ketat selama berbulan-bulan, kini warga Eropa dapat bepergian dengan bebas menuju dan dari Italia.
Namun, perjalanan tersebut kini memiliki aturan baru.
Dilansir TribunTravel dari laman The Point Guy, Otoritas Penerbangan Sipil Italia mengumumkan sebuah dekrit terkait aturan dalam perjalanan pesawat.