Demi Anak bisa Ikuti Belajar Online saat Pandemi Covid-19, Ayah Nekat Curi Ponsel, Pemiliknya Lemas
Karena penasaran, Ahmad pun mencoba mencari ponsel itu dengan menggunakan aplikasi pelacakan.
Ahmad pun makin sedih dan miris karena HP curian itu ternyata dipakai untuk belajar.
Menurut Ahmad, anak itu duduk di kelas 1 SMP, sedangkan kakaknya sudah putus sekolah dan adiknya yang paling bontot belum bersekolah.

"Saya sangat enggak nyangka si bapak nyuri HP biar anaknya bisa tetap sekolah dan belajar daring. Dari situ saya langsung lemas. Apalagi waktu nunggu, saya lihat keluarga itu cuma makan sepiring mi instan dan dimakan bersama," ujarnya.
Kepada bapak pemilik rumah, Ahmad pun mengatakan HP yang digunakan anak itu milik ayahnya.
Bapak yang bekerja sebagai kuli itu pun mengakui bahwa HP itu memang hasil curian.
"Saya minta saja si bapak datang ke rumah biar enggak salah paham. Dia langsung datang sambil menangis," ucapnya.
Bapak itu meminta maaf kepada ayah Ahmad atas perbuatannya mencuri HP.
Bapak itu mengaku terpaksa mencuri demi anaknya yang ingin belajar secara daring.
"Kalau niat nyuri, seharusnya semua barang berharga di rumah dibawa. Tapi ini, kan, cuma ambil satu HP," katanya.
Menurut Ahmad, HP curian itu sempat habis baterai. Untuk mengisi baterai, bapak tersebut harus ikut ke tetangganya.
"Saya sama ayah sepakat enggak memperpanjang masalah ini. Semoga saja si bapak itu bisa punya rezeki untuk beli HP agar anaknya bisa belajar," ucapnya.
Ditemui di rumahnya di Kecamatan Tarogong Kaler, A (41) mengatakan ia mengambil HP karena terpaksa. Ia juga sangat menyesal.
"Saya sadar perbuatan saya sangat salah. Cuma kemarin memang anak saya merengek minta HP. Soalnya anak saya sudah 10 hari ketinggalan pelajaran," ujar A di rumahnya di Desa Jati, Kecamatan Tarogong Kaler.
A sehari-hari bekerja sebagai buruh tani. Penghasilannya per hari hanya Rp 50 ribu.
Itu pun tak menentu di saat pandemi Covid-19.
Di rumahnya, hanya ada satu kamar dan terdapat sebuah ruangan yang dijadikan sebagai ruang tamu, ruang tidur, dan tempat berkumpul keluarga.