TRIBUN WIKI

Mengenal Depresi Postpartum yang Rentan Dialami Pasca Melahirkan, Apa Penyebab dan Gejalanya?

Depresi postpartum adalah keadaan ketika seorang ibu merasakan rasa sedih, bersalah, dan bentuk umum depresi lainnya setelah melahirkan.

freepik.com
ilustrasi - Depresi postpartum adalah keadaan ketika seorang ibu merasakan rasa sedih, bersalah, dan bentuk umum depresi lainnya dalam jangka waktu yang lama setelah melahirkan. 

Editor: Widi Wahyuning Tyas

TRIBUNBATAM.id - Momen pasca melahirkan menjadi satu tantangan tersendiri bagi orangtua, terutama pasangan yang baru pertama memiliki anak.

Ada banyak hal baru yang dipelajari, bahkan tak jarang menimbulkan stres dan depresi.

Salah satu yang kerap dialami adalah depresi postpartum.

Depresi postpartum adalah keadaan ketika seorang ibu merasakan rasa sedih, bersalah, dan bentuk umum depresi lainnya dalam jangka waktu yang lama setelah melahirkan.

Hal ini sering dikarenakan karena kelahiran bayi itu sendiri.

Kelahiran bayi dapat memberikan dorongan perasaan dan emosi yang kuat, mulai dari kesenangan dan kebahagiaan hingga ketakutan.

Lonjakan emosi dari kebahagiaan hingga rasa sedih dan ketakutan ini yang berperan dalam terjadinya depresi postpartum.

Penyebab

Tidak ada penyebab tunggal yang menyebabkan depresi postpartum.

Namun, permasalahan psikis maupun perubahan kondisi fisik memiliki peran dalam depresi postpartum.

- Perubahan fisik

Setelah persalinan, terdapat perubahan hormon yang sangat besar dalam tubuh perempuan (terutama hormon wanita estrogen dan progesteron).

Hormon tubuh lain, seperti yang diproduksi oleh tiroid juga mengalami perubahan sebagai akibat penyesuaian dari perubahan tersebut.

Hormon tiroid ini yang salah satunya berperan dalam memberikan perubahan mood setelah melahirkan.

- Permasalahan psikis. 

Memiliki bayi (terutama untuk yang pertama kali) sering kali menyebabkan ibu menjadi cemas dan tidak percaya diri dengan kemampuannya merawat bayi baru lahir. Perasaan seperti ini yang berkepanjangan dapat menyebabkan ibu jatuh dalam keadaan depresi.

Gejala

Sebelum mencapai depresi postpartum, ada keadaan yang dinamakan baby blues syndrome, yaitu gangguan perubahan mood setelah melahirkan.

Depresi post partum memiliki gejala yang mirip dengan baby blues syndrome, dengan durasi yang lebih lama dan intensitas yang lebih berat, seperti:

- Gangguan perubahan mood.

- Cemas.

- Sedih.

- Sensitif secara emosional terhadap sesuatu.

- Merasa bersalah.

- Menangis berlebihan.

- Penurunan konsentrasi.

- Gangguan makan.

- Gangguan tidur, sulit tidur (insomnia) atau terlalu banyak tidur.

- Menjauh dari keluarga.

- Kesulitan dalam merawat bayi.

Pengobatan dan Pencegahan

Pengobatan depresi postpartum sering melibatkan psikoterapi atau menggunakan obat-obatan, atau bahkan keduanya.

- Psikoterapi

Sebuah sesi yang digunakan untuk ibu dan mungkin ayah untuk dapat bertemu dengan psikiater atau psikolog, kemudian membicarakan seluruh masalah yang mendasari terjadinya depresi tersebut.

Psikoterapi bertujuan untuk mencari jalan bagaimana menyikapi suatu masalah, sehingga tidak menyebabkan beban bagi ibu.

- Obat antidepresan

Obat-obatan antidepresan dapat diberikan oleh dokter jika dibutuhkan.

Meskipun dapat masuk dalam ASI, obat antidepresan kebanyakan tidak menimbulkan efek samping bagi bayi.

Jika memiliki riwayat gangguan kejiwaan seperti kecemasan atau depresi sebelumnya, segera beritahukan kepada dokter saat melakukan pengecekan rutin kehamilan.

- Selama kehamilan.

Dokter akan mengobservasi gejala dan tanda dari depresi.

Selama kehamilan beberapa ibu memiliki kecenderungan untuk memiliki depresi ringan.

- Setelah bayi lahir.

Setelah bayi lahir dokter akan merekomendasikan pemeriksaan rutin untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda depresi atau baby blues syndrome.

Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul 'Depresi Postpartum'.

Sumber: TribunnewsWiki
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved