Ada Insiden Penembakan di Luar Gedung Putih, Trump: Tak Ada Hubungannya dengan Saya
Insiden penembakan mendadak terjadi di luar Gedung Putih pada Senin (10/8/2020). Donald Trump terpaksa sampai diungsikan saat tengah konferensi pers.
"Saya mendengar suara tembakan dan sebelum itu, saya mendengar teriakan," katanya kepada AFP.
"Itu suara laki-laki. Segera setelah itu, sambil mengarahkan senjata AR-15 mereka, setidaknya delapan atau sembilan orang berlari."
Setelah keadaan mulai kondusif, Trump kembali ke podium Gedung Putih untuk melanjutkan konferensi pers.
Ditanya apakah dia panik dengan kejadian itu, dia menjawab, "Dunia selalu menjadi tempat yang berbahaya. Itu bukan sesuatu yang unik."
Trump lalu memuji Dinas Rahasia sebagai "orang-orang fantastis, yang terbaik dari yang terbaik."
"Saya merasa sangat aman dengan Dinas Rahasia. Banyak orang hebat yang siap bertugas jika diperlukan."
Amerika Serikat Tuding China Ingin Donald Trump Kalah Pemilu, Intel Ungkap Alasannya
Amerika Serikat ( AS) menuding China ingin Presiden Donald Trump kalah Pemilu 2020.
Pernyataan itu disampaikan langsung oleh seorang pejabat tinggi intelijen Amerika Serikat pada Jumat (7/8/2020) kemarin.
Alasan China ingin Trump kalah Pemilu disebut-sebut karena kelakuannya yang tidak bisa ditebak.
"Kami menilai China lebih suka Presiden Trump - yang menurut Beijing tidak bisa ditebak - tidak memenangkan pemilu lagi," kata William Evanina direktur Pusat Kontra-intelijen dan Keamanan Nasional.
"China memperluas pengaruhnya jelang November 2020 untuk membentuk lingkungan kebijakan di Amerika Serikat, menekan para tokoh politik yang dipandangnya bertentangan dengan kepentingan China, dan menangkis serta melawan kritik untuk China," kata Evanina dalam pernyataan yang dikutip AFP.
Dia mencontohkan kritik China tentang penanganan Trump pada pandemi virus corona, penutupan konsulat China di Houston, dan sikap pemerintah AS terhadap tindakan China di Hong Kong dan Laut China Selatan.
"Beijing menyadari semua upaya ini mungkin akan berpengaruh ke pemilihan presiden," imbuh Evanina.
Sementara itu Trump tidak mempermasalahkan tudingan Beijing, yang menjadikannya sebagai ancaman.