HARI PAHLAWAN 2020

Hari Pahlawan 10 November, Masuk Hari Besar Bukan Libur Seperti Sumpah Pemuda

Hari Pahlawan diperingati setiap 10 November. Makna peringatan Hari Pahlawan adalah untuk mengenang jasa-jasa pahlawan yang berjuang merebut kemerdeka

ist
Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2020 

TRIBUNBATAM.id - Hari Pahlawan diperingati setiap 10 November.

Makna peringatan Hari Pahlawan adalah untuk mengenang jasa-jasa pahlawan yang berjuang merebut kemerdekaan dari penjajah.

Hari Pahlawan 10 November ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur.

Keppres tersebut ditandatangani oleh Presiden Soekarno.

Dalam Keppres itu, ada enam hari bersejarah yang dijadikan sebagai hari nasional bukan hari libur.

Baca juga: Deretan Artis Keturunan Pahlawan, Maia Estianty hingga Dian Sastrowardoyo

  • Hari Pendidikan Nasional pada tanggal 8 Mei
  • Hari Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei
  • Hari Angkatan Perang pada tanggal 5 Oktober
  • Hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober
  • Hari Pahlawan pada tanggal 10 November
  • Hari Ibu pada tanggal 22 Desember

 

Meski baru ditetapkan sebagai hari nasional pada tahun 1959, tetapi peringatan hari pahlawan sudah ada sebelum tahun itu.

Dalam Majalah ARSIP Edisi 64/Juli-Desember 2014 yang diterbitkan oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), tercatat Bung Karno telah menghadiri peringatan Hari Pahlawan di Bali pada tahun 1958, satu tahun sebelum penetapan 10 November sebagai hari pahlawan.

Pada kesempatan itu, Bung Karno memberi sambutan di hadapan para pemuda dan pelajar yang menghadiri acara peringatan itu.

Dalam arsip itu juga disebutkan bahwa setiap 10 November diadakan perayaan atau pawai melintasi jalan-jalan besar di Surabaya, terutama melalui Hotel Oranje atau Hotel Yamato.

Sebab, ditempat itulah bendera Belanda diturunkan oleh para pemuda Surabaya dan menggantinya dengan bendera Merah Putih.

Selain itu, dikutip laman Kemsos.go.id, warga dianjurkan untuk mengibarkan bendera satu tiang yang diletakkan di setiap rumah dan lingkungan pemukiman, Minggu (10/11/2019).

Hal itu dilakukan untuk mengenang para pahlawan Indonesia yang telah gugur.

Selain itu, peristiwa penting yang terjadi pada 10 November juga perlu dipelajari, agar bisa memetik pelajaran dari setiap kejadian.

Bagaimana cerita dibalik terjadinya peristiwa 10 November saat pertempuran di Surabaya?

Pertempuran Surabaya

Pertempuran Surabaya yang mengakibatkan banyak pejuang gugur menjadi peristiwa penting

dan bersejarah bagi bangsa Indonesia pada 10 November.(Wikipedia.org)

Berikut cerita pertempuran di Surabaya, yang dilansir dari Wikipedia.org :

Pertempuran Surabaya merupakan pertempuran tentara dan milisi yang pro terhadap kemerdekaan Indonesia, tentara Britania Raya dan India Britania.

Pada 10 November 1945, terjadi perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing.

Pertempuran terbesar dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia itu menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.

Setelah, pertempuran tersebut dukungan rakyat Indonesia dan dunia internasional terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia semakin kuat.

Ketika pasukan Sekutu mendarat pada akhir Oktober 1945, Surabaya digambarkan sebagai "benteng bersatu yang kuat

Pertempuran pecah pada 30 Oktober setelah komandan pasukan Britania, Brigadir A. W. S. Mallaby tewas dalam baku tembak.

Britania melakukan serangan balasan punitif pada 10 November dengan bantuan pesawat tempur.

Pasukan kolonial merebut sebagian besar kota dalam tiga hari, pasukan Republik yang minim senjata melawan selama tiga minggu, dan ribuan orang meninggal dunia ketika penduduk kota mengungsi ke pedesaan.

Setelah terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, penggantinya, Mayor Jenderal Robert Mansergh mengeluarkan ultimatum.

Ultimatum itu menyebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan.

Selain itu, dituntut untuk menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas.

Batas ultimatum adalah jam 6.00 pagi pada tanggal 10 November 1945.

Pertempuran Surabaya1

Pertempuran Surabaya yang mengakibatkan banyak pejuang gugur menjadi peristiwa penting

dan bersejarah bagi bangsa Indonesia pada 10 November.

Ultimatum tersebut kemudian dianggap sebagai penghinaan bagi para pejuang dan rakyat yang telah membentuk badan-badan perjuangan.

Ultimatum ditolak oleh pihak Indonesia karena Republik Indonesia waktu itu sudah berdiri, dan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) telah dibentuk sebagai pasukan negara.

Selain itu, banyak organisasi perjuangan bersenjata yang telah dibentuk masyarakat.

Termasuk di kalangan pemuda, mahasiswa dan pelajar yang menentang masuknya kembali pemerintahan Belanda.

Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan.

Pasukan sekutu mendapatkan perlawanan dari pasukan dan milisi Indonesia.

Perlawanan pihak Indonesia berlangsung alot, dari hari ke hari, hingga dari minggu ke minggu.

Awalnya, perlawanan dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin teratur.

Pertempuran ini mencapai waktu sekitar tiga minggu.

Setidaknya 6.000 – 16.000 pejuang dari pihak Indonesia tewas dan 200.000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya.

Pertempuran berdarah di Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan rakyat di Indonesia.

Sehingga momen 10 November kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh Republik Indonesia hingga sekarang.

Para Pahlawan Indonesia1
Para Pahlawan Indonesia

Para Pahlawan Indonesia

  • Bung Tomo 
  • KH. Hasyim Asy'ari
  • KH. Wahab Hasbullah 
  • Ahmad Dahlan
  • Diponegoro
  • Mohammad Hatta
  • Cut Nyak Dien
  • Kartini
  • Sudirman
  • Soekarno
  • Tuanku Imam Bonjol
  • Pattimura
  • Ismail Marsuki, dan lain-lain

Pertempuran Arek Surabaya

Ditetapkannya 10 November sebagai Hari Pahlawan bukan tanpa alasan.

10 November 1945 merupakan pertempuran antara arek-arek Surabaya dengan tentara Belanda.

Peristiwa itu bermula dari kedatangan Tentara Sekutu ke Surabaya pada Oktober 1945 yang dipimpin oleh Jenderal Mallaby.

Mereka melakukan aksi seremonial dengan berjalan ke berbagai sudut kota untuk melihat situasi.

Akan tetapi, pada 30 Oktober 1945, perwira kerajaan Inggris itu tewas akibat mobil yang ditumpanginya hangus terbakar.

Mengenai penyebab tewasnya Jenderal Mallaby, hingga saat ini masih menjadi perdebatan.

Beberapa sumber menyebutkan Mallaby tewas setelah aksi tembak menembak terhadap penduduk Surabaya.

Sumber lain mengatakan bahwa ia terbunuh akibar granat dari anak buahnya yang berusaha melindungi. Namun, granat itu melesat dan terkena mobil Mallaby, seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com (10/11/2018).

Terbunuhnya Mallaby itu pun memantik kemarahan dari tentara Sekutu.

Tepat pada 9 November 1945, tentara sekutu mengeluarkan ultimatum kepada warga Surabaya melalui selebaran kertas.

Ultimatum tersebut berisi tuntutan agar warga Surabaya menyerahkan semua senjata kepada tentara Sekutu sebelum jam 06.00 pagi hari berikutnya, 10 November 1945.

Namun, warga Surabaya menolak tuntutan itu. Pertempuran antara kedua pihak pun tak terelakkan.

Pertempuran yang berlangsung lebih dari tiga minggu itu memakan ribuan korban jiwa di pihak Indonesia.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved