Dikira Disembunyikan Mahluk Penunggu Hutan, Jasad Maringin Ditemukan Dikelililingi Ular Piton

Marinding ditemukan tewas mengenaskan empat hari kemudia di dalam hutan lebat

Kompas.com/Suwandi
Kapolsek Pamenang Iptu Fathkur Rahman bersama warga saat memeriksa mayat Marinding (26). (Inset) Jasad Marinding ditemukan sudah menghitam dan dililit ular sanca 3 meter oleh polisi dan warga di dalam hutan Desa Rejo Sari, Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin, Jambi, Selasa (14/7/2020) sore 

TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Saat ditemukanMarinding (26) warga Suku Anak Dalam (SAD) Jambi sudah dalam kondisi tewas terlilit ular piton berukuran tiga meter lebih.

Warga yang menemukannya syok menyaksikan peristiwa itu.

Kejadian orang rimba ditemukan tewas mengenaskan dililit ular piton ini terjadi di tengah hutan Desa Rejosari, Jambi.

Sebelum ditemukan tewas, Marinding sempat dilaporkan hilang oleh keluarganya.
Keluarga sangat khawatir karena Marinding sudah tiga hari tidak pulang-pulang.
Keluarga menduga Marinding dibawa makhluk halus.

Orang Rimba yang menetap di Desa Rejo Sari, Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin, Jambi, ini berburu setelah menonton televisi pada Jumat (10/7/2020) malam.

Empat hari kemudian, Marinding ditemukan tewas mengenaskan di dalam hutan Desa Rejo Sari seluas 2 hektare dan tubuhnya sudah menghitam.

Jumat malam itu, keluarga menyaksikan Marinding berburu dengan berjalan kaki sambil membawa kecepek atau senjata api rakitan, dan golok.

Keesokan harinya, keluarga curiga sehingga mendatangi rumah teman dan kerabat Marinding. Orang yang dicari-cari itu pun tak ada.

Baru pada Minggu (12/7/2020) pagi, keluarga mendatangi Kepala Desa Rejo Sari, Kurniawan. Mereka melaporkan Marinding tak kunjung ke rumah setelah Jumat malam berburu.

Dibantu perangkat desa, keluarga mencari di mana gerangan Marinding namun hasilnya tetap saja nihil.

"Kita sudah bingung. Kita juga ragu kalau orang rimba bisa celaka dalam rimba," ucap Kurniawan pada Rabu (15/7/2020).

Tak ada sedikitpun informasi di mana Marinding, sehingga keluarga menggunakan jasad dukun untuk menerawang keberadaannya.

Keluarga, menurut Kurniawan, khawatir Marinding dibawa mahluk halus penunggu hutan Desa Rejo Sari.

Selain meminta bantuan dukun dan dua hari pencarian yang tak kunjung ada hasilnya, Kurniawan melapor ke Dinas Sosial Merangin.

Akhirnya, dari sana keluarga membuat laporan ke Polsek Pamenang pada Senin (13/7/2020) pagi. Mereka didampingi Tumenggung Nilo dan pihak Dinas Sosial.

"Kita takut terjadi pembunuhan, maka keluarga kita minta lapor polisi," sambung Kurniawan saat dihubungi Kompas.com lewat sambungan telepon.

Kapolsek Pamenang, Iptu Fatkur Rohman, segera menyebarkan informasi ke masyarakat Desa Rejo Sari dan Pematang Kancil tentang hilangnya Marinding.

Bau Kematian Tercium

Jam menunjukkan pukul 15.30 WIB. Pada Selasa (14/7/2020) sore, seorang pencari rumput mencium bau tak sedap dari dalam hutan Desa Rejo Sari.

Pencari rumput itu segera membawa kabar yang didapatnya dengan menemui Kapolsek Pamenang.

Segera setelah mendapat informasi tersebut, Rohman memerintahkan anak buahnya mendatangi muasal bau busuk yang dicium pencari rumput.

Sebelum benar-benar mendekat bau busuk yang dimaksud, mereka melihat tubuh seorang pria sudah menghitam.

"Saat ditemukan tubuh korban telah membusuk, bewarna hitam dan dalam kondisi dililit ular dengan kuat di antara semak-semak," kata Rohman.

Tak mudah mengevakuasi korban tersebut, karena polisi dan warga butuh beberapa menit untuk mengusir sekuat tenaga ular sanca yang membeli tubuh.

Setelah ular pergi, polisi baru bisa mengidentifikasi korban tewas tersebut adalah Marinding, orang rimba yang empat hari terakhir dicari-cari keluarganya.

Hasil pemeriksaan dari tubuh Marinding, polisi tak menemukan luka serius. Kematian korban diduga karena lilitan ular sanca.

Rahman menduga, Marinding sempat bertarung dengan ular sanca yang membunuhnya.

"Ular mengalami luka di bagian kepala," terang Rahman.

Ia tak tahu mengapa Marinding bisa terlilit ular. Dugaan sementara, korban akan menangkapnya tapi salah pegang hingga dililit ular.

Tak jauh dari jasad Marinding, polisi menemukan golok dan kecepek milik korban di pinggir jalan.

Keluarga Tolak Pemakaman

Setelah jasad Marinding ditemukan, keluarga menolak memakamkannya karena terbentur tradisi yang mereka yakini selama ini.

Pihak keluarga maupun Tumenggung Nilo beranggapan, orang rimba yang mati saat melangun tak boleh dikubur.

"Siapa saja yang mati ketika melangun, maka tidak boleh dikuburkan," kata Rahman menirukan perkataan Tumenggung Nilo, Kamis (16/7/2020).

Ada keyakinan di antara orang rimba, mereka yang meninggal saat melangun harus dilakukan dengan tradisi pusaron.

Kondisi jenazah yang sudah lebih tiga hari, kata Rahman, harus dikubur segera.

Dia pun memberi pengarahan hingga akhirnya keluarga mengikhlaskan korban dimakamkan.

"Ini soal fardhu kifayah, sudah urgen, maka jenazahnya harus dimakamkan," kata Rahman menegaskan.

Tradisi Pusaron

Antropolog KKI Warsi Jambi, Robert Ari Tonang, menuturkan, secara adat kebiasaan Orang Rimba, bila ada yang meninggal harus diantar ke hutan yang tersembunyi.

Selanjutnya, jenazah dibuatkan balai kecil setinggi 1,5 meter yang disebut dengan pusaron. Jenazah berikut barang-barang yang terakhir bersamanya diletakkan di atasnya.

Kemudian, keluarga melakukan tradisi maratop atau menangis meraung-raung sambil mengingat kebaikan-kebaikan yang meninggal.

Prosesi berikutnya, keluarga yang meninggal melakukan melangun, melakukan perjalanan jauh dari hutan ke hutan, untuk menghilangkan kesedihan.

Rentang melangun biasanya panjang. Namun sekarang karena hutan sudah sedikit, maka lebih singkat sekitar 2 sampai 3 bulan saja.

Pada dasarnya semua kematian akan membuat mereka melangun. Adat melangun itu sendiri yang berubah.

Sekarang ini, sambung Robert, karena hutan sudah sulit didapat, maka melangun lebih singkat.
Apabila sudah masuk agama umum, Orang Rimba tidak lagi melangun.

"Sebagian dari Orang Rimba telah ada yg masuk Islam dan Kristen. Kelompok ini dikubur di tanah seperti umumnya," kata Robert.

Artikel ini disarikan dari berita Kompas.com dengan judul: Orang Rimba Tewas Dililit Ular, Awalnya Dikira Hilang Dibawa Makhluk Halus; dan Keluarga Sempat Tolak Kubur Orang Rimba yang Tewas Bertarung dengan Ular

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved