Detik-detik yang Tak Biasa Jelang G 30S PKI, Barang-barang Mahal, Harga Korek Api Tembus Segini

Keadaan ekonomi makin bobrok. Keperluan hidup sehari-hari terus membubung karena inflasi merajalela.

IST
Suasana penumpasan terduga anggota G30S oleh Angkatan Darat setelah peristiwa 30 September 1965 

Seorang rekan yang waktu itu bekerja sebagai guru SD di Jakarta, di belakang Hotel Indonesia teringat bahwa gajinya Rp 5000.

Seorang doktorandus ekonomi yang bekerja di bagian pembukuan sebuah perusahaan ekspor impor lebih mujur.

Gajinya Rp150.000. Pesuruh dan tukang masak di perusahaan yang sama mendapat Rp 20.000.

Seorang wartawan sebuah majalah kecil mendapat Rp 35.000. Sedangkan wartawan bujangan di majalah lebih besar mendapat Rp65.000.

Yang pasti tingkat gaji pada masa itu umumnya relatif lebih rendah dari sekarang.

Bisa dibayangkan betapa mahalnya barang sepele seperti korek api yang harganya 75 perak dan sebatang sabun Rp 550.

Namun menurut doktorandus tadi bedanya dulu orang bisa "ngobjek" yang sekarang sulit dilakukan.

Menurut buku sejarah nasional Indonesia jilid VI inflasi tahun 1965 naik menjadi 600 persen.

Tanggal 13 Desember 1965 mulai pukul 8 malam diberlakukan uang rupiah baru. Nilainya 1000 : 1 dengan uang lama.

Bertambah merosotnya perekonomian bukan saja sangat memusingkan ibu-ibu rumah tangga, tetapi seorang mahasiswa ekonomi pun tidak berdaya dibuatnya.

Sampai-sampai ia putus asa dan mengirimkan surat kepada sebuah suratkabar yang terbit di Jakarta.

Antaranya ia menulis, agar "redaksi menulis atau memberi pemandangan tentang perekonomian kita, dengan penjelasan-penjelasan kalau ada peraturan baru dan efeknya." Ia minta agar suratkabar itu "memberikan penjelasan mengapa harga-harga selalu meningkat saja".

Ia menambahkan: "bagi saya sebagai mahasiswa fakultas ekonomi saja tidak tahu, tentunya bagi rakyat banyak juga demikian". "Redaksi koran itu tidak memberikan komentar apa-apa.

Sementara itu golongan yang hendak "mematangkan situasi" memanfaatkan kekacauan ekonomi itu untuk kepentingannya sendiri.

Demonstrasi demi demonstrasi dilancarkan dengan alasan menuntut penurunan harga, ganyang kapbir, (kapitalis birokrat) setan kota dan sebagainya.

tribunnews

Pada tanggal 30 September itu dimuat berita tentang demontrasi yang dilakukan oleh 100.000 orang yang menuntut pencoleng-pencoleng ekonomi. Berita itu terbaca, sebagai berikut :

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved