ANSAR MARLIN DI PILGUB KEPRI

News Analysis Dosen Unrika Batam, Sikap Muhammad Rudi di Pilwako Batam Pasca Ansar-Marlin

Di Pilgub Kepri, Golkar sudah pasti berkoalisi dengan Nasdem. Namun, di Pilwako Batam, koalisi tersebut belum terbentuk.

TribunBatam.id/Istimewa
Dosen Fisipol Universitas Riau Kepulauan (Unrika), Linayati Lestari, Ph.D menganalisa sikap politik Muhammad Rudi di Pilwako Batam setelah rekomendasi Ansar-Marlin untuk Pilgub Kepri. 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Dosen Universitas Riau Kepulauan (Unrika), Linarti Lestari, Ph.D memprediksi Wali kota Batam, Muhammad Rudi berada pada posisi sulit ketika maju ke Pemilihan Wali Kota (Pilwako) Batam.

Posisi sulit tersebut diperkuat ketika istrinya, Marlin Agustina berpasangan dengan Ansar Ahmad pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) dan Wakil Gubernur Kepri.

Ansar Ahmad merupakan kader Partai Golongan Karya (Golkar). Sedangkan Marlin Agustina Rudi mewakili Partai Nasional Demokrat (NasDem).

Di Pilgub Kepri, Golkar sudah pasti berkoalisi dengan Nasdem. Namun, di Pilwako Batam, koalisi tersebut belum terbentuk.

Muhammad Rudi masih mau maju bersama wakilnya Amsakar Ahmad.

Keduanya sama-sama merupakan kader Partai NasDem.

Di sisi lain, Golkar sendiri sudah meminang Ahmad Hijazi, mantan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam.

Bahkan Hijazi adalah satu-satunya Calon Wali Kota Batam yang dipinang Golkar untuk disandingkan dengan beberapa calon wakil.

Pasangan Hijazi dan beberapa calon wakil itu sedang disurvei Golkar saat ini.

"Rudi berada pada posisi sulit karena duet dirinya dengan Amsakar masih sangat kuat. Duet tersebut semakin kuat ketika pada masa pandemi Covid-19, Rudi-Amsakar selalu tampil berdua dengan program-program yang menyentuh masyarakat," ucap Dosen Fisipol Unrika, Linarti Lestari, Ph.D dalam keterangan yang diterima TribunBatam.id, Minggu (12/7/2020).

Di sisi lain, Rudi harus berusaha membangun komunikasi politik dengan Golkar yang sudah memiliki calon sendiri untuk Pilwako Batam.

Rudi tidak mungkin melawan istrinya sendiri ketika berkampanye di Pilwako nanti.

Atau melepaskan Amsakar untuk bergandengan dengan calon dari Golkar atau berkampanye melawan istrinya sendiri, itulah posisi sulit bagi Rudi.

Nasib Isdianto di Pilkada Kepri

Rekomendasi DPP Partai Golkar yang memutuskan Ansar Ahmad berpasangan dengan Marlin Agustina Rudi makin menambah poros baru di Pilgub Kepri.

Sebelumnya, koalisi PDIP dan Gerindra, Soerya Respationo-Iman Sutiawan lebih dulu mendeklarasikan siap maju di Pilkada Kepri.

Mereka juga didukung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Keduanya sudah mendapatkan 15 kursi. Di mana PDI Perjuangan memiliki delapan kursi, Gerindra empat kursi dan PKB tiga kursi di DPRD.

Marlin sebelumnya belum terlalu terbuka akan keputusannyan maju di Pilgub Kepri.

Senada dengan Marlin, Sang Suami, Ketua DPW Partai NasDem Kepri, Muhammad Rudi belum berkomentar mengenai informasi ini.

Bahkan sebelum rekomendasi keluar, Marlin Agustina Rudi sempat dikabarkan berpasangan dengan Plt Gubernur Kepri, Isdianto.

"No comment dulu soal itu. Tunggu keputusan pusat aja," ujar Marlin dalam sebuah kesempatan saat menghadiri event batik di Grand Mall sembari meninggalkan lokasi dan menuju mobilnya.

Lantas bagaimana dengan nasib Isdianto setelah rekomendasi Ansar-Marlin keluar di Pilgub Kepri?

Ketua Badan Pemenangan Pemilu, DPW NasDem Kepri, Wan El Khenz sebelumnya mengatakan, selain Ansar-Marlin, pihaknya juga mengajukan pasangan Isdianto-Marlin ke DPP NasDem.

Komunikasi dengan Partai Golkar pun, menurutnya sudah intens dilakukannya.

"Insya Allah. Ada komunikasi di tingkat pusat untuk koalisi Nasdem-Golkar," ujarnya, Rabu (8/7/2020).

Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Kepri, Isdianto dikabarkan mendapat dukungan dari Partai Hanura untuk maju pada Pilgub.

Bahkan, Isdianto diklaim telah mendapat surat rekomendasi dari partai besutan Wiranto tersebut.

Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Hati Nurani Rakyat (Hanura) Kepri, Uba Ingan Sigalingging menyatakan, surat yang diberikan ke Isdianto hanyalah surat tugas.

"Itu surat tugas," ujar Uba saat dikonfirmasi, Ahad (05/07/2020).

Menurut dia, surat tugas itu bisa dimaknakan dukungan, dengan catatan Isdianto harus menjalankan poin-poin dalam surat tersebut.

Sedangkan untuk komunikasi politik yang mengarah ke koalisi partai jelang Pilkada Serentak, Uba mengatakan pihaknya akan mengamanahkan ke bakal calon gubernur yang diberikan surat tugas oleh DPP Hanura langsung.

"Untuk komunikasi koalisi belum ada pembicaraan ke arah itu, karena yang melakukan komunikasi politik kandidat yang mendapat surat tugas.

Karena sifatnya yang maju yang melakukan komunikasi," ujarnya.

Ia juga tak menapik telah melakukan komunikasi politik ke bakal calon gubernur lain.

"Ke calon lain saat ini normal-normal saja. Kami sudah pada tingkat seleksi bakal calon di daerah dan kami serahkan kepada DPP untuk menentukan," jelasnya.

Hanura Kepri memiliki tiga kursi di DPRD dari 45 yang tersedia.

Jika Isdianto resmi mendapat rekomendasi dari pengurus pusat Hanura, ia harus bekerja keras mencari dukungan partai lain minimal yang memiliki 7 kursi di DPRD Kepri.(TribunBatam.id/Thomm Limahekin/Alamudin)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved