POSITIVE PARENTING
Tingkatkan Kemampuan Kognitif hingga Sosialisasi, Inilah 5 Manfaat Bacakan Dongeng Untuk Anak
Apa Anda pernah membacakan dongeng untuk anak? Berikut manfaat aktivitas mendongeng untuk anak-anak. Bisa menstimulasi 5 dimensi perkembangan anak.
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Para orangtua selalu ingin memberikan terbaik kepada anak-anaknya.
Mulai dari makanan hingga kegiatan yang positif bisa mulai diberikan sejak dini.
Salah satunya adalah membacakan dongen untuk anak-anak.
Apa Anda pernah membacakan dongeng untuk anak ?
Ternyata aktivitas mendongeng menstimulasi 5 dimensi perkembangan anak.
Simak ulasan berikut ini:
• Ibu Muda di Surabaya Nekat Jual Diri demi Biayai Anaknya, Mengaku Ditelantarkan Suami
1. Psikomotor
Perlu Moms tahu bahwa mendongeng dapat menstimulus motorik halus dan kasar.
Motorik halus akan terasah ketika anak turut ikut membolak-balikan halaman buku dongeng yang tengah dibaca.
Sementara motorik kasar akan terasah ketika ia mengikuti gerakan karakter dari dongeng yang tengah dibaca.
2. Kognitif
Selain psikomotor, dimensi kognitif juga akan turut terstimulasi.
Hal itu karena melalui dongeng rasa ingin tahunya menjadi meningkat.
Selain itu, kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan imajinasinya juga akan terasah.
Ditambah buku dongeng memiliki banyak gambar yang menarik sehingga minat baca anak juga akan meningkat.
3. Sosialisasi
Sosialisasi juga akan turut berkembang karena menstimulasi perkembangan kecerdasan emosional.
Selain itu pemahaman norma sosial dari cerita yang didengarnya juga akan terserap.
Ia juga akan belajar untuk mengekspresikan perasaan serta berempati dengan orang disekitarnya.
4. Bahasa
Ketika anak turut membaca buku dongeng, maka pemahaman kosa katanya menjadi lebih banyak dan meningkat.
Dengan begitu keterampilannya dalam berkomunikasi dengan orang sekitar nantinya juga akan terus terasah.
5. Kesehatan
Dongeng identik dengan nilai moral yang didapat, salah satunya perilaku dan pola hidup sehat.
Hal itu akan mengajarkan anak untuk mempelajarinya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
5 Cara Mengatasi Kecanduan Makanan Manis Pada Anak-anak, Mulai Latih Indra Perasanya
Anak-anak identik dengan makanan yang manis-manis.
Tak sedikit orangtua yang bingung mengontrol konsumsi makanan manis oleh anak.
Salah satu yang menjadi alasan berikan makanan manis pada anak adalah ketika mereka mulai merengek atau menangis.
Umumnya anak-anak suka makanan manis karena mengandung gula.
Misalnya, cokelat, permen warna-warni, cookies, dan es krim.
Tapi, tahukah Anda lonjakan gula yang (untungnya hanya) sementara, tetap bisa berefek buruk pada kesehatan anak?
"Banyak penelitian jangka panjang mengaitkan gula dengan risiko masalah kesehatan di kemudian hari, termasuk diabetes dan obesitas," kata ahli diet anak Jennifer Hyland, RD.
Itu sebabnya, American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar anak-anak di bawah usia 2 tahun tidak mengkonsumsi gula tambahan sama sekali.
Sedangkan, anak-anak 2 tahun atau lebih tua hanya boleh mengonsumsi tidak lebih dari 25 gram (atau 6 sendok teh) gula tambahan setiap hari.
Seberapa burukkah gula untuk seorang anak?
Gula memang manis dan menyenangkan, tetapi masalahnya akan terjadi setelah itu.
"Jumlah gula tambahan yang dikonsumsi anak-anak secara konsisten menyebabkan peningkatan gula darah yang besar dari waktu ke waktu," jelas Hyland.
Hasilnya?
Tentu saja risiko resistensi insulin, prediabetes, dan diabetes tipe 2 yang lebih tinggi.
Terlalu banyak gula juga dapat memengaruhi suasana hati, aktivitas, dan tingkat hiperaktif anak.
“Ini memengaruhi perilaku anak-anak karena gula darah mereka seperti roller coaster; naik dan turun sepanjang hari," Hyland menunjukkan.
Tetapi perlu diingat, bahwa tidak semua gula diciptakan sama.
"Jadi, jangan takut untuk mengonsumsi buah, biji-bijian, atau kacang-kacangan meskipun mereka memiliki gula. Karena itu adalah gula alami, ” kata Hyland.
“Gula alami diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Yang jadi masalah adalah gula yang ditambahkan."
Cara mengurangi asupan gula pada anak seperti kebanyakan agen ganda, tambahan gula biasanya menyamar.
Itu berarti makanan yang dipasarkan sebagai camilan sehat untuk anak-anak terkadang tidak bebas gula.
“Ketahui cara menemukan gula tersembunyi,” kata Hyland, “terutama karena gula hadir dalam berbagai bentuk. Labelnya bisa berupa dekstrosa, sukrosa, madu, agave atau molase. Itu semua kata-kata untuk gula."
Jadi, bagaimana mengubah kebiasaan makan manis pada anak? Hyland memberikan lima tips berikut:
1. Masukkan minuman manis dalam daftar terlarang
Hyland menegaskan, menghindari minuman manis, termasuk jus, akan membuat dampak besar.
"Meskipun jus buah 100% tidak selalu menambahkan gula, tetapi tetap masih banyak gula terkonsentrasi di satu tempat," kata Hyland.
"Usahakan juga untuk menghindari soda dan minuman olahraga, dan terutama saat anak-anak beranjak besar, termasuk teh manis dan minuman kopi.
2. Perhatikan label makanan
Sangat penting memerhatikan label makanan sebelum membelinya. Perhatikan setiap kandungannya, termasuk jumah gulan di dalamnya.
“Dengan melihat makanan dapat membantu kita membuat pilihan yang lebih cerdas. Jika makanan mengandung 10 gram gula tambahan, kamu mungkin akan memutuskan untuk memilih makanan yang lain, karena itu hampir setengah dari jumlah yang disarankan untuk anak-anak," jelas Hyland.
Hati-hati sereal dan granola batangan bisa menjadi ladang gula.
Tetapi bukannya tak boleh mengonsumsi itu sama sekali, Hyland mengatakan untuk mencari produk yang mengandung kurang dari 10 gram gula, dan jika mungkin, lebih dari 5 gram serat.
“Serat bermanfaat dalam banyak hal. Serat membantu menjaga rasa kenyang lebih lama, menurunkan kolesterol, dan menurunkan risiko diabetes dan pradiabetes, ”katanya.
"Banyak produk yang memiliki gula alami, seperti buah-buahan dan sayuran, memiliki kandungan serat yang tinggi."
4. Buat camilan sehat sendiri untuk anak-anak
Makanan olahan umumnya selalu ditambahkan gula. Jadi semakin banyak makanan yang bisa kamu siapkan sendiri di rumah, tentu semakin baik.
“Memanggang muffin mini sendiri tentu akan berbeda dengan kamu membelinya di toko.
Meski versimu juga memakai gula, tapi kamu bisa memilih jenis gula yang lebih alami dan mengontrol jumlahnya,” jelas Hyland.
Kamu juga bisa mencoba membuat granola batangan sendiri, dengan pemanis dari kurma untuk menghindari penambahan gula.
Tetapi jika memasak bukan pilihanmu, kamu tetap bisa menyediakan camilan sehat untuk anak-anak, seperti buah potong.
Satu catatan yang perlu diingat adalah, meskipun madu dan sirup maple sering dianggap sebagai pemanis yang lebih alami, keduanya masih dihitung sebagai gula tambahan.
“Bedanya adalah kamu tidak harus menggunakan sebanyak kamu menggunakan gula biasa, karena rasanya lebih manis dari gula biasa, dan mereka juga mengandung beberapa nutrisi,” kata Hyland.
5. Latih indra perasa anak-anak
Hyland menyarankan, ketika mulai memperkenalkan makanan padat kepada anak-anak, jangan mulai dengan hal-hal manis.
"Jika kita tidak memperkenalkan gula berlebihan sejak awal, maka selera mereka tidak akan menginginkan rasa seperti itu. Ingat, buah tidak apa-apa. Tapi bukan sesuatu dengan tambahan gula.”
Menghentikan kebiasaan konsumsi gula
Bagaimana jika sang anak sudah menjadi pecandu gula? Menurut Hyland, hal ini masih bisa diatasi secara perlahan.
“Jangan menyerah dan teruslah membuat perubahan. Misalnya, mengganti yogurt anak-anak yang mengandung gula dengan yogurt rendah gula tanpa rasa,” pungkasnya.
(*)
• Diprotes Berikan MPASI Diusia Anak Masih 4 Bulan, Shandy Aulia Buka Suara: Bukan Kurang Gizi
• Reaksi Shandy Aulia Setelah Diprotes Gara-gara Beri MPASI untuk Anaknya yang Masih 4 Bulan
• Jalani Persalinan Normal, Presenter Nabila Putri Melahirkan Anak Pertama, Ini Nama Sang Bayi
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul 5 Manfaat Membacakan Dongeng untuk Anak, Pemahaman Kosa Kata Jadi Lebih Banyak dan Meningkat.