PENANGANAN COVID

Kadinkes Kepri Ungkap Pemindahan Alat PCR dari Batam ke Karimun, Pesan 2 Unit Bantu Tangani Corona

Kadinkes Kepri menyebut, pemindahan alat PCR test dari Batam ke Karimun karena kabupaten tersebut belum memiliki alat itu untuk penanganan Covid-19

TribunBatam.id/Roma Uly Sianturi
KADINKES KEPRI - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Mohammad Bisri mengungkap alasan pemindahan PCR dari Kota Batam ke Karimun. 

Editor: Septyan Mulia Rohman

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri mengungkapkan alasan pemindahan Polymerase Chain Reaction (PCR) dari Kota Batam ke Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepri, Mohammad Bisri mengaku, pemindahan satu unit PCR portable untuk mendukung pengujian sampel swab ke Karimun itu untuk membantu penanganan Covid di sana.

Karimun menurutnya belum memiliki alat untuk menguji sampel swab, sehingga terpaksa harus mengirimkannya ke Batam.

"Beberapa waktu lalu sudah kami serahkan dua alat untuk Batam. Namun satu unit alat PCR Portable dipindahkan ke Karimun.

Setelah mendapatkan bantuan alat sendiri, hal ini tidak perlu lagi, karena mereka sudah punya alat sendiri.

Jadi bisa mengurangi beban di BTKL-PP Kelas I Batam," ucapnya, Kamis (29/10/2020).

Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) kembali menganggarkan pembelian 2 unit PCR portable.

KADINKES KEPRI - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Mohammad Bisri. Pihaknya memesan dua unit portable PCR Test untuk memudahkan pemeriksaan warga yang diduga terinfeksi Covid-19.
KADINKES KEPRI - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Mohammad Bisri. Pihaknya memesan dua unit portable PCR Test untuk memudahkan pemeriksaan warga yang diduga terinfeksi Covid-19. (TribunBatam.id/Roma Uly Sianturi)

Diakuinya 2 alat akan diberikan untuk Batam dan Lingga. Saat ini jumlah kasus di Batam masih terus meningkat, sedangkan jumlah alat pemeriksaan tes swab masih terbatas.

Hal ini membuat hasil tes lambat keluar dan dikhawatirkan berdampak pada penyebaran.

Pengadaan dua unit alat baru ini diharapkan bisa tahun ini.

Sehingga bisa segera diserahkan ke Batam untuk difungsikan dalam menunjang pekerjaan tim kesehatan.

Ia berharap, Batam bisa membeli kekurangan alat pemeriksaan tes swab ini sendiri seperti rencana daerah lain.

"Kabupaten lain mereka akan beli sendiri. Paling tidak satu daerah punya satu alat. Saya rasa Batam juga pasti mampu.

Selain bantuan yang diberikan tentunya. Karena penduduknya paling banyak, jadi butuh alat lebih banyak juga," sebutnya.

Batam Andalkan PCR Bantuan Singapura

Alat untuk memeriksa sampel swab di Balai Teknik Kesehatan dan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) Kelas I Kota Batam diakui Kadinkes Batam masih terbatas.

BTKL-PP Kelas I Batam diakui Didi Kusmarjadi hanya mengandalkan dua unit Polymerase Chain Reaction (PCR) bantuan Singapura.

Kondisi ini yang menyebabkan lambatnya hasil tes swab Covid-19, khususnya di Kota Batam.

Didi tampak menyesalkan hingga saat ini belum ada bantuan alat PCR test tambahan baik dari Kementerian Kesehatan ataupun Pemerintah Provinsi Kepri.

Ironisnya lagi, kata Didi, selain melayani pasien di Batam, kedua alat tersebut juga menerima sampel dari Karimun, Bintan dan Tanjungpinang.

Satu alat yang berada di RSUD Embung Fatimah dialihkan ke Karimun.

Baca juga: Mayoritas Karyawan Swasta, Berikut Daftar 19 Pasien Sembuh Virus Corona di Batam

Baca juga: DAFTAR Riwayat Kontak Pasien Covid-19 Batam, 10 di Antaranya Tahu Kena Corona Lewat Swab Mandiri 

KADISDIK KEPRI - Kadisdik Provinsi Kepri, Mohammad Bisri. Dua alat dua alat Polymerase Chain Reaction (PCR) Portable yang dipesan Pemprov Kepri diperuntukan bagi RSUD Embung Fatimah dan RSBP Batam.
KADISDIK KEPRI - Kadisdik Provinsi Kepri, Mohammad Bisri. Dua alat dua alat Polymerase Chain Reaction (PCR) Portable yang dipesan Pemprov Kepri diperuntukan bagi RSUD Embung Fatimah dan RSBP Batam. (TribunBatam.id/Istimewa)

Alat PCR mobil yang besar kapasitasnya justru diletakkan di RS Tanjungpinang.

Padahal untuk jumlah pasien terindentifikasi positif Covid-19 di Batam sendiri semakin meningkat setiap harinya.

Sementara itu, 2 alat Portabel PCR Test pesanan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang diserahkan kepada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah dan Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam (RSBP) Batam, Jumat (9/10/2020) lalu malah ditarik kembali.

"PMI (Pekerja Migran Indonesia) juga cek di BTKL. Semua numpuk di BTKL. Bantuan alat darimanapun tak ada sampai detik ini ya," ucap Kadinkes Batam Didi Kusmarjadi, Rabu (28/10/2020).

Didi menambahkan tak hanya masyarakat Kota Batam, pihaknya juga membantu penanganan PMI di Kota Batam tanpa adanya bantuan dari Pemprov Kepri.

Mulai dari kendaraan PMI, makanan dan tempat.

"Apabila ada PMI yang mengeluhkan sample lama bukan kesalahan di Pemko," imbuhnya.

Batam Masih Zona Merah Corona

Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Batam, pada 28 Oktober 2020, mencapai 2728 kasus, setelah ada penambahan 22 pasien terkonfirmasi Covid-19.

Adapun dari jumlah tersebut, sebanyak 2001 kasus telah dinyatakan sembuh (discarded), 66 meninggal, sedangkan 661 masih dalam perawatan.

Hingga kini, pada minggu keempat bulan Oktober 2020, jumlah penambahan kasus Covid-19 di Batam melandai di angka 157, sebelum sempat melonjak pada 571 di minggu sebelumnya.

Saat ini, pasien yang tengah dirawat, tersebar di sejumlah rumah sakit dengan rincian, 299 pasien di RSKI Covid-19 Galang, 147 pasien di Rusun BP Tanjunguncang, 37 di RS Bhayangkara, 31 di RSBP Batam.

Selanjutnya, 24 pasien di RS Awal Bros, 21 pasien di RS Budi Kemuliaan, 21 pasien di RS Harapan Bunda, 20 pasien diisolasi mandiri, 4 pasien di RS Camatha Sahidya, 1 RS Keluarga Husada, 13 pasien di RS Graha Hermine

Sementara itu, 2 pasien di RS Soedarsono D, 17 pasien di RSUD Embung Fatimah, 1 pasien di RS Elisabeth Sei Lekop, 9 pasien di RS Elisabeth Batam Kota, 12 pasien di RS Elisabeth Lubuk Baja, dan 2 pasien di RS Mutiara Aini.

Dengan adanya penambahan kasus yang signifikan, zona merah masih menetap di sejumlah kecamatan Kota Batam.

Di antaranya, Kecamatan Bengkong dengan 42 kasus dalam perawatan, Kecamatan Lubuk Baja 31 kasus, Kecamatan Nongsa 24 kasus, Kecamatan Batam Kota 117 kasus, Kecamatan Sei Beduk 80 kasus, Kecamatan Sagulung 127 kasus, Kecamatan Batuaji 99 kasus, dan Kecamatan Sekupang 126 kasus.

Sementara itu, Kecamatan Batu Ampar masih berzona oranye dengan 12 kasus dalam perawatan, Kecamatan Belakang Padang berzona kuning dengan 3 kasus.

Sedangkan dua Kecamatan di wilayah hinterland Kota Batam, yakni Kecamatan Bulang dan Kecamatan Galang masih berzona hijau tanpa kasus dalam perawatan.

Saat ini, proses tracing kasus Covid-19 masih tengah dijalankan oleh Tim Gugus Tugas Covid-19 Kota Batam.

Sebanyak 12.457 sampel telah diperiksa RT PCR, 37 sampel dalam proses, sementara itu, jumlah pemeriksaan rapid test telah mencapai 30.197.

"Kita akan terus terapkan 3T, tracing, testing dan treatment. Semakin banyak kita tracing, maka makin banyak pula yang dites dan dirawat," ujar penjabat sementara (Pjs) Wali Kota Batam, Syamsul Bahrum beberapa waktu lalu. (TRIBUNBATAM.id/Roma Uly Sianturi/Hening Sekar Utami)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved