VIRUS CORONA DI BATAM

Baru Sembuh, Karyawan BUMN Ini Reinfeksi Covid-19 di Batam, Ketahuan Saat Tes Swab

Dalam kasus ke-241 ini, pasien sebenarnya adalah pasien reinfeksi yang sebelumnya terkonfirmasi positif dengan nomor kasus 181.

Editor: Dewi Haryati
FREEPIK.COM
Ilustrasi covid-19. Karyawan BUMN dinyatakan reinfeksi Covid-19 di Batam, Senin (6/7/2020) 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kasus positif Covid-19 di Batam bertambah lagi. Tim gugus tugas Covid-19 Batam merilis data terbaru perkembangan Covid-19 di Batam, Senin (6/7/2020).

Dari rilis itu, ada penambahan satu kasus positif. Seorang laki-laki berinisial "Tn. DH" dinyatakan positif Covid-19, pada Senin oleh Tim Gugus Tugas Covid-19 Batam.

Temuan ini berdasarkan hasil pemeriksaan swab dari BTKLPP.

Dalam kasus ke-241 ini, pasien sebenarnya adalah pasien reinfeksi yang sebelumnya terkonfirmasi positif dengan nomor kasus 181. Ia telah dinyatakan sembuh pada tanggal 20 Juni 2020 lalu dan tengah menjalani isolasi mandiri di kediamannya selama 14 hari.

Namun, pada 30 Juni 2020, pria yang bekerja sebagai karyawan BUMN di Pekanbaru, Riau, ini melakukan pemeriksaan swab lagi di RS Budi Kemuliaan Batam untuk keperluan penerbangan.

Hari Ketujuh Verifikasi Faktual, KPU Batam Sudah Periksa 30.107 Syarat Dukungan Rian Ernest  

Update Kasus Corona di Kepri Senin (6/7/2020), OTG 9471, Positif 281, Paling Tinggi Batam

Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Laboratorium Klinik Prodia Batam yang diterima pada hari ini menyimpulkan, yang bersangkutan kembali terkonfirnasi positif Covid-19.

Padahal, pasien mengaku bahwa selama isolasi mandiri di hari sebelumnya, ia tidak pernah keluar dari rumahnya yang terletak di Kecamatan Sekupang tersebut.

Saat ini, kondisi yang bersangkutan dalam keadaan stabil dan tidak merasakan adanya gangguan kesehatan yang berarti, serta dalam persiapan menjalani karantina di RSKI Covid-19 Galang.

Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi yang dilakukan oleh Tim Gugus Tugas Covid-19, dapat disimpulkan bahwa masih mungkin terjadinya temuan kasus yang berkaitan dengan kluster yang sudah ada, atau kasus baru di wilayah Batam.

"Selalu diimbau masyarakat untuk tetap mengikuti anjuran Pemerintah dengan menjaga jarak, memakai masker, selalu cuci tangan, makan makanan bergizi, serta berolahraga teratur," ujar Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kota Batam, Muhammad Rudi.

Kadinkes Sebut Tren Covid-19 Menurun

Tim gugus tugas Covid-19 Kota Batam sudah merapid test 14.244 orang warga Batam hingga pertengahan Juni 2020.

Dari jumlah itu, sebanyak 550 orang dengan hasil reaktif Covid-19 sehingga tim mengambil langkah dengan memantau orang yang reaktif tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi menyebutkan, tim gugus tugas covid-19 akan terus merapid test terhadap sejumlah
warga yang ditracing melakukan kontak dengan pasien positif Covid-19.

Kendati demikian, Didi menyampaikan bahwa trend Covid-19 di Batam terus mengalami penurunan.

"Jumlahnya cenderung menurun. Kami mengimbau agar warga Batam tetap memperhatikan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan saat beraktivitas," sebutnya.

Jangan Takut Rapid Test

Masyarakat tidak perlu takut menjalani rapid test Covid-19.

Tes yang dapat diketahui hasilnya dalan waktu sekitar 15 menit ini, tidak langsung menunjukkan bahwa seseorang terpapar virus Corona, melainkan hanya sebagai screening awal.

Hal ini terungkap dalam diskusi bersama seorang Dokter Relawan Tim Bersatu Lawan Covid-19 Provinsi Kepri, Dokter Frianto Ismail.

Ia mengungkapkan, bahwa hasil rapid test hanya memperlihatkan adanya paparan virus di tubuh seseorang, melalui hasil rekatif atau non-reaktif.

Namun, untuk mengetahui jenis virusnya, apakah Covid-19 atau bukan, tetap harus dilakukan Polymerase Chain Reaction (PCR) test atau tes swab.

Masyarakat yang merasakan gejala seperti demam dan batuk berkepanjangan, nyeri sendi, muntah, lemas, diare hingga hilang indera perasa untuk dapat langsung memeriksakan diri melalui rapid test.

"Jika masyarakat mendapatkan ciri-ciri seperti ini, langsung lakukan isolasi mandiri. Makan makanan bergizi, minum air putih yang banyak, konsumsi vitamin, dan olahraga selama 12 hari. Kalau gejala masih ada, setelah itu baru ke rumah sakit untuk melakukan rapid test," jelas seorang dokter relawan lainnya, yaitu Dokter Ary Geusterhy Andry Panjaitan.

Dalam program Tim Bersatu Lawan Covid-19 (BLC) Kepri-Batam yang berfokus pada kegiatan pembagian masker, sosialisasi serta pendampingan psikis bagi masyarakat terdampak Covid-19.

Untuk dapat mensosialisasikan perihal Covid-19 di tengah masyarakat, Tim BLC Kepri-Batam, yang diketuai oleh Buralimar menyebutkan, saat ini program dilaksanakan dengan kunjungan rutin ke lapangan.

Kegiatan tahap awal adalah membagikan masker gratis dan pendampingan kepada masyarakat.

"Kami membagi dua tim setiap harinya untuk hadir di tengah masyarakat. Terutama dalam memberikan sosialisasi dan informasi serta edukasi mengenai Covid-19 dan penanganannya," ujar Buralimar saat memantau Tim BLC melakukan kunjungan di Perumahan Taman Raya 2, dan Perumahan Pondok Graha Batam, Tanjungpiayu, Sabtu (4/7).

Di dalam kesempatan itu, Dokter Frianto Ismail mengajak masyarakat agar tidak panik dan takut.

Menurutnya, Covid-19 paling berbahaya apabila menular kepada orang yang memiliki penyakit bawaan seperti ginjal, jantung, diabetes, dan lainnya.

"Oleh karena itu kita harus tetap waspada akan bahaya Covid-19, tapi juga tidaj boleh terlalu takut dan panik meski vaksinnya belum ditemukan. Kita harus bertekad menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta selalu menerapkan protokol kesehatan," imbau Dokter Frianto.

Ungkap Mahalnya Biaya Rapid Test

Akibat pandemi global Covid-19, maskapai penerbangan tak memperbolehkan calon penumpangnya terbang sembarangan. Begitu juga di Bandara Hang Nadim Batam.

Sebelum terbang, setiap calon penumpang wajib menyertakan surat kesehatan berupa hasil rapid test atau hasil uji PCR dari petugas kesehatan berwenang.

Akibatnya, penumpang mengeluh. Beberapa di antara mereka mengaku, selain prosedur terbang lebih sulit, mengurus surat kesehatan memerlukan biaya relatif tinggi.

Bahkan, hampir setara harga tiket. Menanggapi ini, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Batam, Didi Kusmajardi pun ikut berkomentar.

Menurutnya, untuk harga minimal rapid test sendiri sekitar Rp 400 ribu.

“Modalnya saja sudah Rp 300 ribu. Belum baju hazmat, spuit (alat suntik), dan sarung tangan,” terangnya kepada Tribun Batam, Rabu (10/6/2020).

Harga itu diakuinya berbeda dengan uji PCR. Untuk uji PCR, seseorang bisa mengeluarkan biaya hingga Rp 2,5 juta.

Sedangkan untuk keakuratan hasil, Didi mengatakan, uji PCR lebih akurat jika dibandingkan dengan hasil rapid test.

“Tapi untuk terbang, cukup rapid test saja. Dan rapid sendiri bisa di semua rumah sakit,” paparnya lagi.

Penyertaan surat kesehatan berupa hasil rapid test atau uji PCR sendiri sesuai Surat Edaran Gugus Tugas Covid-19 Nomor 7 Tahun 2020. Di surat itu disebutkan, perjalanan udara domestik ataupun internasional saat ini dibatasi oleh berbagai persayaratan.

Selain identitas penumpang, calon penumpang jug wajib menyertakan berkas kesehatan sebelum terbang.

(TribunBatam.id/Hening Sekar Utami/Bereslumbantobing/Ichwannurfadillah)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved