Kisah Maya Banting Setir dari PSK Jualan Ayam Geprek, Ditawar 100 Ribu Padahal Biasa Dapat 1 Juta

Tak cuma mereka yang tadinya bekerja di sektor formal yang terkena dampak pandemi, bisnis jasa esek-esek pun terkena imbas

Kisah Maya Banting Setir dari PSK Jualan Ayam Geprek, Ditawar 100 Ribu Padahal Biasa Dapat 1 Juta. Foto ilustrasi 

Bukan hanya itu, kebutuhan hidup yang terus berjalan juga disiasati dengan utang dari warung ke warung.

"Dari warung sini, warung sana.

Kalau punya uang kita bayar.

Kalau enggak ya utang lagi, dimaki-maki sedikit sih, tapi enggak apa-apa yang penting bisa hidup dulu," cerita Maya.

Berusaha ganti profesi

Namun, sebulan terakhir ini Maya merintis usaha kuliner.

"Ayam geprek, terus lumpia basah, seblak, es krim buat anak-anak, pangsit dibungkus-bungkus."

Modalnya ia pinjam dari teman dan anak kekasihnya.

"Aku juga bersyukur bisa makan di sini, bisa makan di usaha ini.

Biar pun usaha masih kecil-kecilan kadang-kadang hari ini sepi, besok enggak tahu, namanya jualan ada sepinya ada enggaknya," katanya.

Selama berjualan, ia mulai jarang untuk mencari tamu, kecuali dagangannya sedang sepi pembeli.

Baca juga: PSK di Jogja Tewas Setelah Layani 6 Pria Hidung Belang di Sebuah Hotel, Suami Juga Jadi Tersangka

"Kita masih ke depan (jalan) juga, tapi jarang. Seminggu itu aku bisa satu kali," kata Maya.

ILUSTRASI PSK
ILUSTRASI PSK (IST)

Pilihan menjadi pekerja seks

Maya mengaku menjadi pekerja seks sejak usia 15 tahun.

Saat itu, perempuan asal Jawa Barat ini diiming-imingi seorang teman bekerja di sebuah restoran di Jakarta.

Halaman
1234
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved