POSITIVE PARENTING

Perhatikan Jarak Layar, Inilah 5 Tips Mencegah Gangguan Penglihatan Anak Ketika Gunakan Gadget

Tak hanya bermain, namun anak-anak juga ikuti kegiatan belajar secara online di rumah menggunakan gadget. Lantas bagaimana cegah gangguan penglihatan?

Istimewa
ILUSTRASI - 5 tips mencegah gangguan penglihatan pada anak-anak akibat terlalu lama pakai gadget. 

Editor: Putri Larasati Anggiawan

TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Wabah virus Corona atau Covid-19 yang mendunia, mempengaruhi kebanyakan kegiatan manusia.

Termasuk para anak-anak yang kebanyakan menjalankan aktivitas di rumah masing-masing.

Dampaknya, anak-anak cenderung lebih sering menggunakan gadget.

Tidak hanya bermain, namun anak-anak juga mengikuti kegiatan belajar secara online di rumah.

Paparan sinar biru dari layar yang berlebihan berdampak buruk untuk mata.

Menurut pakar dari Mayo Clinic, waktu layar yang ideal untuk anak usia 2 hingga 5 tahun tidak boleh lebih dari 1 jam dalam sehari.

Anak Luka-luka Mandi Darah Disiksa Ayah Kandung Karena Larang Sewa PSK, Videonya Viral

Anak-anak termasuk dalam kelompok rentan dari paparan sinar biru berlebihan karena lensa mata mereka masih transparan dan jernih.

Untuk mencegah gangguan pada penglihatan, ketahui tips berikut:

1. Ingatkan anak untuk mengedipkan mata

Ketika anak sedang asyik maka ia akan menatap layar terus-menerus, bahkan tanpa berkedip sedikit pun.

Hal ini akan mengurangi kelembaban di mata, sehingga membuatnya kering. Jika mata menjadi terlalu kering dapat menyebabkan beberapa komplikasi terkait mata.

Anak mungkin mengeluh sakit kepala atau pandangan kabur. Jadi selalu ingatkan mereka untuk mengedipkan mata.

2. Ajak anak kegiatan offline

Mungkin sulit untuk membuat si kecil terhibur di rumah selama pandemi ini karena mereka tidak bisa main di luar.

Anak akan mengeluh bosan dan mencari hiburan dari gadget.

Orangtua bisa mendorong mereka untuk terlibat dalam kegiatan langsung atau offline, seperti melakukan kerajinan, menanam bunga atau tanaman, membaca buku cerita, dan lain-lain.

Ini dimaksutkan agar mereka juga belajar dan berinteraksi langsung di dunia nyata.

3. Istirahat berkala dari depan layar

Bahkan ketika anak sedang belajar atau menyelesaikan proyek sekolah jangan biarkan mereka duduk di depan layar untuk waktu yang sangat lama.

Minta mereka untuk mengikuti aturan 20-20-20, yakni untuk setiap 20 menit yang mereka habiskan di layar apa pun, mereka harus melihat sesuatu yang berjarak 20 meter selama 20 menit.

Ini akan memberi waktu untuk istirahat yang sangat dibutuhkan mata.

4. Perbaiki postur dan jarak layar

Duduk dalam posisi yang salah saat menggunakan laptop atau ponsel akan membahayakan mata serta persendian.

Pastikan gadget ditempatkan setara dengan ketinggian penglihatan anak dan mereka duduk sesuai postur yang benar.

Bila perlu tambah ukuran teks di layar sehingga mereka tidak perlu terlalu memaksakan mata saat membaca apa pun di layar.

5. Periksa pencahayaan

Selalu periksa pencahayaan gawai atau komputer yang digunakan. Hindari penggunaan gadget dalam cahaya redup atau lampu neon karena dapat menyebabkan ketegangan mata.

Jangan juga terlalu terang karena membuat mata akan cepat lelah akibat terlalu silau. Sesuaikan kecerahan layar dan ubah warna latar belakang menjadi abu-abu dingin.

Perlu Kontrol Orangtua, Bagaimana Psikologi Anak Belajar di Tengah Wabah Covid-19?

Selama pandemi virus Corona atau Covid-19, beragam kegiatan anak-anak dilakukan di rumah.

Salah satunya adalah kegiatan belajar-mengajar dari rumah untuk hindari penyebaran Covid-19.

Tak sedikit masalah baru yang timbul akibat kegiatan belajar-mengajar dari rumah tersebut

Lalu bagaimana kondisi psikologi anak belajar di tengah pandemi?

Seorang pakar psikolog, Sad Yuli Prihartati menilai kondisi pandemi Covid-19 yang mengharuskan belajar-mengajar di rumah bukanlah memprihatinkan.

Namun, juga tidak bisa dihindari dan memang perlu dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 yang lebih luas.

"Sebenarnya sekolah itu adalah proses pembelajaran yang komunikasinya dua arah.

Harus bertemu, ada sentuhan-sentuhan, pembicaraan.

Tetapi karena keadaan seperti ini yang mengaruskan anak-anak belajar di rumah yang sudah berlajar 5 bulan," jelasnya.

Lebih lanjut, Sad Yuli Prihartati menjelaskan, saat tahun ajaran berganti, kondisi mental anak yang naik kelas berbeda dengan anak yang memasuki sekolah jenjang baru, seperti SD naik ke SMP dan lainnya.

Dimana kebijakan tentang orientasi sekolah dilakukan secara online seharusnya dilakukan dengan tatap muka dan mengenal lingkungan sekolah secara langsung.

"Saat ini, anak-anak kalau ditanya gurunya siapa jawabnya belum tau. Karena ini masa anak-anak harus mengenal semua dan banyak bersosialisasi serta berinteraksi," tuturnya.

Dalam proses belajar terdapat beberapa tahapan, yaitu tahap adaptasi dan sosialisasi.

Namun, jika itu tidak terjadi maka akan mengganggu kesehatan mental anak.

Sebagai contoh anak introvert akan lebih senang dengan adanya orientasi online.

Di sisi lain, anak ekstrovert akan menjadi tekanan tersendiri.

"Dampak yang panjang kalau menyangkut pendidikan akan menyebabkan under prestasi. Tidak punya motivasi untuk belejar lebih.

Seharusnya tahun ajaran ini penuh suka cita. Lingkungan baru, teman baru, guru baru, dan lainnya," paparnya.

Dalam kebijakan ini, baik anak, sekolah, maupun orangtua membentuk kebiasaan baru yaitu disiplin dan tanggung jawab.

Di sini, orangtua dituntut untuk lebih mengontrol, mengawasi, mendampingi, dan lainnya terhadap anak.

Sementara, saat ini sekolah hanya memfasilitasi pembelajaran.

"Untuk orangtua yang secara pendidikan tidak mampu membimbing anaknya, paling tidak bisa mendampingi atau mengingatkan," pungkasnya.

(*)

Menteri Pendidikan Malaysia Didesak Untuk Tutup Sekolah Lagi, Anak-anak Tak Paham Social Distancing

Jawaban Anak Seskab Pramono Anung saat Dituding Bangun Dinasti Politik di Kediri

250 Anak Terlibat Masalah di Kepri

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul 5 Tips Mencegah Gangguan Penglihatan Pada Anak-anak Akibat Terlalu Lama Pakai Gadget.

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved