TRIBUN WIKI
Family Burnout bisa Terjadi Selama Pandemi, Apa Itu dan Bagaimana Gejalanya?
Family burnout adalah kelelahan emosional, fisik, dan mental karena stres berlebihan dan berkepanjangan bersama keluarga selama pandemi.
TRIBUNBATAM.id - Menghabiskan waktu di rumah selama pandemi Covid-19 menimbulkan stres dan tekanan tersendiri.
Hal ini kadang masih terbawa pada situasi new normal, dimana sebagian aktivitas sudah bisa dilakukan kembali.
Tak heran, banyak dari kita yang tetap membatasi aktivitas di luar rumah.
Selain untuk menghindari risiko paparan virus, kita mungkin sudah terbiasa dengan berdiam diri di dalam rumah.
Situasi yang tidak menentu ditambah kekhawatiran akan virus corona di sebagian keluarga menyebabkan family burnout.
Melansir Help Guide, burnout adalah kelelahan emosional, fisik, dan mental karena stres berlebihan dan berkepanjangan.
Kondisi ini bisa terjadi saat seseorang merasa kewalahan dan lelah secara emosional terus-menerus.
Ketika terus berlanjut, burnout bisa membuat seseorang kehilangan minat untuk mengerjakan sesuatu, marah, sampai putus asa.
Tanda family burnout
Melansir Healthline, family burnout bisa dialami setiap anggota keluarga.
Beberapa tanda-tanda family burnout di antaranya:
- Lelah fisik atau emosional
- Susah mengerjakan aktivitas sehari-hari
- Mudah tersinggung
Mengingat intensnya kebersamaan anggota keluarga semasa pandemi Covid-19, family burnout menjadi fenomena yang umum di tengah masyarakat.
Terutama pada keluarga dengan orangtua tunggal.
Beban pekerjaan ditambah urusan domestik yang ditanggung sendirian membuat keluarga tipe ini lebih rentan mengalami family burnout.
Tak hanya dialami orangtua atau orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami family burnout.
Berbeda dari orang dewasa, ciri-ciri burnout pada anak-anak ditandai dengan gejala cemas, mudah tersinggung, penurunan nilai akademik, sampai enggan bermain.
Studi terbaru di Italia menunjukkan, anak-anak juga bisa mengalami beban psikologis saat harus tinggal di rumah dalam periode tertentu.
Mereka jadi mudah marah, susah tidur, sampai tumbuh kembangnya terganggu.
Dibandingkan anak kecil, remaja cenderung lebih mudah burnout karena dibebani sekolah yang lebih susah dan dorongan berinteraksi dengan sebayanya.
Cara mengatasi family burnout
Dalam situasi yang sulit seperti pandemi Covid-19, family burnout barangkali suatu keniscayaan.
Berikut beberapa cara mengatasinya:
- Kendati di rumah saja dan berinteraksi dengan keluarga sepanjang hari, usahakan untuk tetap punya me time atau waktu untuk diri sendiri
- Saat anak stres, orangtua disarankan untuk menghindari memberikan hukuman.
Gunakan pendekatan yang lembut untuk mencegah konflik
- Bangun rutinitas untuk tidur, makan, belajar, bermain dengan jadwal khusus untuk menghindari konflik
- Biasakan berbagi tugas dan saling membantu di rumah
- Sekali-kali berikan jeda atau istirahat dari kewajiban rumah tangga
- Ketika Anda merasa burnout sudah parah, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Stres Pandemi Covid-19 Sebabkan Family Burnout, Begini Baiknya...".
