SYEKH ALI JABER DITUSUK
Jadi Korban Penusukan, Syekh Ali Jaber Kasihan Lihat Pelaku Dihajar Warga
Pelaku penusukan terhadap Syekh Ali Jaber masih sangat muda, kasian saat melihat dihajar warga
TRIBUNBATAM.id, LAMPUNG - Pelaku penusukan Syekh Ali Jaber ternyata masih sangat muda.
Syeh Ali Jaber ditusuk tengah mengisi kajian di Masjid Falahuddin, Tamin, Tanjungkarang Pusat, Bandarlampung, sore tadi.
"Anak muda banget perkiraan usia 20 tahun, orangnya kurus banget," ungkap Syekh Ali dalam wawancara dengan tvOneNews, Minggu (13/9).
Awalnya Syekh Ali Jaber memanggil anak usia 9 tahun untuk membaca Al Quran.
Syekh Ali Jaber memperbaiki bacaannya. "Kemudian mau foto bersama, tapi kamera ibu itu ful. Saya menoleh ke kanan melihat jemaah siapa bawa handphone untuk pinjam," ujarnya.
Tiba-tiba pelaku lari ke panggung.
• Syekh Ali Jaber Ditusuk saat Ceramah, Allah Telah Selamatkan dari Pembunuhan
Saat diserang, Syekh Ali Jaber mengaku langsung mengangkat tangan lantaran pelaku mencoba menyerang leher dan dada.
"Tusukannya cukup keras, cukup kuat. Sampai separuh pisau masuk kedalam," imbuhnya.
Syekh Ali mengaku tidak percaya dengan aksi nekat pria yang belum diketahui identitasnya tersebut. Dia menduga ada dalang di balik perbuatan kriminal itu.
Seusai kejadian para jemaah langsung naik ke atas panggung menangkap pelaku. Bogem mentah pun mendarat di wajah dan tubuh pelaku.
"Saya kasihan lihat dihajar, dipukul. Saya bilang jangan biar dibawa oleh polisi," tandasnya
Pisau Patah
Dikutip Tribunlampung.co.id dari channel YouTube Syekh Ali Jaber, Minggu 13 September 2020, Syekh Ali Jaber menjelaskan detik-detik penyerangan tersebut.
Tak hanya itu, Syekh Ali Jaber mengungkapkan fakta mengejutkan: pisau sampai patah di lengan kanan Syekh Ali Jaber.
"Saya sendiri yang mencabutnya," katanya.
Diketahui, Syekh Ali Jaber ditikam orang tak dikenal saat mengisi acara di Bandar Lampung.
Akibatnya, Syekh Ali Jaber pun mengalami luka di bagian lengan kanannya.
Pasca insiden penikam tersebut, Syekh Ali Jaber buka suara via channel YouTube Syekh Ali Jaber, Minggu 13 September 2020.
Syekh Ali Jaber menjelaskan kronologi penyerangan tersebut.
Syekh Ali Jaber mengatakan dirinya diserang orang tak dikenal saat mengisi acara.
Dia pun bersyukur Allah telah menyelamatkan dirinya dari pembunuhan tersebut.
Dalam sebuah video, Syekh Ali Jaber juga mengabarkan kondisinya.
"Ada pengalaman baru bagi saya, yang selama ini 12 tahun di Indonesia. Menjaga persatuan, kebersamaan, damai, sejahtera."
"Saat saya hadir dalam acara di Bandar Lampung, sudah ditakdirkan ada orang datang dan diselamatkan saya dari kematian," ujar Syekh Ali Jaber.
Syekh Ali Jaber lantas menunjukkan lengannya yang luka.
Menurut dia, dirinya masih diselamatkan Allah karena saat itu insiden itu kebetulan mengangkat tangannya.
Tusukan itu menurut Syekh Ali Jaber cukup keras hingga menancap dalam di lengannya.
Syekh Ali Jaber bersyukur karena tusukan itu tak mengenai lehernya.
Unggahannya itu lantas dikomentari warganet.
Banyak yang bersyukur karena Syekh Ali Jaber masih diselamatkan dan berdoa untuk kesembuhannya.
Tak sedikit pula yang mengutuk aksi penusukan itu.
Berikut foto kondisi Syekh Ali Jaber:
Profil Syekh Ali Jaber
Berikut ini profil Syekh Ali Jaber, dilansir dari Tribunnewswiki.
Syekh Ali Jaber memiliki nama lengkap Ali Saleh Muhammad Ali Jaber.
Ia lahir di Madinah, Arab Saudi pada 3 Februari 1976.
Syekh Ali Jaber menyelesaikan pendidikan formal dari ibtidaiyah hingga Aliyah di Madinah.
Setelah lulus sekolah menengah, ia melanjutkan pendidikan khusus pendalaman Al Quran pada tokoh dan ulama ternama di Arab Saudi.
Pada tahun 2008, Syekh Ali Jaber mulai berdakwah di Indonesia dan resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada tahun 2012.
Ali Saleh Muhammad Ali Jaber merupakan sulung dari 12 bersaudara yang lahir di Madinah, Arab Saudi.

Syekh Ali Jaber sejak kecil telah mendapat bimbingan agama dari sang Ayah.
Ayahnya adalah seorang penceramah agama yang mengharapkan Ali Jaber sebagai anak pertama, bisa seperti dirinya.
Sejak kecil, Syekh Ali Jaber telah belajar Alquran dan merasa punya tanggung jawab atas cita-cita ayahnya.
Syekh Ali Jaber telah menghapal 30 jus Alquran di usianya 10 tahun, bahkan di umur 13 tahun ia diamanahi untuk menjadi imam Masjid di salah satu Masjid Kota Madinah.
Syekh Ali Jaber mengenyam pendidikan formal dari ibtidaiyah hingga aliyah di Madinah.
Setelah lulus sekolah menengah, ia melanjutkan pendidikan khusus pendalaman Alquran pada tokohdan ulama ternama Arab Saudi.
Selama perjalannnannya dalam belajar agama, ia rutin mengajar dan berdakwah di mana-mana, khususnya di tempat ia tinggal, di Masjid tempat ayahnya mensyiarkan Islam dan ilmu Alquran.
Selama di Madinah ia juga aktif sebagai guru hafalan Alquran di Masjid Nabawi dan menjadi imam salat di salah satu Masjid di Kota Madinah.
Guru-guru yang mengajar Syekh Ali Jaber tentang pendalaman Al Quran antara lain:
- Syekh Muhammad Husein Al Qari’ - Ketua Ulama Qira’at di Pakistan
- Syekh Said Adam - Ketua Pengurus Makam Rasulullah
- Syekh Khalilul Rahman - Ulama Alquran di Madinah dan Ahli Qiraat
- Syekh Khalil Abdurahman - seorang ulama ahlul Quran di Kota Madinah
- Syekh Abdul Bari’as Subaity - Imam Masjid Nabawi dan Masjidil Haram
- Syekh Prof. Dr. Abdul Azis Al Qari’ - Ketua Majelis Ulama Percetakan Al-Qur’an Madinah dan Imam Masjid Quba
- Syekh Muhammad Ramadhan - Ketua Majelis Tahfidzul Qur’an di Masjid Nabawi
Pada tahun 2008, Syekh Ali Jaber menikah dengan Umi Nadia, wanita asal Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Keduanya, hingga tahun 2020 telah dikaruniai seorang anak yang diberi nama Hasan.
Selama penggemblengan dirinya, Syekh Ali Jaber rutin mengajar dan berdakwah khususnya di tempat tinggalnya dan Masjid tempat ayahnya mensyiarkan Islam dan Ilmu Alquran.
Selama di Madinah, ia juga aktif sebagai guru hapalan Alquran di Masjid Nabawi dan menjadi imam salat di salah satu Masjid Kota Madinah.
Pada tahun 2008, Syekh Ali Jabir terbang ke Indonesia menuju Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), asal istrinya tinggal.
Di sini ia menjadi guru hafalan Alquran, Imam salat, dan khatib di Masjid Agung Al-Muttaqin Cakranegara Lombok, Indonesia.
Kariernya berlanjut saat ia diminta menjadi Imam salat tarawih di Masjid Sudan Kelapa, Menteng, Jakarta.
Selain itu, ia juga menjadi pembimbing tadarus Alquran dan imam salat Ied di Masjid Sunda kelapa, Menteng, Jakarta.
Kehadiran Syekh Ali Jaber mendapat sambutan baik oleh masyarakat Indonesia karena dakwahnya yang menyejukkan, penyampaiannya sangat rinci dilengkapi dengan ayat-ayat Alquran dan hadits.
Sejak saat itu, Syekh Ali Jaber mulai sering dipanggil keliling Indonesia untuk syiar Islam.
Pada tahun 2012, ketulusannya dalam berdakwah, membuatnya dianugerahi kewarganegaraan Indonesia oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Sejak itu pula ia rutin mengisi acara Damai Indonesiaku di TvOne dan menjadi juri Hafizh Indonesia di stasiun televisi RCTI.
Untuk menyiarkan Islam lebih efektif dan melahirkan para penghafal Alquran di Indonesia, ia mendirikan Yayasan Syekh Ali Jaber yang berkantor di Jatinegara, Jakarta.
Karier Syekh Ali Jaber terus mengalir, ia mulai tampil di berbagai program telivisi, bahkan ia juga mulai menjadi aktor dalam film “Surga Menanti” (2016).
Popularitas Syekh Jaber tak kalah dengan penceramah ternama Indonesia lainnya.
Meski sudah tenar lewat media, ia tetap berendah hati dan masih berkeliling menjadi khatib Jumat di masjid-masjid kecil di pelosok kota dan daerah.(*)
Sebagian artikel diambil dari Tribun Lampung dengan judul: BREAKING NEWS, Innalillahi, Syekh Ali Jaber Ditusuk di Masjid di Bandar Lampung, Begini Kondisinya