BATAM TERKINI

Harga BBM di Wilayah Hinterland Lebih Mahal, Pemko Batam Siapkan SPBU Mini

Pemko Batam akan membuat SPBU mini di wilayah hinterland Batam. Hal itu menyusul mahalnya harga BBM di sejumlah pulau di hinterland.

TribunBatam.id/Hening Sekar Utami
PJS WALI KOTA BATAM - Pjs Wali Kota Batam Syamsul Bahrum mengatakan, Pemko Batam bersama Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH) telah membahas tentang Implementasi sub penyalur dan penyalur mini BBM di Batam khususnya Hinterland. 

Editor : Tri Indaryani

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Pemerintah kota Batam bersama Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH) telah membahas tentang Implementasi sub penyalur dan penyalur mini BBM di Batam khususnya Hinterland.

Upaya tersebut dilakukan untuk mendorong serta mewujudkan keterjangkauan harga, ketersediaan dan kelancaran penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM).

Terlebih Batam maupun Kepri merupakan daerah kepulauan. Hal ini diyakini akan berimplikasi pada upaya mewujudkan BBM satu harga.

“Batam memang pemerintahannya kota tapi struktur geografis, demografis maupun ekonomi masih ada yang seperti pedesaan, seperti di Galang, Bulang, Belakangpadang. Maka dari itu, penyaluran harus melihat tidak hanya mainland Kota Batam tapi juga hinterland, wilayah pulau-pulau kecil Batam,” ucap Syamsul.

Ia mengatakan, jaminan keterjangkauan harga, ketersediaan, dan kelancaran penyaluran harus terus menjadi perhatian.

Ia menambahkan bahwa kenyataan saat ini terdapat perbedaan harga minyak dan gas wilayah mainland dan hinterland.

Beberapa wilayah hinterland masih mahal dibanding di mainland.

Baca juga: Mudahkan Nelayan Cari BBM, Pemko Batam Bakal Hadirkan SPBU Mini di Wilayah Hinterland

“Simpel saja harga minyak dan gas lebih murah di mainland dibanding sejumlah wilayah hinterland. Ini kita harus pikirkan. Kalau bahasa kerennya, Public Service Obligation atau PSO, dari ini ada istilah Domestic Market Obligation (DMO). Kewajiban pemerintah di samping ekspor, dalam negeri harus dipenuhi dulu,” ucapnya.

Sementara itu Komite BPH Migas Hendry Ahmad kegiatan sosialisasi implementasi sub penyalur dan penyalur mini ini penting agar masyarakat mendapatkan gambaran lain selain yang diketahui selama ini.

Pihaknya mengaku penyaluran bahan bakar di Indonesia masih perlu dikembangkan. Ia membandingkan antara Malaysia dan Indonesia.

“Malaysia setiap 6 ribu penduduk ada satu sedangkan Indonesia satu penyalur untuk 35 ribu penduduk. Saya sedikit sekali penyalur kita. Maka banyak pertamini itu tak lepas kurangnya penyalur,” katanya.

Untuk menjawab itu pembentukan sub penyalur adalah solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat di daerah yang masih belum terjangkau penyaluran, dan memudahkan masyarakat dalam mendapatkan BBM dengan harga affordable yang juga berimbas pada peningkatan ekonomi masyarakat.

“Paling tidak mencoba memenuhi terjamin ketersediaan di seluruh wilayah, termasuk di Kepri. Kita masih temui masyarakat kita ambil BBM dari tempat jauh dan membutuhkan waktu, biaya pengakutan yang cukup mahal. Ini yang kami jembatani, jika tak mampu bangun penyalur paling tidak kita bangun sub penyalur, yang terdiri adalah sekelompok masyarakat yang memiliki kepentingan bersama,” papar dia.

Sub penyalur akan mengambil bahan bakar di SPBU Pertamina atau penyalur yang ditetapkan pertamina lalu dibawa ke daerah tertentu untuk membantu masyarakat yang kesulitan mendapatkan BBM.

“Setiap kami keliling di daerah, mereka sampaikan punya uang tapi barangnya (BBM) tak ada, ini ironis,” ucapnya.

Selain untuk mencapai BBM satu harga di Batam, implemantasi mini BBM ini juga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat melalui bisnis migas secara legal. (TRIBUNBATAM.id/Rebekha Ashari Diana Putri)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved