Xinjiang China Temukan Kasus Covid-19 Tanpa Gejala di Kashgar, Banyak Penerbangan Dibatalkan

Wilayah paling barat China, Xinjiang telah melancarkan tanggap darurat setelah mengidentifikasi kasus virus Corona tanpa gejala di kota Kashgar.

Channel News Asia
VIRUS CORONA - Xinjiang China menemukan kasus Covid-19 tanpa gejala di Kashgar. ILUSTRASI. 

Editor: Putri Larasati Anggiawan

TRIBUNBATAM.id, SHANGHAI - Wilayah paling barat China, Xinjiang telah melancarkan tanggap darurat setelah mengidentifikasi kasus virus Corona tanpa gejala di kota Kashgar pada Sabtu (24/10/2020).

Pasien itu merupakan seorang wanita berusia 17 tahun, ditemukan setelah diuji selama pemeriksaan rutin.

Ia telah dipindahkan ke rumah sakit di Kashgar, kata komisi kesehatan China dalam sebuah pernyataan.

Penemuan ini menandai kasus lokal pertama di China daratan sejak 14 Oktober, ketika salah satunya ditemukan di Qingdao.

Xinjiang mengalami sekelompok infeksi pada awal Agustus, tetapi tidak ada kasus baru yang ditemukan di wilayah tersebut sejak 15 Agustus.

Semua kontak dekat pasien Kashgar telah diisolasi untuk observasi medis dan otoritas lokal sedang melakukan penyelidikan epidemiologi, kata komisi kesehatan Xinjiang.

Baca juga: Mesir hingga China, Inilah 7 Negara Tertua di Dunia, Simpan Nilai Sejarah dan Peradaban

Banyak penerbangan menuju Kashgar dibatalkan pada hari Sabtu, menurut platform perjalanan.

China dianggap telah mengendalikan pandemi setelah menemukan kasus pertamanya akhir tahun lalu.

Pada 23 Oktober, Komisi Kesehatan Nasional negara itu melaporkan 28 kasus virus Corona baru dan 27 kasus tanpa gejala, yang semuanya dikatakan diimpor.

China Bela Pemberian Vaksin Covid-19 Eksperimental ke Ribuan Orang, Kasus Impor Jadi Tekanan

China mengatakan memberi vaksin virus Corona yang masih diuji kepada ratusan ribu orang di luar uji klinis, dibenarkan mengingat risiko Covid-19 kembali melalui perbatasannya.

Selain itu, kurangnya efek samping yang signifikan sejauh ini dari suntikan juga menjadi pertimbangan.

Pada bulan Juli, negara tersebut mengizinkan penggunaan darurat tiga vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan lokal China National Biotec Group Co. dan Sinovac Biotech Ltd untuk pekerja garis depan.

Termasuk staf medis yang merawat pasien virus dan untuk pejabat perbatasan.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved