KISAH PENDAKI HILANG DI GUNUNG
Kisah Sri dan Yansen, Sejoli Tersesat 10 Hari di Gunung Ciremai, Disambar Elang Dikira Sudah Mati
"Kalau selamat ya selamat, kalau harus mati ya kita mati bersama," demikian tutur Yansen
"Kita pikir sih tidak terlalu berat," tutur Yansen (19).
Seharian melakukan pendakian, rombongan pendaki sudah sampai puncak pada pukul delapan esok harinya.
Setelah beristirahat dan foto bersama, Sri dan Yansen ngeloyor untuk mencari bunga edelweis dan daun cantigi.

Ternyata, itulah awal mula ketersesatan mereka.
Melewati malam pertama tersesat di gunung, kedua sejoli ini dirundung rasa cemas dan takut.
Rasa cemas itulah membuat Sri nekat di bibir sebuah jurang. Ia berniat melompat.
"Kalau selamat ya selamat, kalau harus mati ya kita mati bersama," demikian tutur Yansen, menirukan ucapan Sri ketika itu.
Yansen berusaha menenangkan Sri.
Tetapi, ketika menyusuri tebing yang lain, tak lama kemudian, Sri betul-betul "terjun" ke sebuah jurang sedalam 15 meter, karena terpeleset.
Sambil terisak kebingungan, Yansen berusaha turun, menggayut dari akar ke akar.
la mendapatkan Sri pingsan dalam posisi tertelungkup.
Ketika dibalik, pada dahinya sebelah kanan terdapat luka cukup lebar, yang memancarkan darah segar.
"Saya ngeri melihatnya," Yansen mengenang.
Untuk beberapa kejap, ia tak tahu harus berbuat apa, kecuali meratap.
Akhirnya, luka itu ia taburi dengan bubuk kopi yang tersisa, untuk menghentikan perdarahan.