UJUNG-UJUNGNYA RANJANG, Setelah 'Gilang Bungkus Jangkrik' Dosen Diduga Akali Mahasiswi Modus Riset

Dunia pendidikan belakangan dihebohkan dengan sejumlah pengakuan mahasiswi. Melalui media sosial beberapa mahasiswi menuliskan pengalaman pribadinya

Facebook v
Tangkapan layar pengakuan korban Bambang Irianto 

Editor: Azmi S

TRIBUNBATAM.id, YOGYAKARTA - Dunia pendidikan belakangan dihebohkan dengan sejumlah pengakuan mahasiswi.

Melalui media sosial, beberapa mahasiswi menuliskan pengalaman pribadi yang hampir menjadi korban oknum dosen cabul.

Setelah kasus Gilang Fetish, mahasiswa di perguruan tinggi Surabaya, kali ini menyangkut seorang dosen.

Dosen ini bernama Bambang Arianto. 

Bambang diketahui adalah seorang dosen tidak tetap di sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta.

Namun, belakangan, dari informasi yang beredar, ia berhentikan setelah banyaknya laporan tentang dugaan pelecehan seksual yang dilakukan dia kepada banyak perempuan.

Kronologi Pelecehan Seksual Wanita 28 Tahun di Toilet Umum, Pelaku Dobrak Pintu dan Ancam Korban

Wali Kota Seoul Tewas Diduga Bunuh Diri Setelah Dituduh Melakukan Pelecehan Seksual ke Stafnya

SEKOLAH Lagi Ramai, Pihak SMAN 1 Batam Kaget Ada Pelecehan Orangtua Calon Siswa di Siang Bolong

Mencuatnya nama Bambang Arianto tak lepas dari viralnya kasus Gilang Bungkus Jarik, yang melecehakan para korbannya dengan dalih penelitian.

Akun Facebook Laeliya Almuhsin yang pertama kali membuka kasus ini.

Laeliya Almuhsin menceritakan ia sempat punya pengalaman buruk mengarah kepada aksi pelecehan seksua

"Sedang viral berita fetish bungkus kain jarik. Seorang mahasiswa PTN yang mengaku sedang riset bungkus membungkus yang kemudian terindikasi fetish. Dia mendapatkan kepuasan seksual menyaksikan orang dibungkus jarik menyerupai pocong. Dan, banyak korbannya," tulis Laeliya Almuhsin di awal penjelasannya, dikutip Wartakotalive.com, Senin (3/8/2020).

Duh, Ini mengingatkan saya pada seorang kenalan di Facebook yang mengaku sedang riset sensitif. Dia alumni sebuah PTN dan dosen di sebuah universitas swasta Islam. Saya tidak pernah jumpa langsung, tetapi karena mutual friends cukup banyak, saya terima pertemanan di Facebook.

Dia hubungi saya dengan alasan katanya saya dianggap berpikiran terbuka dan tidak akan kaget soal penelitiannya. Dia awalnya hubungi via message FB untuk minta nomer HP saya dan akan menjelaskan soal risetnya.

Saya berkhusnudhon, jadi saya kasih nomor HP saya. Saya pikir awalnya yang dimaksud riset sensitif itu terkait perkara intoleransi atau radikalisme gitu. Soalnya dia ngajar di institusi Islam gitu. Ternyata tralala...

Dia bilang pernah baca status saya terkait riset PSK anak. Dia ingin tahu. Memang betul saya pernah riset tentang para korban PSK anak atas kerjasama dengan sebuah lembaga internasional. Saya jelaskan bahwa riset itu banyak sekali etika yang harus dipenuhi.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved