Semua karena Virus Corona! Derai Air Mata Pascahajatan Nikah, Istri hingga Mertua Meninggal Dunia
Kesenangan di sebuah acara pernikahan di Sragen berganti menjadi duka setelah satu keluarga meninggal dunia
Lebih lanjut pemkab Sragen akan menggelar rapat dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) terkait dengan kasus itu.
"Yang namanya suspect meninggal tentu harus diantisipasi," tegas dia.
Kronologi kejadian
Sebelumnya, pernikahan di tengah pandemi di Kabupaten Sragen meninggalkan kisah pilu, karena satu keluarga meninggal dunia pascaacara.
Baca juga: Wakil Ketua DPRD Jadi Tersangka Karena Bikin Dangdutan saat Hajatan
Awal nasib pilu itu terjadi sejak pernikahan yang dihadiri ratusan orang pada 24 Oktober lalu.
Ternyata dua hari setelah acara 26 Oktober, pengantin berinisial LD (28) mengalami sesak napas saat ngunduh mantu di Kabupaten Wonogiri.
Dia dirawat selama seminggu lebih di RSUD dr Moewardi Solo sebelum akhirnya meninggal dunia pada 5 November.
Baca juga: Hajatan di Sragen Diboikot Cuma Karna Beda Pilihan Pilkades, Warga Dandan Rapi Tapi Dihalangi Datang
Meski belum diketahui positif corona, sehari ditinggal LD, ibunya berinsial S (57) menyusul menghembuskan napas berstatus positif di RSUD Ngipang Solo.
Bahkan pada 9 November ayahnya yakni SD (60) meninggal dunia karena corona.
Kepala Desa (Kades) Wonorejo, Edi Subagyo menjelaskan, tiga hari sebelum pernikahannya, LD sempat memeriksakan diri ke dokter karena merasa sesak napas.

Terlebih pernah perjalanan ke Jakarta.
"Terus sama dokternya disuruh opname, tapi dianya tidak mau karena sebentar lagi mau menikah," tuturnya, Selasa (10/11/2020).
Ia menyebut, almarhum pengantin perempuan punya riwayat penyakit asma.
Setelah adanya kejadian itu, pemerintah desa tidak melakukan lockdown.
Baca juga: Dari Hajatan 10 Hari Non-stop sampai Undian Mobil, Ini 5 Pesta Nikah Paling Fenomenal di Indonesia
"Biasa saja, tidak lockdown," katanya.