BATAM TERKINI
Seorang Member Terpapar Covid-19, Givo Studio Batam Tutup Sementara dan Rapid Test Semua Member
Givo Studio Batam langsung menutup usaha setelah 29 Juli 2020 lalu seorang member berinisial EB terkonfirmasi positif Covid-19
Editor : Tri Indaryani
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Sebuah studio dance di Kawasan Ruko Central Sukajadi, Givo Studio terlihat menutup kegiatan operasionalnya.
Pintu ruko yang bercat kuning itu telah beberapa hari ini terkunci tanpa sedikit pun terlihat ada aktivitas orang.
Bagaimana tidak, pasalnya, diketahui 29 Juli 2020 lalu seorang member Givo Studio yang merupakan istri anggota Polri berinisial EB dinyatakan positif Covid-19.
Temuan salah seorang member yang positif Covid-19 tersebut, sama halnya dengan tindakan pencegahan yang dilakukan sebagian besar instansi, juga dilakukan oleh Givo Studio, yakni menutup kegiatan operasionalnya.
"Kami langsung tutup 30 Juli kemarin," jelas manajer Givo Studio, Rina, pada Selasa (4/8). Raut wajah Rina tampak sendu ketika menceritakan tentang nasib studionya yang mangkrak.
• SEMPAT Hilang, Jenazah Seorang Nelayan di Batam Ditemukan Tersangkut Jaring Ikan yang Dia Pasang
• UPDATE Covid-19 di Kepri, Selasa (4/8), Jumlah Terkonfirmasi Positif Terus Naik, Total 498 Kasus
Menurutnya, kabar tentang seorang member positif Covid-19 tak pelak membuat berbagai pihak, baik di media sosial maupun di sekitar tempat usahanya berpandangan miring.
Kasus Covid-19 tersebut banyak dikaitkan tentang dugaan klaster baru penyebaran Corona di Givo Studio.
Akan tetapi, pada kenyataannya, Rina menjelaskan, bahwa EB tidak tertular Covid-19 di lingkungan studio.
Dalam upaya klarifikasi, Rina langsung merogoh ponselnya kemudian menelepon EB yang saat itu tengah menjalani isolasi di RSKI Covid-19 Galang.
Telepon segera tersambung setelah dua nada dering, dan suara seorang wanita menyambut dengan ceria.
"Saya awalnya menjenguk adik saya yang sakit 21 Juli lalu, terus besoknya tanggal 22 Juli, dia masuk rumah sakit," ujar EB menjelaskan kronologi dirinya terpapar Covid-19.
Oleh sebab kondisi demam yang naik turun, sang adik segera dilakukan pengambilan sampel swab pada tanggal 25 Juli 2020.
Kala itu, di tanggal 25 - 26 Juli 2020, EB masih sempat mengikuti pelatihan di Givo Studio dengan kondisi tubuh yang sehat dan bugar.
"Pada saat itu saya belum tahu terpapar Covid-19 atau tidak. Tapi segera setelah adik saya dapat konfirmasi dia positif, di tanggal 28 Juli, saya sekeluarga langsung periksa swab tanggal 29 Juli dengan hasil 2 orang negatif dan 10 orang positif, termasuk saya," jelas EB panjang lebar.
Hal pertama yang EB lakukan setelah mengetahui sang adik terkonfirmasi positif Covid-19 adalah segera mengisolasi diri agar tidak menularkan ke orang di sekitar, termasuk rekan-rekannya di Givo Studio.
"Saya merasa sehat-sehat aja tuh, sampai sekarang sama sekali nggak ada gejala," ujar EB.
Meski demikian, sebagai tindakan pencegahan, Givo Studio telah menutup kegiatan operasionalnya segera setelah salah satu membernya positif Covid-19.
Selain itu, terhadap 23 anggota member lainnya, juga telah dilakukan rapid test dengan hasil semuanya non-reaktif.
Rina menghelas napas lega, namun di sisi lain, ia masih cemas.
Dirinya menyayangkan, stigma masyarakat yang tajam menilai pasien Covid-19, membuat sebagian usaha atau instansi memperoleh tanggapan miring yang merugikan.
"Alhamdulillah, sudah di-rapid test semua member dan hasilnya non-reaktif. Tapi terkadang masih ada saja yang nyinyir di medsos. Padahal kita juga sudah tutup operasi untuk sementara waktu," keluh Rina.
Hal serupa juga pernah dirasakan oleh salah satu hotel di kawasan Baloi yang kehilangan beberapa tamu longstay akibat stigma buruk yang melekat setelah salah seorang waitres tempat hiburan malamnya terkonfirmasi positif Covid-19.
Rina berharap, masyarakat tidak memberi stigma buruk kepada pengidap Covid-19, bahkan sampai menggiring opini negatif hingga usaha orang lain mengalami kejatuhan. (TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami)