TRIBUN WIKI

Tradisi Sambut Bulan Maulud, Apa Itu Rebo Wekasan?

Tradisi ini populer di tengah masyarakat Islam Jawa untuk menyambut bulan Maulud atau Rabbiul Awal. Pada bulan ini, Nabi Muhammad SAW lahir ke dunia.

freepik.com
REBO WEKASAN - Inilah tata cara dan tradisi rebo wekasan. FOTO: ILUSTRASI 

Editor: Widi Wahyuning Tyas

TRIBUNBATAM.id - Masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia memiliki beragam tradisi dan ritual khas.

Beberapa di antaranya berkaitan dengan kepercayaan yang dianut.

Salah satu yang cukup populer yakni tradisi Rebo Wekasan.

Tradisi ini populer di tengah masyarakat Islam Jawa untuk menyambut bulan Maulud atau Rabbiul Awal.

Pada bulan ini, Nabi Muhammad SAW lahir ke dunia.

Rebo Wekasan sendiri jatuh pada Rabu (14/10/2020) hari ini.

Baca juga: Niat, Doa dan Tata Cara Sholat Tahajud, Memiliki Banyak Keutamaan, Salat Sunnah Paling Utama

Lantas, apa itu tradisi Rebo Wekasan?

Mengutip Tribunnews dari laman Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gresik, Rebo Wekasan atau Rebo Pungkasan merupakan kegiatan masyarakat Desa Suci, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Rebo Wekasan adalah sedekah bumi berupa selamatan di sekitar Telaga Suci.

Kegiatan ini dilakukan pada hari Rabu terakhir di Bulan Safar.

Menurut cerita tutur, pada hari Rabu terakhir di Bulan Safar, Tuhan Yang Maha Esa mengabulkan permintaan masyarakat Dusun Sumber Desa Suci, yang telah lama menantikan sumber air guna mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari.

Sehingga pada malam hari Rabu akhir bulan Safar, masyarakat mengadakan selamatan sedekah bumi dengan harapan mendapatkan berkah dari Tuhan yang Maha Esa.

Tradisi ini dilakukan sampai sekarang.

Baca juga: Mengenal Tradisi Bele Kampung Khas Lingga, Dipercaya untuk Bersihkan Kampung dari Hal Buruk

Kegiatan masyarakat seperti ini juga terjadi di Desa Kembangan Kecamatan Kebomas.

Di sisi lain, mengutip dari tanya jawab agama di situs tebuireng.online, Rabu Wekasan digunakan untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT dari berbagai macam malapetaka yang akan terjadi pada hari tersebut.

Tradisi Rebo Wekasan sudah berlangsung secara turun-temurun di kalangan masyarakat Jawa, Sunda, Madura, dan lainnya.

Mengapa dilakukan tradisi Rebo Wekasan?

Pengasuh Rubrik Tanya Jawab Fiqh Tebuireng online, A Muabrok Yasin menjelaskan, asal-usul tradisi Rebo Wekasan.

Tradisi Rebo Wekasan bermula dari anjuran Syeikh Ahmad bin Umar Ad-Dairobi (w.1151 H) dalam kitab Fathul Malik Al-Majid Al-Mu-Allaf Li Naf'il 'Abid Wa Qam' i Kulli Jabbar 'Anid (biasa disebut: Mujarrobat ad-Dairobi).

Anjuran serupa juga terdapat pada kitab Al-Jawahir Al-Khams karya Syeikh Muhammad bin Khathiruddin Al-'Atthar (w. th 970 H), Hasyiyah As-Sittin, dan lainnya.

Dalam kitab-kitab tersebut disebutkan, seorang Waliyullah yang telah mencapai maqam kasyaf (kedudukan tinggi dan sulit dimengerti orang lain) mengatakan, dalam setiap tahun pada Rabu terakhir bulan Safar, Allah SWT menurunkan 320.000 macam bala dalam satu malam.

Oleh karena itu, ia menyarankan umat Islam untuk salat dan berdoa memohon agar dihindarkan dari bala' tersebut.

Baca juga: Dilengkapi Arti, Berikut Doa Ketika Turun Hujan dalam Islam

Ibadah

salat
salat (freepik.com)

Untuk salat Rebo Wekasan, di setiap rakaatnya membaca surat al Fatihah dan Surat Al-Kautsar 17 kali, Al-Ikhlas 5 kali, Al-Falaq, dan An-Nas 1 kali.

Kemudian setelah salam, membaca doa khusus yang dibaca sebanyak tiga kali.

Waktunya dilakukan pada pagi hari (waktu Dhuha).

Masih dari penjelasan A Muabrok Yasin, memang ada hadits dla'if yang menerangkan tentang Rabu terakhir di Bulan Safar, yaitu:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: آخِرُ أَرْبِعَاءَ فِي الشَّهْرِ يَوْمُ نَحْسٍ مُسْتَمِرٍّ. رواه وكيع في الغرر، وابن مردويه في التفسير، والخطيب البغدادي..

"Dari Ibn Abbas ra, Nabi Saw bersabda: "Rabu terakhir dalam sebulan adalah hari terjadinya naas yang terus-menerus." HR. Waki' dalam al-Ghurar, Ibn Mardawaih dalam at-Tafsir, dan al-Khathib al-Baghdadi. (dikutip dari Al-Hafidz Jalaluddin al-Suyuthi, al-Jami' al-Shaghir, juz 1, hal. 4, dan al-Hafizh Ahmad bin al-Shiddiq al-Ghumari, al-Mudawi li-'Ilal al-Jami' al-Shaghir wa Syarhai al-Munawi, juz 1, hal. 23).

Selain dla'if, hadits ini juga tidak berkaitan dengan hukum (wajib, halal, haram, dan lainnya), melainkan hanya bersifat peringatan (at-targhib wat-tarhib).

Tata Cara Sholat Tolak Bala

Dikutip dari iainmadura.ac.id, di pesantren-pesantren, setiap malam Rabu terakhir bulan Safar ba'da salat Maghrib, dilaksanakan kegiatan berupa salat sunnah hajat agar menolak bala' (hajat lidaf'il bala').

Salat dilaksanakan empat rakaat, baik dengan dua tasyahud satu salam, dengan niat:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْحَاجَةِ لِدَفْعِ الْبَلَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ لِلهِ تَعَالَى

atau dua tasyahud dua salam, dengan niat:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْحَاجَةِ لِدَفْعِ الْبَلَاءِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى

Setelah membaca Al-Fatihah, kemudian membaca:

- Surat Al-Kautsar 17 kali

- Surat Al-Ikhlash 5 kali

- Surat Al-Falaq 1 satu

- Surat An-Nas 1 kali

Hal ini dilakukan tiap rakaat.

Artinya, tiap rakaat membaca semua surat tersebut.

Selesai salat empat rakaat, kemudian membaca doa ini:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. اللّٰهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوَى وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالِ يَا عَزِيْزُ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ اِكْفِنِيْ مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ يَا مُحْسِنُ يَا مُجَمِّلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُكْرِمُ يَا مَنْ لَآ إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ بِرَحْمَتِكَ ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللّٰهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ وَأَخِيْهِ وَجَدِّهِ وَأَبِيْهِ اِكْفِنِيْ شَرَّ هٰذَا الْيَوْمِ وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ يَا كَافِيْ فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Tata cara ini ada dalam kitab Kanzun Najah Was-surur Karya Syekh Abdul Hamid Qudus, dan Dinuqil dalam kitab Nubdzatul Anwar.

Sesudah salat sunnah membaca:

- Istighfar 70 kali

- Salawat Nabi 100 kali

- Hasbunallah wani'mal wakil 70 kali

- Surat Yasin ketika sampai ayat Salamun qoulan mirrobbir rohim dibaca 313 kali kemudian berdoa: Ya Allah semoga kita beserta keluarga selamat dari musibah, bala, dan lainnya. Amin.....

(Tribunnews.com)

 Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mengenal Apa Itu Rebo Wekasan dan Tata Cara Sholat Tolak Bala Beserta Niatnya.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved