BATAM TERKINI
Penderita di Batam Masih Ratusan Orang, Apa Itu Vaksin BCG Untuk Lindungi Diri dari TBC?
Tuberkulosis merupakan penyakit akibat bakteri yang menyerang organ paru manusia dan diklaim bisa dicegah dengan vaksin BCG. Apa itu vaksin BCG?
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Hingga saat ini, di wilayah Batam masih ditemukan kasus tuberkulosis (TBC). Bahkan, pada Januari lalu jumlah penderita TBC di Batam mencapai 330 orang dan menjadi kasus TBC terbanyak di Batam sepanjang 2020.
Selanjutnya, selama Februari jumlah penderita TBC turun jadi 248 kasus, Maret 224 kasus, April 179 kasus, dan Mei 149 kasus.
Tuberkulosis merupakan penyakit akibat bakteri yang menyerang organ paru manusia.
"Kasus TB merata di Batam," ujar Kasie Dinas Kesehatan Kota Batam, Yantri Wirmansyah, ketika dihubungi Tribun Batam, Rabu (15/7/2020).
Hanya saja pada bulan Juni, kasus TBC kembali meningkat sebanyak 161 kasus.
Berbeda dengan DBD yang tidak memakan korban jiwa, selama April, Mei dan Juni 2020, sudah ada 11 penderita TBC yang meninggal dunia.
Meski demikian, Yantri mengaku kasus TBC di Kota Batam masih dapat ditangani, kendati pun ada satu penyakit ganas lainnya yang saat ini tengah mewabah, yaitu Covid-19.
Saat ini di Kota Batam sendiri ada 5 orang dokter spesialis paru yang tersebar di beberapa rumah sakit dan puskesmas di Kota Batam. Ada 1 dokter spesialis paru di RSBP Batam, 2 dokter di RS Embung Fatimah Batam, 1 dokter di RS Elisabeth, dan 1 di RS Awal Bros.
"Sampai saat ini masih bisa ditangani semua. Dokter spesialis paru yang ada dimaksimalkan kerjanya," ujar Yantri.
Kenali Gejala dan Penyebabnya
Sebagai langkah antisipasi agar tak tertular, sebaiknya mengenali dulu apa itu penyakit tuberkulosis (TBC).
TBC sendiri ditularkan lewat percikan batuk atau bersin penderita TBC yang mengandung bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Oleh karena itu, membatasi kontak sosial dengan orang dengan indikasi TBC adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan penyakit tersebut.
Namun, cara tersebut tetap tidak lebih efektif jika dibandingkan dengan vaksinasi untuk menangkal serangan penyakit tuberkulosis.
Penyakit ini bisa dicegah dengan vaksin Bacillus Calmette–Guérin (BCG).
Vaksin Bacillus Calmette–Guérin (BCG) adalah vaksin yang selama ini diberikan kepada orang-orang untuk melindungi diri dari tuberkulosis.
Melansir Kompas dari Buku Vaksinasi: Cara Ampuh Cegah Penyakit Infeksi (2010) karya dr. J.B. Suharjo B. Cahyono, Sp.PD, dkk., vaksin BCG merupakan vaksin hidup yang memberi perlindungan terhadap penyakit TB.
Pemberian vaksin ini akan memicu sistem imun untuk menghasilkan sel-sel yang dapat melindungi seseorang dari bakteri tuberkulosis.
Vaksin ini diketahui dapat memberikan proteksi yang bervariasi antara 50-80 persen terhadap tuberkolusis.
Pada anak-anak, pemberian vaksin BCG dianggap sangat bermanfaat untuk mencegah penyakit tuberkulosis, termasuk jenis yang paling berbahaya, yaitu meningitis TB pada anak.
Sedangkan bagi orang dewasa, manfaat vaksin masih kurang jelas sehingga jarang dianjurkan.
Di Indonesia, vaksin BCG termasuk vaksin yang diwajibkan oleh pemerintah untuk diberikan kepada bayi.
Vaksin ini diberikan kepada bayi yang baru lahir dan sebaiknya diberikan pada sebelum umur 2 bulan.
Namun, vaksin ini juga bisa diberikan kepada:
- Anak usia 1-15 tahun yang belum divaksinasi dengan bukti tidak ada catatan atau tuda ada skar
- Imigran
- Komunitas travelling
- Pekerja di bidang kesehatan yang belum divaksinasi dengan bukti tidak ada catatan atau skar
Efek samping pemberian vaksin BCG
Setelah anak-anak atau seseorang melakukan vaksinasi BCG, pada umumnya akan timbul papul atau bintik merah kecil dalam waktu 1-3 minggu.
Berjalannya waktu, bintik ini akan semakin lunak, hancur dan menimbulkan parut.
Luka tersebut mungkin butuh waktu sampai 3 bulan untuk sembuh.
Biarkan bagian tubuh yang disuntik sembuh sendiri dan pastikan agar tetap bersih dan kering.
Jangan menggunakan krim atau salep, plester yang melekat, band-aid, kepas atau kain langsung pada tempat vaksinasi.
Selain kemeradan dan bengkak di sekitar tempat pentuntikan, pemberian vaksin BCG juga memiliki efek samping lain, di antaranya:
- Rasa nyeri
- Ulserasi
- Pembesaran kelenjar limfe regional
- Peradangan dan pernanahan
- Sakit kepala
- Demam
- Pembengkakan kelenjar
- Reaksi alergi berat Infeksi BCG
Vaksinasi BCG memang tidak terlepas dari efek samping.
Oleh sebab itu, perlu diketahui bahwa vaksin ini tidak dianjurkan pada seseorang yang mengalami penurunan status kekebalan tubuh dan uji tuberkulin positif.
Melansir Buku Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan (2008) karya A. Aziz Alimul Hidayat, imunisasi BCG penting bagi anak balita dalam pencegahan TBC milier, otak, dan tulang karena masih tingginya kejadian TBC pada anak.
Balita biasanya tertular penyakit ini dari lingkungan, misalnya keluarga atau tetangga, mengingat mobilitas balita belum jauh.
Kondisi itu juga bisa jadi indikasi ada kasus tuberkulosis di sekitar balita.
Tuberkulosis pada balita ini jelas akan menimbulkan keprihatinan, karena penderita akan mengalami hambatan pertumbuhan yang tentu akan memengaruhi perkembangannya.
Perhatikan kondisi bayi sebelum vaksinasi Imunisasi BCG merupakan tindakan yang penting untuk melindungi kesehatan bayi.
Namun, penting juga untuk memerhatikan kondisi bayi atau anak sebelum melakukan vaksinasi tersebut.
Jika perlu, konsultasikan dengan dokter spesialis anak untuk mendapatkan solusi terbaik terkait proses pemberian vaksin ini.
Setidaknya ada beberapa kondisi bayi yang membuat pemberian imunisasi BCG sebaiknya ditunda.
Beberapa kondisi itu, di antaranya yakni:
- Demam tinggi
- HIV positif, dan belum mendapat penanganan
- Terkena infeksi kulit
- Pengobatan kanker atau kondisi lain yang memperlemah sistem imunitas.
- Diketahui mengalami reaksi anafilaktik terhadap imunisasi BCG
- Pernah terkena tuberkulosis atau tinggal serumah dengan penderita tuberkulosis. (TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami/*)
*Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Lebih Jauh Vaksin BCG untuk Cegah Serangan Tuberkulosis".