Duduk Perkara Perseteruan Kapolres vs Kasat Sabhara di Blitar, Kompolnas Buka Suara

AKBP Ahmad Fanani Eko Prasetyo menjadi sorotan lantaran perselisihan dengan anak buahnya, Kasat Sabhara Polres Blitar, AKP Agus Hendro Tri Susetyo.

SURYA/Shamsul Hadi/Syamsul Arifin
Kasat Sabhara Polres Blitar, AKP Agus Tri melayangkan surat pengunduran diri sebagai anggota Polri ke Polda Jatim 

Editor Danang Setiawan

TRIBUNBATAM.id, JAKARTA -Perseteruan Kapolres vs Kasat Sabhara di Blitar menjadi sorotan.

AKBP Ahmad Fanani Eko Prasetyo menjadi sorotan lantaran perselisihan dengan anak buahnya, Kasat Sabhara Polres Blitar, AKP Agus Hendro Tri Susetyo.

Buntut dari perselisihan itu, AKP Agus Hendro Tri Susetyo mengajukan pengunduran diri sebagai anggota Polri.

Agus menuding, Ahmad Fanani sering melontarkan makian kasar sehingga dirinya tak kuat lagi. 

"Saya tidak kuat lagi menjadi bawahan Kapolres (Blitar), dan saya mengajukan pensiun dini tanpa menuntut apapun dari Polri," ujar Agus saat ditemui di depan gedung Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Mapolda Jatim, Kamis (1/10/2020) siang.

Perselisihan tersebut kini ditangani oleh Mabes Polri.

Kasat Sabhara Polres Blitar AKP Agus Hendro Tri Susetyo menunjukkan surat pengunduran diri dari kepolisian, Kamis (1/10/2020).
Kasat Sabhara Polres Blitar AKP Agus Hendro Tri Susetyo menunjukkan surat pengunduran diri dari kepolisian, Kamis (1/10/2020). (KOMPAS.COM/ACHMAD FAIZAL)

Kompolnas Buka Suara

Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menilai kasus perseteruan antara Kasat Sabhara Polres Blitar AKP Agus Tri dan Kapolres Blitar AKBP Ahmad Fanani Prasetya bisa menjadi pembelajaran penting untuk institusi polri.

"Ini menjadi pembelajaran bagi semua, bagaimana membangun komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan. Perlu sikap ketauladanan atasan dalam bertutur kata meskipun dalam kondisi marah," kata Sekretaris Kompolnas Irjen Pol (Purn) Benny Jozua Mamoto saat dihubungi, Jumat (2/10/2020).

Ia menyampaikan tindakan saling beradu mulut dinilai tidak akan menyelesaikan masalah. Sebaliknya, sikap tersebut malah memperkeruh situasi internal polri.

Di sisi lain, pihaknya mendukung upaya polri untuk memeriksa kedua belah pihak melalui Divisi Propam Polda Jawa Timur.

"Polda Jatim sudah menangani melalui Paminal. Diharapkan akan teridentifikasi akar masalahnya, termasuk sisi pribadi masing-masing," pungkasnya.

Profil Kapolres Blitar

Dikutip dari tribratanewspoldajatim, Ahmad Fanani sudah delapan bulan menjabat sebagai Kapolres Blitar.

Ia menjabat Kapolres Blitar sejak 17 Februari 2020.

Kapolres Blitar, AKBP Ahmad Fanani Eko Prasetya
Kapolres Blitar, AKBP Ahmad Fanani Eko Prasetya (surya/samsul hadi)

Ahmad Fanani menggantikan AKBP Budi Hermanto yang mendapat tugas baru sebagai Wadir Reskoba Polda Kalsel.

Sebelum menjabat sebagai Kapolres Blitar, Ahmad Fanani menjabat sebagai Kasubdit I Ditresnarkoba Polda Metro Jaya.

Saat menjabat sebagai Kasubdit I Ditresnarkoba Polda Metro Jaya mengungkap sejumlah kasus narkoba. 

Di antaranya pernah menembak pengedar Narkoba asal Pakistan dan menyita 5 Kg heroin. 

Tegur Camat dan Copot Kapolsek

Belum lama ini, Ahmad Fanani pernah marah dengan Camat Talun.

Kejadian itu terjadi pada 15 September lalu. 

dDikutip dari Surya, saat itu, Kapolres Blitar, AKBP Ahmad Fanani, bersama Kasatreskrim, AKP Doni Cristian Baralangu dan para kasat lain menghentikan acara pertunjukan karawitan yang dihadiri oleh Camat Talun. 

Pertunjukkan Karawitan itu dihentikan karena dianggap mengundang banyak orang dan tak mematuhi protokol pencegahan Covid-19.

Dalam kesempatan itu, Kapolres kemudian menegur Camat Talun karena dianggap membiarkan acara tersebut. 

"Kami menyadari kegiatan kesenian itu dianggap mengabaikan protokol kesehatan, ya nggak apa-apa," ujar Camat Talun, Indro Riyadi.

Fanani juga mencopot Kapolsek wilayah setempat lantaran acara karawitan itu digelar tidak jauh dari Mapolsek Talun. 

Bantah Pernyataan Kasat Sabhara

Kapolres Blitar, AKBP Ahmad Fanani Eko Prasetya pun buka suara terkait pengunduran diri Kasat Sabhara AKP Agus Hendro Tri Susetyo

Menurut Fanani, ia pernah menegur anggota Sabhara karena rambutnya panjang.

Menanggapi hal itu, AKBP Ahamad Fanani Eko Prasetya menjelaskan baru kali pertama menegur Kasat Sabhara Polres Blitar, AKP Agus Tri.

Orang nomor satu di jajaran kepolisian di Blitar itu menegur Agus Tri berkaitan dengan kedisiplinan anggota.

Kapolres saat itu mendapati ada anggota Sabhara Polres Blitar rambutnya panjang.

Menurutnya, anggota Sabhara yang rambutnya panjang dan berpakaian dinas tidak etis dipandang masyarakat.

"Saya bisa menjelaskan, yang bersangkutan (Agus Tri) baru pertama saya tegur berkaitan dengan disiplin anggota. Ada anggota Sabhara punya rambut panjang. Tidak etis dilihat karena pakai baju dinas," kata Kapolres, Kamis (1/10/2020).

Lelaki dengan pangkat dua melati di pundak, mengetahui ada anggota Sabhara berambut panjang saat menggelar Operasi Yustisi.

Begitu melihat ada anggota Sabhara berambut panjang, Kapolres langsung menegur Kasat Sabhara.

"Yang bersangkutan (Agus Tri) tidak terima (ditegur). Pada pelaksanaan Operasi Yustisi besoknya, dia tidak melaksanakan kegiatan tersebut. Lalu, Senin-nya yang bersangkutan tidak masuk dinas sampai hari ini. Padahal yang bersangkutan adalah selaku Kasatgas Preventif Covid-19," ujar kapolres.

Teguran itu sebenarnya meminta Kasat Sabhara mengingatkan anggotanya yang berambut panjang.

"Saya bilang, sebagai pemimpin, seharusnya (Kasat Sabhara) menegur anggota, jangan sampai anggota rambutnya panjang seperti bencong," ujarnya.

(Tribunnews.com/Daryono) (Surya/Imam Taufiq)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kompolnas Sebut Perseteruan Kapolres-Kasat di Blitar Bisa Jadi Pembelajaran bagi Polri

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved