Jarang Terjadi, Korea Utara Berikan Permintaan Maaf Karena Telah Membunuh Warga Korea Selatan

Korea Utara menyatakan penyesalan karena telah menembak mati seorang pria Korea Selatan pada Jumat (25/9/2020). Terkait pencegahan Covid-19.

AFP/KCNA VIA KNS/STR
KIM JONG UN - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menawarkan permintaan maaf yang jarang terjadi karena telah membunuh orang Korea Selatan. 

Kemudian badai lain diperkirakan akan melanda negara berideologi Juche itu pada Selasa (8/9/2020).

Bencana alam cenderung berdampak lebih besar di Korut karena infrastrukturnya yang buruk, dan rentan direndam banjir karena banyak gunung dan bukitnya yang sudah lama gundul.

Topan Maysak telah menghancurkan lebih dari 1.000 rumah dan bangunan publik, kemudian lahan-lahan pertanian direndam banjir di provinsi Hamgyong Utara dan Selatan, lapor kantor berita KCNA.

Kim Jong Un telah meninjau tingkat kerusakan pada Sabtu (5/9/2020) dan mengadakan pertemuan kebijakan tentang upaya bantuan bencana, kata KCNA.

Dia juga memecat ketua komite partai provinsi Hamgyong Selatan, tambah laporan itu.

Foto-foto yang dipasang surat kabar resmi Korut Rodong Sinmun pada Minggu (6/9/2020) menunjukkan Kim Jong Un berdiri di depan rumah-rumah yang hancur dan pohon-pohon yang tumbang, saat membicarakan situasi ini dengan para pejabatnya.

Kakak Kim Yo Jong itu dalam surat terbuka 2 halaman dengan tulisan tangan kepada anggota Partai Buruh yang berkuasa di Pyongyang, mengatakan sekitar 12.000 elite partai dari ibu kota akan dikirim ke 2 provinsi untuk membantu pemulihan menjelang liburan utama bulan depan.

Korut akan merayakan peringatan 75 tahun berdirinya partai itu pada 10 Oktober.

"Kami tidak bisa membiarkan banyak orang di Provinsi Hamgyong Selatan dan Provinsi Hamgyong Utara yang baru mengalami kerusakan, menjalani liburan mereka sebagai tunawisma," kata Kim Jong Un dikutip dalam surat yang dimuat Rodong Sinmun.

Kerusakan itu merupakan "situasi mendesak yang perlu ditangani tanpa penundaan sedikit pun," tambahnya.

Akan tetapi laporan itu tidak menyebutkan berapa banyak orang yang terluka, hilang, atau tewas.

Pada 2016 setidaknya 138 warga Korut tewas akibat hujan lebat yang memicu banjir besar, kata PBB.

Sebelumnya pada pertengahan 2012 lebih dari 160 orang tewas di Korea Utara akibat hujan badai besar.

Akibat Pandemi dan Badai Jangmi, 60 Persen Warga Korea Utara Alami Krisis Pangan

 Korea Utara melaporkan penemuan kasus Covid-19 dan bencana alam pada beberapa waktu belakangan ini.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved