Nikahan Putri Rizieq Shihab Vs Kerumunan Massa Gibran, Putra Presiden Jokowi Trending Twitter
Seperti diketahui, sejak kepulangannya ke tanah air, Rizieq Shihab memang sudah menimbulkan konfrontasi di tengah masyarakat.
TRIBUNBATAM.ID, SOLO - Aksi saling 'serang' terjadi antara pendukung Rizieq Shihab dengan pendukung calon Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Hal ini seriring dengan kerumunan yang terjadi saat pesta pernikahan putri Rizieq Shihab.
Diketahui selama tiga tahun belakangan ini, Habib Rizieq berada di Arab Saudi sebelum akhirnya memutuskan pulang ke Indonesia.
Seperti diketahui, sejak kepulangannya ke tanah air, Rizieq Shihab memang sudah menimbulkan konfrontasi di tengah masyarakat.
Mulai dari kerumunan yang terjadi di Bandara Soekarno-Hatta saat penjemputannya.
Lalu keseriusannya menjalani karantina mandiri sepulang dari Arab Saudi.
Hingga hajatan pernikahan sang putri yang digelarnya di kediamannya di Petamburan sehingga memunculkan kerumunan.
Pihak Habib Rizieq pun melontarkan pembelaan atas hal tersebut.
Mereka berdalih jika hanya mengundang 30 orang dalam pernikahan sang putri.
Bahkan kini ketegasan Polri dalam mengusut kerumunan massa pada hajatan Habib Rizieq Shihab pun dibandingkan-dibandingkan.
Kerja polisi dibandingkan saat mengusut kerumunan massa saat Gibran Rakabuming Raka mendaftar ke KPU.
Tak sedikit warganet menyatakan pemerintah, dalam hal ini Polri melakukan standar ganda terhadap acara Imam Besar Front Pembela Islam ( FPI ) itu.
Dalam kasus kerumunan massa Habib Rizieq, Polri mencopot Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jawa Barat.
Menyusul juga polisi memanggil untuk diperiksa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Sementara itu, Putra Presiden Joko Widodo ( Jokowi ), Gibran Rakabuming Raka menjadi perbincangan publik.
Bahkan Gibran Rakabuming Raka pada Rabu (18/11/2020) sempat trending di media sosial Twitter.
Hal ini rupanya bermula dari kritikan yang tertulis mengomentari adanya penumpukan massa saat Gibran mendaftar Calon Wali Kota Solo, di Kantor KPU Solo pada Jumat (4/9/2020) lalu.
Seperti akun Fitri Saesarianti @saesarianti yang menulis : Gibran ya, ketidakadilan yang terpampang nyata di depan mata, yang membuktikan bahwa petinggi beserta keturunannya adalah penguasa, haruskah diam saja? Sebentar lagi pengalihan isu, haruskah tutup mata? this is not fair, open your eyes.
Gibran akhirnya memberikan komentar setelah namanya dicatut sejumlah netizen di media sosial.

Ia menyatakan siap ditegur dan mendapat hukuman, bila memang kampanyenya yang menghadirkan massa dianggap salah.
Menanggapi kritik yang ada tersebut, Gibran berdalih, massa yang mengantarnya ketika itu sudah sesuai aturan.
"Sudah di bawah 50 orang," papar dia.
Gibran juga menyatakan siap untuk ditegur bila memang ada hal yang dianggap salah pada dirinya.
Dia mengatakan, dalam kegiatannya selalu didampingi Bawaslu Solo.
"Kalau ada sesuatu yang salah monggo langsung ditegur.
Saya siap ditegur dan mendapatkan hukuman," kata Gibran.
Menurut dia, saat ini yang terpenting adalah kesehatan masyarakat dan jangan sampai ada klaster Pilkada.

Polisi tebang pilih
Kerumunan massa Front Pembela Islam ( FPI ) saat menyambut kepulangan Rizieq Shihab dan pernikahan putri Rizieq Shihab di Petamburan, beberapa waktu lalu menimbulkan polemik.
Peristiwa itu, sampai-sampai membuat Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dicopot.
Nana dicopot lantaran dianggap tak mampu mengendalikan massa yang mengakibatkan kerumunan di masa pandemi.
Polri bahkan memeriksa banyak pejabat, termasuk Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Nah, Pengacara FPI Aziz Yanuar angkat bicara soal langkah polisi mengusut pelanggaran protokol kesehatan kerumunan pendukung Rizieq Shihab itu.
Menurut Aziz, polisi tidak adil karena hanya mempermasalahkan pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan Rizieq dan FPI.
Padahal, banyak kegiatan lain di berbagai daerah yang menimbulkan kerumunan namun tidak ditindak.
"Ternyata hukum itu hanya berlaku untuk FPI, Habib Rizieq dan para pendukungnya. Karena pelanggaran protokol kesehatan cuma dipermasalahkan yang dilaksanakan Habib Rizieq dan FPI," kata Aziz kepada Kompas.com, Selasa (17/11/2020).
Aziz pun lalu mencontohkan kerumunan yang terjadi saat putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming mendaftarkan diri sebagai calon wali kota Solo.
"Gibran daftar wali kota Solo, ngumpul banyak massa, enggak pakai masker, enggak jaga jarak, enggak masalah," katanya.
Selain itu, ia juga menyinggung rapat koordinasi menteri di Bali di mana para menteri dan jajarannya berfoto bersama tanpa masker dan jaga jarak.
Juga acara Elite Race Marathon di Magelang yang penontonnya tidak menjaga jarak.
"Terakhir, Banser di Banyumas gelar parade kumpul banyak orang, tidak jaga jarak, enggak masalah," ujarnya.

Atas dasar itu lah, Aziz menilai polisi bertindak tak adil.
Meski begitu, Aziz memastikan pihaknya akan mengikuti proses hukum apabila dipanggil oleh kepolisian.
Polda Metro Jaya sebelumnya memanggil sejumlah pejabat di DKI Jakarta menyusul kerumunan pesta pernikahan dan perayaan Maulid Nabi di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat, yang dilakukan pemimpin ormas Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
Pihak yang dipanggil mulai dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Wali Kota Jakarta Pusat Bayu Meghantara, Kasatpol PP DKI Arifin, Lurah Petamburan Setiyono, Kepala Biro Hukum DKI Jakarta Yayan Yuhanah, Kepala KUA Tanah Abang, Camat Tanah Abang, Ketua RT dan RW tempat tinggal Rizieq, serta Babinkamtibnas.
.
.
.
Baca berita menarik lain di Google
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Nama Gibran Jadi Trending karena Dapat Beda Perlakuan dengan FPI, Gibran : Saya Siap Dihukum