HUMAN INTEREST

Kisah Pelajar di Anambas Jadi 'Pejuang' Sinyal Terapkan Belajar Online

Selama belajar daring, Fenta dan rekan lainnya diberi soal atau materi pelajaran oleh guru melalui aplikasi WhatsApp atau classroom.

TribunBatam.id/Rahma Tika
Pelajar SMAN 1 Siantan, Muhammad Fenta. Selama pandemi Covid-19, ia bersama rekan sebayanya menjadi 'pejuang sinyal' untuk bisa menerapkan sistem belajar online. 

Editor: Septyan Mulia Rohman

TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berada di Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri mengeluhkan belajar dengan sistem online selama pandemi Covid-19.

Keluhan itu sudah beberapa bulan belakangan ini dirasakan oleh Muhammad Fenta, seorang pelajar di SMA Negeri 1 Siantan.

Fenta panggilan akrabnya sehari-hari yang kini duduk di bangku kelas XI itu sering mendapat keluhan dari orang tuanya.

Mulai dari pembelian kuota yang cukup menguras kocek, hingga kurang memahami pelajaran yang disampaikan secara daring.

Ini belum lagi kualitas jaringan internet saat proses belajar daring juga jadi kendala lainnya yang ia rasakan.

"Susah dipahami, banyak kendalanya. Apalagi saya tinggal di Rekam. Meski masih satu daratan dengan Tarempa, tapi akses sinyal di sana sulit," ucap Fenta kepada TribunBatam.id, Minggu (6/9/2020).

Selama belajar daring, Fenta dan rekan lainnya diberi soal atau materi pelajaran oleh guru melalui aplikasi WhatsApp atau classroom.

Tidak hanya untuk belajar, aplikasi ini juga digunakan sebagai absensi pengganti tatap muka.

Menurut Fenta, selama belajar daring tugas yang diberikan cukup banyak dan menumpuk.

Sedangkan untuk belajar daring secara zoom di sekolahnya tidak ada.

Guru hanya memberi tugas setelah itu dikumpulkan ke guru secara daring juga.

Koalisi Hanura-PAN Siap Lawan Petahana, Dukung Yusrizal-Fathurahman di Pilkada Anambas

Kunjungi Air Terjun Neraja di Anambas, Emak-emak Curhat ke Gubernur Kepri, Keluhkan Pendapatan Turun

Ternyata belajar daring yang selama ini dirasakan oleh pelajar cukup sulit dipahami, mulai dari materi hingga penyampaian guru ke murid.

"Pelajaran yang paling susah itu matematika, abisan kami susah mau mengerti apa yang disampaikan guru, kadang kalau sudah begitu saya sama kawan lainnya ngerjain bareng," kata Fenta.

Selama belajar daring, Fenta harus merogoh uang saku sebesar Rp 75 ribu untuk membeli kuota internet yang 15 GB. Kuota 15 GB itu bagi Fenta tidaklah cukup digunakan selama 1 bulan.

"Biasanya kalau tidak belajar daring satu bulan cukup, cuma kan sekarang karna daring sebulan aja kurang, kalau habis paket internet ini saya minta ke orang tua, kadang orang tua juga marah selalu bilang kok cepat sekali abis kuotanya," celotehnya.

Selain mendapat keluhan dari orang tua akibat borosnya penggunaan kuota selama belajar daring, Fenta berharap bisa masuk sekolah segera. Ia mengungkapkan bahwa dirinya rindu dengan kawan lainnya.

"Harapan saya pengen cepat masuk sekolah, rindu sama kawan yang lain, cuma sampai sekarang belum tau info masuk sekolah itu kapan, semoga saja secepatnya," ucapnya.

Solusi Disdik Kepri

Sistem belajar secara online, paling banyak dikeluhkan pihak sekolah selama kunjungan Gubernur Kepri Isdianto ke berbagai daerah.

Ia pun saat ini masih melakukan pendataan untuk mengumpulkan titik-titik lokasi sekolah yang belum mendapatkan sinyal.

Rencananya Disdik Kepri akan menyediakan alat tangkap sinyal untuk mengantisipasi susahnya jaringan.

Namun, Dali pun masih belum bisa memastikan kapan alat penangkap sinyal tersebut bisa terealisasikan.

"Insya Allah kami akan menyiapkan alat penangkap sinyal. Soalnya ini memang menjadi keluhan anak-anak kita.

Contoh saya tadi ke SMA dan SMK di Anambas. Memang saya pun merasakan sendiri tidak dapat jaringan," ucapnya, Minggu (6/9/2020).

Keluhan susahnya jaringan disampaikan Wakil Ketua Osis SMN 1 Siantan, Kabupaten Anambas, Muhammad Fenta.

"Iya susah jaringan kalau di tempat kami ini. Harus pergi ke daerah agak ke kota dulu," ujarnya.

Selain itu, Fenta mewakili teman-temannya menyebutkan, juga sudah merasa rindu akan belajar tatap muka.

"Rindu sudah pasti. Lagi pula sistem daring ini agak susah dimengerti. Apalagi kalau pelajaran matematika," sebutnya sambil tertawa.

Ia pun berharap, Pemerintah daerah bisa membuat daerah-daerah di Anambas yang ada sekolah-sekolah tidak kesulitan jaringan.

"Kami juga mau seperti anak-anak Indonesia lainnya. Bisa liat dunia, dan bisa belajar lebih luas," harapnya.

Pemprov Kepri Beri Bantuan Kuota Internet Pelajar

Murid Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Kepulauan Anambas kini tak perlu pusing membeli kuota internet untuk keperluan belajar.

Mereka kini mendapat bantuan kuota internet dari Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau ( Pemprov Kepri ).

Sebanyak 5.050 pelajar yang berada di Provinsi Kepulauan Riau mendapatkan bantuan internet gratis, termasuk Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berada di Kepulauan Anambas.

Kepala SMAN 1 Siantan, Edi Lendra berterima kasih atas bantuan yang akan sudah disalurkan ke sekolahnya tersebut.

Dengan bantuan ini diharapkan para pelajar di SMAN 1 Siantan cukup terbantu dan bisa mengurangi beban pelajar dalam membeli kuota untuk belajar daring.

Gubernur Provinsi Kepulauan Riau, H.Isdianto serahkan bantuan internet gratis ke SMAN /SMK yang berada di Kabupaten Kepulauan Anambas.
Gubernur Provinsi Kepulauan Riau, H.Isdianto serahkan bantuan internet gratis ke SMAN /SMK yang berada di Kabupaten Kepulauan Anambas. (TribunBatam.id/Rahma Tika)

Edi mengatakan sampai saat ini pelajar masih belajar secara daring.

Terkait adanya bantuan internet gratis ini, Edi Lendra belum mengetahui pasti berapa jumlah pelajar yang akan menerima.

"Kurang tahu persis berapa jumlahnya, sama jumlahnya pun kami belum tahu. Ini bantuan yang diberikan masih formalitas dulu kan," ujarnya Minggu (6/9/2020).

Edi juga membenarkan bahwa ia juga sudah diminta oleh Disdikpora Kepulauan Anambas untuk menginput data jumlah pelajar dan guru yang nantinya akan mendapatkan bantuan internet.

"Masih kami input di data pokok pendidikan (dapodik)," ungkapnya.

Sementara Bantuan Operasional Sekolah (BOS) selama ini belum digunakan untuk membeli paket kuota pelajar dan guru.

Diketahui bahwa jumlah pelajar di SMAN 1 Siantan berjumlah 420 pelajar dengan jumlah tenaga pelajar 42 orang.(TribunBatam.id/Rahma Tika/Endra Kaputra)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved