Kesedihan Timor Leste Pisah Dari Indonesia, Kini Merengek Sebut Sudah Tidak Punya Apa-apa
Referendum yang didukung PBB itu mengakhiri konflik berdarah sekaligus mengakhiri status kependudukan mereka sebagai Warga Negara Indonesia.
Editor: Eko Setiawan
TRIBUNBATAM.id |TIMORLESTE - Timor Leste dulunya merupakan sebuah daerah yang tergabung dalam Pemerintahan Republik Indonesia.
Namun pada tahun 1999 mereka memilih berpisah dari Indonesia.
21 tahun lalu, Timor Leste merupakan bagian dari Indonesia, namun mereka ngotot minta referendum untuk memisahkan diri dari RI.
Referendum yang didukung PBB itu mengakhiri konflik berdarah sekaligus mengakhiri status kependudukan mereka sebagai Warga Negara Indonesia.
Dilansir dari AFP via Kompas.com, pendudukan Timor Leste memantik aksi penindakan memilukan selama 24 tahun yang menelan nyawa 250.000 baik karena perang, kelaparan, hingga penyakit.
Namun kegembiraan berubah menjadi duka, setelah militer Indonesia dan milisinya menyerbu dengan menghancurkan infrastruktur mereka, serta memaksa ratusan ribu orang mengungsi, dan membunuh 1.400 orang.
Timor Leste, negara yang sebagian besar dari 1,3 juta penduduknya memeluk agama Katolik, baru diakui secara internasional tiga tahun setelah pemungutan suara.
Namun, 21 tahun usai merdeka, Timor Leste justru kembali lagi pada Indonesia dan merengek minta bantuan.
Menteri Perencanaan dan Investigasi Strategis Republik Demokratik Timor Leste (RDTL), Xanana Gusmao membenarkan hal itu.
Dia melakukan kunjungan ke Indonesia untuk bertemu Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD di kantornya.
Dia menyebutkan bahwa negaranya tidak memiliki fasilitas untuk mengkarantika ke-17 warganya akibat virus corona.
"Karena harus mengerti, kami tidak punya fasilitas dan yang bisa kita lakukan minta bantuan ke negara-negara lain," ujar Xanana Gusmao.
Jika tidak dibantu pihaknya khawatir dengan potensi penularan virus corona.
Namun, permintaan itu ternyata ditolak oleh Indonesia.
Selain itu Pemerintah Timor Leste juga sempat minta tolong ke Bali untuk mengkarantina warganya di Bali.