LIGA ITALIA
Bintang AC Milan Selain Zlatan Ibrahimovic, Rafael Leao From Zero to Hero
Zlatan Ibrahimovic menjadi sosok yang dipuja di AC Milan, namun jangan palingkan muka dari penampilan impresif Rafael Leao.
TRIBUNBATAM.id | MILAN - Zlatan Ibrahimovic menjadi sosok yang dipuja di AC Milan, namun jangan palingkan muka dari penampilan impresif Rafael Leao.
Zlatan Ibrahimovic menorehkan enam gol dari lima laga Liga Italia.
Torehan gol itu mengantarkan penyerang asal Swedia bertengger di puncak Top Skor Liga Italia, mengungguli Romelu Lukaku dan Cristiano Ronaldo.
Namun di balik kegarangan Ibrahimovic, muncul sosok Rafael Leao yang patut diperhitungkan.
Penetrasinya begitu luar biasa kala bersua AS Roma, tadi malam.
Dua gol Ibrahimovic tidak menutup gemilangnya penampilan Leao di sisi kiri penyerangan AC Milan.
Akselerasinya melewati dua pemain bertahan AS Roma sebelum memberikan umpan matang kepada Saelemaekers membuahkan gol kedua bagi Milan.
Baca juga: AS Roma Tahan Imbang AC Milan, Paulo Fonseca Enggan Salahkan Wasit: Semua Orang Berbuat Salah
Di balik magis Ibra dalam laga menghadapi AS Roma, Rafael Leao menunjukkan kualitas mumpuni dari seorang yang sempat diragukan di awal kedatangannya.
Menghadapi AS Roma, gerakan dummy-nya dipadukan kecepatan menyisir di sisi kiri penyerangan, membuat lini belakang Sergiala Ibu Kota tak berkutik.
Bahkan Sempre Milan, memberikan rating 7 dan menjadikannya Man of The Match dalam laga big match di San Siro tersebut.
Performanya Rafael Leao berbeda 180 derajat dibanding awal kedatangannya di Milan.
Ditebus dengan mahar 23 Juta Poundsterling dari klub asal Prancis, Lille, ekspektasi yang diberikan ketika bergabung sangat besar.
Di umur 20 tahun kala itu, ia dibebankan ekspektasi besar untuk menjadi mesin gol.
Ia kesulitan beradaptasi dengan skema AC Milan, dan hanya mengemas 2 gol dalam 16 laga bersama AC Milan.
Dikutip dari La Gazetta, kala itu Leao diangap sebagai biang masalah tumpulnya lini depan AC Milan.
Kala itu, Milan memiliki tingkat serangan paling buruk selama 33 tahun terakhir. Mereka hanya mampu mencetak 28 gol dari 26 laga.
Saat itu penampilan Leao memang kurang bersinar, ia kalah saing dengan Ante Rebic yang bisa menunjukkan taringnya selama beberapa pertandingan terakhir.
Leao, di sisi lain, justru masih terlihat kesulitan beradaptasi.
Namun, Stefano Pioli tidak menyerah, dan tetap mempercayakan Leao sebagai starter.
Kedatangan Ibrahimovic di penghujung musim, membuat Leao mendapatkan peran baru dan sekaligus mendapatkan performa terbaiknya.
Leao digeser dari penyerang tengah menjadi winger yang melebar, ia bersaing dengan Castillejo dan Brahim Diaz di sisi kiri penyerangan AC Milan.
Dalam skema 4-2-3-1, Leao mengisi sisi kiri penyerangan, di balik kebangkitan AC Milan dan daya magis Ibrahimovic, ada Leao yang menemukan performa terbaiknya musim lalu.
Di Liga Italia musim ini, Leao paten mengisi sisi kiri penyerangan AC Milan, 3 laga dilakoni di sisi kiri, dan hanya sekali absen karena akumulasi kartu.
Bahkan di sisi kiri penyerangan ia mengemas 2 gol dan 3 asis sejauh ini, catatan yang hanya kalah dari Ibrahimovic dari segi gol,dan menjadi top asis bagi Milan.
AC Milan dan Pioli kini memetik performa gemilang Rafael Leao.
Setelah laga menghadapi AS Roma, Pioli tidak segan memuji pemain asal Portugal ini.
"Selama seminggu saya berbicara cukup jelas kepada Rafa (Leao) tentang apa yang saya harapkan darinya, saya sangat senang dengan penampilannya," ujar Pioli di laman resmi klub.
"Dia (Leao) harus terus seperti ini, dia adalah pemain yang sangat muda dan kuat, Saelemaekers berkembang pesat, Castillejo juga."
"Kami telah kehilangan Rebic selama lebih dari sebulan, Hauge baik-baik saja. Kami meningkatkan level departemen penyerang, dan itu meningkatkan daya saing," tutup Pioli.
Gemilangnya penampilan Leao tentu wajib diwaspadai, dengan usia yang masih sangat muda, tentu akan ada ruang baginya untuk berkembang.
Apabila Rafael Leao tetap bisa konsisten di sisi kiri penyerangan AC Milan, bukan tidak mungkin sucdetto bisa diraih Rossoneri sekaligus menghentikan hegemoni Juventus di Liga Italia.
Perlu 61 Tahun
Perlu 61 tahun guna samai rekor para legenda, AC Milan torehkan sejarah ketika ditahan AS Roma.
Terdapat satu fakta menarik dibalik hasil imbang yang diraih AC Milan ketika menjamu AS Roma di Stadion San Siro, Selasa (27/10/2020) dinihari tadi.
Fakta menarik yang ditorehkan AC Milan tak terlepas dari keberhasilan mereka mencetak tiga gol ke gawang AS Roma yang dijaga oleh Antonio Mirante.
Keberhasilan AC Milan mencetak tiga gol tersebut membuat mereka menyamai pencapaian yang pernah ditorehkan tepatnya pada tahun 1959 alias 61 tahun silam.
Catatan bersejarah itu kembali bisa diulangi AC Milan setelah berhasil mencetak minimal dua gol dalam 11 laga terakhirnya di semua kompetisi pula.
Pertandingan antara AC Milan melawan AS Roma pun akhirnya harus berakhir dengan skor imbang yakni 3-3.
Tiga gol AC Milan dihasilkan oleh Zlatan Ibrahimovic (2', 79') dan Alexis Saelemaekers (47').
Sementara, tiga gol balasan dari AS Roma masing-masing satu gol dihasilkan oleh Edin Dzeko (14'), Jordan Veretout (71'), dan Marash Kumbula (84').
Hasil imbang tersebut membuat laju sempurna AC Milan harus tertahan di tangan AS Roma.
Sebelumnya, AC Milan berhasil mencatatkan empat kemenangan beruntun dalam kancah Liga Italia musim ini.
AC Milan masih berhak menduduki posisi puncak klasemen dengan perolehan 13 poin dari lima pertandingan yang telah dilakoni.(*)