Disaksikan oleh Sang Anak, Pria Kulit Hitam Ditembak Polisi Amerika Serikat 7 Kali di Punggung
Seorang pria kulit hitam di Wisconsin Amerika Serikat ( AS) ditembak sebanyak 7 kali oleh polisi setempat. Ia kini dalam kondisi serius. Ini Videonya.
Para polisi yang terlibat dalam penembakan itu telah ditempatkan dalam cuti administratif, kata Departemen Kehakiman Wisconsin Senin (24/8/2020).
Gubernur Negara Bagian Wisconsin Tony Evers dalam twitnya menulis, "Kami menentang penggunaan kekuatan berlebihan dan eskalasi langsung saat berurusan dengan warga kulit hitam Wisconsin."
Sky News mewartakan, divisi investigasi Wisconsin sedang menyelidiki penembakan itu dan akan berusaha "memberikan laporan insiden tersebut kepada jaksa dalam waktu 30 hari".
Insiden ini kembali memicu demo besar. Kota Kenosha di Wisconsin langsung memberlakukan jam malam sampai pukul 7 pagi pada Senin, usai massa berdemo dengan melemparkan bom molotov dan batu bata ke arah polisi.
Seorang polisi dilaporkan terluka akibat lemparan batu bata.
Sebuah truk sampah besar yang diparkir di jalan guna mencegah demonstran berjalan menuju kantor polisi, juga terlihat terbakar sebelum salah satu bannya meledak.
Massa juga terlihat menendang mobil polisi dan menghancurkan kaca jendelanya.
Demo di Kenosha ini adalah yang terbaru dari serangkaian aksi unjuk rasa melawan kebrutalan polisi dan rasisme sejak 25 Mei.
Kala itu demo dan kerusuhan besar melanda AS, setelah pria Afro-Amerika George Floyd tewas akibat lehernya ditindih lutut polisi kulit putih selama 8 menit 46 detik.
New York Larang Polisinya Gunakan Chokehold, Demi Mencegah Kasus George Floyd Terulang
Beberapa waktu belakangan ini, warga dunia dihebohkan dengan kasus rasisme yang dipicu oleh kematian George Floyd.
Berbagai aksi protes digelar masyarakat mulai dari Amerika Serikat hingga negara-negara eropa.
Salah satu negara bagian Amerika Serikat yakni New York bahkan mengeluarkan rangkaian undang-undang baru terkait tragedi ini.
Pada Jumat (12/6/2020), New York mengumumkan undang-undang baru tersebut untuk mengakhiri kebrutalan polisi terhadap warga Afrika-Amerika.
Langkah ini ditempuh, menyusul maraknya gelombang protes akibat kematian tragis George Floyd yang lehernya ditindih lutut polisi.