Sering Dianggap Tak Bermanfaat, Ternyata Fungsi Usus Buntu Cukup Vital

Keberadaan usus ini sering kali tidak dianggap penting, karena ukurannya yang kecil dan bahkan dibuang karena terjadi infeksi

SHUTTERSTOCK/PopTika
Ilustrasi radang usus buntu 

TRIBUNBATAM.id - Usus buntu adalah apendiks tabung berbentuk cacing yang menempel di usus besar.

Keberadaan usus ini sering kali tidak dianggap penting, karena ukurannya yang kecil dan bahkan dibuang karena terjadi infeksi.

Namun, peneliti modern percaya bahwa usus buntu memiliki banyak fungsi utama dalam tubuh manusia dan melindungi lingkungan internal tubuh dari infeksi, demikian dikutip dari News Medical, Sabtu (3/10/2020).

Tetapi pernyataan ini kemudian bisa dipatahkan, di mana teori evolusi menunjukkan bahwa usus buntu berfungsi dalam pencernaan makanan.

Charles Darwin dalam bukunya berjudul, On the Origin of Species dan The Descent of Man, membuat referensi yang jelas tentang organ sisa dalam tubuh manusia yang tersisa saat spesies manusia berevolusi.

Menurut Darwin, sisa-sisa evolusi ini mewakili fungsi yang sangat penting untuk kelangsungan hidup di masa lalu, tetapi menjadi tidak ada seiring waktu.

Beberapa ahli biologi mendukung teori bahwa usus buntu adalah organ sisa yang pernah digunakan oleh nenek moyang herbivora kita.

Karena, sebagian manusia purba adalah herbivora. Ditemukan bahwa pada vertebrata herbivora, usus buntu relatif lebih besar dan membantu pencernaan makanan herbivora yang keras seperti kulit pohon.

Namun seiring evolusi manusia, mereka mulai memasukkan makanan yang lebih mudah dicerna ke dalam makanan mereka dan usus buntu akhirnya kehilangan fungsinya.

Penelitian menunjukkan, usus buntu manusia memiliki sel limfoid yang membantu tubuh melawan infeksi. Ini sangat menunjukkan bahwa usus buntu berperan dalam sistem kekebalan tubuh.

Apendiks diketahui berperan dalam fungsi kekebalan mukosa mamalia. Ia diyakini terlibat dalam limfosit-T yang diturunkan secara ekstratima dan respons imun yang dimediasi oleh limfosit-B.

Usus buntu juga dikatakan menghasilkan pertahanan awal yang membantu mencegah infeksi serius pada manusia.

Melansir Quartz, (11/1/2017), dari penelitian tim peneliti yang dipimpin oleh para ilmuwan di Midwestern University Arizona College of Osteopathic Medicine, menemukaan bahwa ada ciri kekebalan yang sama.

Telah diteliti juga bahwa usus buntu tidak hanya ada pada manusia. Heather Smith menemukan, hewan mamalia juga memiliki usus buntu.

Jumlah total spesies yang keluar menjadi 533, termasuk simpanse dan anjing. Hewan-hewan ini sangat berbeda.

Mereka berasal dari seluruh penjuru dunia, makan makanan yang berbeda, dan bahkan bepergian dalam berbagai jenis kelompok sosial.

Smith sedang mencari kemiripan di antara berbagai usus buntu mereka yang dapat menjelaskan tujuan organ tersebut.

"Ada ciri kekebalan yang sama pada hewan yang memiliki usus buntu, terdapat konsentrasi jaringan limfoid yang lebih tinggi di sekum,” kata Smith.

Sekum adalah bagian dari saluran pencernaan yang dimulai di usus besar, dari mana usus buntu berasal. Jaringan limfoid ini, menurutnya, penuh dengan sel yang memicu reaksi kekebalan ketika tubuh sedang berada di bawah tekanan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved