Tutup Tahun 2020 IHSG Terkoreksi, Ini 10 Saham yang Diburu Investor Asing
Tutup tahun 2020, IHSG tercatat merosot di bawah 6000, Rabu 30 Desember 2020.
TRIBUNBATAM.id - Tutup tahun 2020, IHSG tercatat merosot di bawah 6000, Rabu 30 Desember 2020.
IHSG merosot 0,95% ke level 5.979.073.
Tercatat sepanjang tahun 2020, IHSG turun 5,09% year to date (ytd). Sementara secara year on year (yoy) IHSG turun 2,46%.
IHSG dibuka menguat di level 6.052.121, kemudian turun dan menyentuh level terendah di level 5.962.010 dan level tertinggi 6.055.970 di sepanjang perdagangan terakhir tahun 2020 ini.
Mengutip data RTI, 8 dari 10 sektor melemah. Sektor yang turun paling dalam adalah infrastruktur terpangkas 2,49%, sektor industri dasar merosot 2,02%, sektor konstruksi terpangkas 1,62% dan sektor tambang tertekan 1,33%.
Hanya dua sektor yang menghijau yakni sektor perkebunan dan perdagangan masing-masing menguat 0,89% dan 0,17%.
Total volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) 24,70 miliar dengan total nilai transaksi Rp 14,51 triliun.
Sebanyak 365 saham turun, dan 134 saham naik serta 119 saham flat.
Investor asing membukukan net buy atau beli bersih sebesar Rp 76,06 miliar di seluruh pasar.
Asing mencatat net buy terbesar pada saham PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM) Rp 202,5 miliar. Saham BSIM pun menguat 1% ke Rp 5050 per saham. Total volume perdagangan saham BSIM mencapai 368 juta dengan nilai transaksi Rp 202,7 miliar.
Asing juga mengoleksi saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 94,8 miliar. Saham BBCA ditutup menguat tipis 0,07% ke level Rp 33.850 per saham. Total volume perdagangan saham BBCA mencapai 12,9 juta dengan nilai transaksi Rp 440 miliar.
Asing juga memburu saham PT Astra International Tbk (ASII) Rp 65,1 miliar. Saham ASII ditutup melemah tipis 0,41% ke Rp 6.025 per saham. Total volume perdagangan saham ASII mencapai 49,3 juta dengan nilai transaksi Rp 298,5 miliar.
Berikut 10 saham dengan net buy terbesar asing pada perdagangan Rabu:
1. BSIM Rp 202,5 miliar
2. BBCA Rp 94,8 miliar
3. ASII Rp 65,1 miliar
4. UNTR Rp 57,9 miliar
5. BBRI Rp 40,2 miliar
6. BBTN Rp 36,9 miliar
7. KPIG Rp 34,9 miliar
8. MAPI Rp 29 miliar
9. BMRI Rp 28,2 miliar
10. MNCN Rp 25,9 miliar
