PPDB KEPRI

DPRD Minta Disdik Kepri Bersikap, Uba Tawarkan Opsi Subsidi Pendidikan Atasi Kisruh PPDB Kepri

Sambil program subsidi pendidikan, pemerintah bisa melakukan evaluasi terhadap penerimaan murid, sehingga tidak berlarut-larut.

TribunBatam.id/Alamudin
Anggota DPRD Kepri, Uba Ingan Sigalingging menilai perlunya langkah nyata Disdik Kepri dalam mencari solusi PPDB Kepri. 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Anggota DPRD Kepri dari fraksi Hanura, Uba Ingan Sigalingging menilai Pemerintah Provinsi Kepri harus memberikan solusi terkait persoalan yang dihadapi orangtua murid saat PPDB Kepri.

Menurutnya, Disdik Provinsi Kepri terkesan bersembunyi selama tahapan PPDB Kepri berjalan, sehingga informasi dan solusi tidak tersampaikan ke masyarakat.

Uba memberikan opsi yang bisa dilakukan pemerintah provinsi dalam waktu cepat yakni dengan memberikan subsidi pendidikan.

Jika tidak bisa membangun sekolah, upaya seperti subsidi pendidikan menjadi solusi alternatif melalui pembayaran SPP yang dapat meringankan beban orangtua murid.

Sambil program subsidi pendidikan Pemerintah bisa melakukan evaluasi terhadap penerimaan siswa yang dilakukan sehingga hal ini tidak menjadi permasalahan yang berlarut larut.

Uba datang bersama anggota DPRD Provinsi Kepri lainnya meninjau hari pertama tahun ajaran baru di SMAN 3 Batam.

"Dinas Pendidikan Provinsi Kepri kami harapkan harus pro aktif menyampaikan ke publik apa langkah yang harus diambil orang tua siswa yang anaknya tidak bisa masuk pada saat PPDB, Sehingga masyarakat punya pegangan dan arah untuk pendidikan anaknya. Selama ini hal semacam itu tidak tersampaikan ini ke publik Sehingga para orang tua bingung," tegasnya, Senin (13/6/2020).

Ia menegaskan, Disdik Kepri harus memiliki sikap dan tampil di depan masyarakat memberikan solusi yang kongkrit dan tepat sasaran.

"Langkah subsidi yang paling bisa dilakukan Gubernur paling cepat. Kedepannya baru bisa direalisasikan pembangunan sekolah atau ruang kelas baru," sebutnya.

Janji Tambah Ruang Belajar Baru

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Kepri, Isdianto meminta sekolah untuk menambah ruang kelas untuk peserta didik baru.

Cara ini menurutnya menjadi solusi untuk mengatasi persoalan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kepri.

Ia berharap dengan penambahan ruang belajar baru diharapkan dapat menampung pelajar yang berada di zonasi tersebut.

CURHAT Orangtua Murid di Batam Tahun Ajaran Baru, Pikirikan Internet Selain Perlengkapan Sekolah

Tak Perlu Test Pack, 5 Bahan Rumahan Ini Bisa Digunakan untuk Deteksi Kehamilan

"Kami sampaikan kepada orangtua murid agar bersabar. Menambah ruang belajar baru dan Insya Allah akan kami realisasikan," ucap Isdianto di SMAN 3 Batam, Senin (13/7/2020).

Isdianto mengatakan, kedatangan dirinya bersama anggota DPRD Kepri untuk mendengarkan secara langsung keluluhan orang tua siswa yang tidak diterima saat PPDB.

Dalam kunjungannya, Isdianto datang bersama anggota DPRD Kepri, Uba Ingan Sigalingging, Raden Hari Tjahyono serta Irwansyah.

Orangtua pelajar, Meri yang datang mengeluhkan nasib anaknya kepada Plt Gubernur Kepri, Isdianto merasa kurang puas dengan solusi yang diberikan.

Ia berharap Pemerintah Provinsi Kepri bisa memberi langkah nyata kepada anak-anak yang tidak tertampung di sekolah di dekat rumahnya.

"Emang pembangunan ruang kelas bisa satu dua hari? Padahal rumah kita di belakang sekolah ini , tapi untuk masuk di sekolah ini aja susah," ujarnya kecewa

Curhat Orangtua Murid di Batam saat Tahun Ajaran Baru

Hari pertama masuk sekolah di tahun ajaran baru begitu membuat pusing orangtua murid.

Berbeda pada tahun ajaran sebelumnya, tahun ajaran baru 2020/2021 di Kota Batam kali ini tidak dimulai dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Sampai saat ini, pembelajaran SD sampai SMA di Kota Batam masih dilakukan secara daring.

Seorang walimurid yang anaknya bersekolah di SDN 006 Batam, Sari, turut menanggapi kebijakan belajar daring ini.

Dalam diskusi News Webilog #11, Sari mengungkapkan, persiapan yang dilakukannya menjelang hari pertama anak masuk sekolah hanya sekadarnya saja.

"Persiapan tidak banyak, paling beli buku-buku, dan alat tulis saja," jawab Sari, Senin (13/7/2020).

Di samping alat tulis dan buku, Sari juga memikirkan keperluan paket data atau wifi yang harus disediakannya demi menunjang anak sekolah.

Menurutnya, paket data itu adalah salah satu kebutuhan yang krusial dalam proses belajar mengajar secara daring ini.

"Kuota sepertinya nggak mempan pak, untuk belajar online. Contohnya, disuruh download aplikasi classroom dan sebagainya, mau tidak mau harus pasang wifi," ujar Sari.

Kendala lainnya, para orangtua murid juga banyak yang dibingungkan dengan materi pelajaran sang anak.

Dengan diterapkannya belajar daring, orangtua murid mau tidak mau harus membimbing anaknya belajar mandiri di rumah.

"Orangtua jadi harus belajar lagi, supaya bisa mengajar anak," tambah Sari.

Tak Perlu Test Pack, 5 Bahan Rumahan Ini Bisa Digunakan untuk Deteksi Kehamilan

Resep Wafel Cokelat Enak, Menu Sarapan Praktis yang Sulit Ditolak, Tambah Es Krim Makin Lezat

Ia menganggap, tahun ajaran baru kali ini memang berbeda dibandingkan biasanya.

Menurutnya, suasana tahun ajaran baru tidak terasa, bahkan di lingkungan sekolah sekalipun.

Padahal sang anak cukup antusias menyambut jenjang baru pendidikannya di tingkat SD. Namun antusiasme itu harus dipatahkan oleh kebijakan belajar mengajar daring.

"Anak saya cukup antusias, karena kan memang udah lama liburnya. Agak aneh sih bagi dia, kok sekolahnya di rumah. Tapi kita cuma bisa kasih pengertian aja," ujar Sari.

Sejauh ini, Sari belum memperoleh arahan terkait pembelajaran dari guru-guru di SDN 006. Materi awal, yang diberikan kepada peserta didik baru adalah video pengenalan guru serta fasilitas sekolah.

Ke depannya, Sari mengharapkan pembelajaran tatap muka dilaksanakan lebih cepat, sebelum bulan Desember 2020. Hal ini dikarenakan, menurut Sari, rata-rata anak lebih senang dan mudah jika belajar dibimbing oleh guru, ketimbang orangtua.

"Harapannya, sebaiknya tatap muka lebih cepat, karena orangtua juga kebingungan harus belajar lagi untuk membimbing anaknya. Saya rasa juga anak-anak akan lebih mudah kalau belajar dengan guru," tambah Sari.(TribunBatam.id/Alamudin/Hening Sekar Utami)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved